Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Pemerintah Kota Balikpapan hadiri rapat koordinasi terkait dengan perkembangan situasi nasional terkini dan strategi pengendalian inflasi menjelang akhir tahun. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan - Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menyampaikan sembilan arahan penting dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait kondisi nasional dan pengendalian inflasi di daerah.
Arahan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional secara daring yang diikuti dari VIP Room Balai Kota Balikpapan, Selasa (2/9/2025).
Dalam rapat itu, dua isu utama dibahas yakni perkembangan situasi nasional terkini dan strategi pengendalian inflasi menjelang akhir tahun.
“Kemendagri meminta kepala daerah untuk lebih fokus pada kebutuhan masyarakat dan menjaga stabilitas di wilayah masing-masing,” ucap Bagus usai rapat.
Beberapa poin penting dari arahan tersebut antara lain menghindari pemborosan anggaran untuk kegiatan seremonial. Tidak memamerkan gaya hidup mewah (flexing) dan menunda perjalanan dinas ke luar negeri.
Menggelar doa bersama tokoh agama dan masyarakat, mengintensifkan kegiatan pasar murah dan program-program yang langsung menyentuh kebutuhan dasar warga.
“Pemerintah diminta untuk lebih dekat dengan masyarakat, mendengarkan keluhan mereka, dan menjaga suasana tetap kondusif melalui dialog dengan tokoh masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) diminta untuk memperkuat koordinasi dan meningkatkan pengawasan sosial di tengah dinamika nasional yang berkembang.
Dari sisi ekonomi, Balikpapan dan Kaltim dinilai sebagai wilayah yang stabil. Bahkan, kata Bagus, Balikpapan mencatat deflasi sebesar 0,083 persen secara bulanan.
“Sementara secara tahunan, inflasi daerah berada di angka 1,73 persen lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 2,31 persen,” terangnya.
Untuk menjaga kestabilan tersebut, Pemkot Balikpapan terus bekerja sama dengan Bulog dan Bank Indonesia. Salah satu program yang dijalankan adalah Gerakan Pangan Murah di lima kecamatan, yang berhasil menjual total 3,5 ton bahan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng.
“Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah kota dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan,” paparnya.
Dirinya juga memastikan bahwa harga beras medium di Balikpapan masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Beras SPHP dari Bulog dijual Rp12.000 per kilogram atau Rp60.000 per lima kilogram, lebih murah dari HET Rp14.000.
Ia menambahkan, salah satu faktor yang kerap menyebabkan kenaikan harga adalah biaya transportasi. Oleh karena itu, Pemkot terus berupaya mengatasi hambatan distribusi dan pungutan yang tidak perlu di jalur logistik.
“Selain isu inflasi, rapat ini juga menekankan pentingnya antisipasi terhadap potensi gangguan keamanan sosial di daerah,” tutupnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Pemerintah Kota Balikpapan hadiri rapat koordinasi terkait dengan perkembangan situasi nasional terkini dan strategi pengendalian inflasi menjelang akhir tahun. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan - Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menyampaikan sembilan arahan penting dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait kondisi nasional dan pengendalian inflasi di daerah.
Arahan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional secara daring yang diikuti dari VIP Room Balai Kota Balikpapan, Selasa (2/9/2025).
Dalam rapat itu, dua isu utama dibahas yakni perkembangan situasi nasional terkini dan strategi pengendalian inflasi menjelang akhir tahun.
“Kemendagri meminta kepala daerah untuk lebih fokus pada kebutuhan masyarakat dan menjaga stabilitas di wilayah masing-masing,” ucap Bagus usai rapat.
Beberapa poin penting dari arahan tersebut antara lain menghindari pemborosan anggaran untuk kegiatan seremonial. Tidak memamerkan gaya hidup mewah (flexing) dan menunda perjalanan dinas ke luar negeri.
Menggelar doa bersama tokoh agama dan masyarakat, mengintensifkan kegiatan pasar murah dan program-program yang langsung menyentuh kebutuhan dasar warga.
“Pemerintah diminta untuk lebih dekat dengan masyarakat, mendengarkan keluhan mereka, dan menjaga suasana tetap kondusif melalui dialog dengan tokoh masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) diminta untuk memperkuat koordinasi dan meningkatkan pengawasan sosial di tengah dinamika nasional yang berkembang.
Dari sisi ekonomi, Balikpapan dan Kaltim dinilai sebagai wilayah yang stabil. Bahkan, kata Bagus, Balikpapan mencatat deflasi sebesar 0,083 persen secara bulanan.
“Sementara secara tahunan, inflasi daerah berada di angka 1,73 persen lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 2,31 persen,” terangnya.
Untuk menjaga kestabilan tersebut, Pemkot Balikpapan terus bekerja sama dengan Bulog dan Bank Indonesia. Salah satu program yang dijalankan adalah Gerakan Pangan Murah di lima kecamatan, yang berhasil menjual total 3,5 ton bahan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng.
“Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah kota dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan,” paparnya.
Dirinya juga memastikan bahwa harga beras medium di Balikpapan masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Beras SPHP dari Bulog dijual Rp12.000 per kilogram atau Rp60.000 per lima kilogram, lebih murah dari HET Rp14.000.
Ia menambahkan, salah satu faktor yang kerap menyebabkan kenaikan harga adalah biaya transportasi. Oleh karena itu, Pemkot terus berupaya mengatasi hambatan distribusi dan pungutan yang tidak perlu di jalur logistik.
“Selain isu inflasi, rapat ini juga menekankan pentingnya antisipasi terhadap potensi gangguan keamanan sosial di daerah,” tutupnya.
(Sf/Rs)