Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Dapur SPPG Sukarame, Kecamatan Tenggarong. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) masih saja menjadi sorotan, para orang tua mempertanyakan pengawasan program ini dan dampaknya terhadap kesehatan anak.
Menurut pantauan seputarfakta.com, beberapa orang tua peserta didik mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa menu yang disajikan kurang nyaman, kemudian timbul kekhawatiran kalau makanan tersebut tidak cukup bergizi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan sang anak.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sukarame, Kecamatan Tenggarong, Ninda Dwi Fitriani menjelaskan terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) MBG.
SOP sangat krusial dalam pengelolaan MBG, kebersihan serta penyimpanan dan pengolahan bahan juga menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan.
Ninda menerangkan SOP pengolahan bahan dimasak dengan cara yang tepat demi mempertahankan nilai gizi makanan, serta penggunaan bahan-bahan yang aman dan sehat tanpa MSG atau bahan tambahan makanan yang umum digunakan untuk memperkuat rasa pada makanan dan pewarna buatan.
Terkait pengiriman makanan ke sekolah-sekolah,m dilakukan dengan memperhatikan keamanan dan higienis. Untuk pendistribusiannya dilakukan 30 menit sebelum waktu istirahat.
"SOP pengirimannya tidak boleh telat, 30 menit sebelum istirahat makanan ini sudah datang ke sekolah, meski begitu kami juga tetap memperhatikan kualitasnya," kata Ninda, Jumat (8/7/2025).
Soal standar kebersihan petugas, dapur SPPG telah menyediakan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, penutup kepala dan celemek untuk para karyawannya. Pengawasan terhadap prosedur kebersihan dilakukan secara terus-menerus.
"Mereka ada sekitar 40 orang lebih, kami bagi dua kloter, jadi dapur ini terus berjalan selama 24 jam tidak berhenti, cara kerja mereka harus menggunakan APD," ujarnya.
Pihaknya juga telah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar untuk pengawasan lingkungan maupun sampah.
Kemudian SOP penerimaan bahan baku dilakukan dengan pemeriksaan kualitas dan kebersihan bahan. Ninda memastikan bahan yang diterima sesuai standar dan layak digunakan dalam produksi.
Untuk menjaga kualitas dan keamanan, penyimpanan bahan baku juga tidak sembarang tempat, dapur SPPG telah menyediakan ruang penyimpanan bahan yang bisa mengatur suhu agar dapat terjaga kualitasnya.
Selanjutnya prosedur pencucian peralatan masak dan makan. Upaya dalam menjaga kebersihan, pengelolaan limbah di dapur SPPG ini telah dikelola dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan perangkap lemak, kemudian septic tank sebagai penyaring sehingga limbah yang dikeluarkan berupa cairan dan tidak berbau.
Ninda mengaku pihaknya selalu mengkaji makanan yang didistribusikan kepada peserta didik di sekolah. "Kalau anak-anak tidak selesai makan kami pasti ambil makanan itu kembali untuk memastikan kekurangannya dan rasa yang ada pada makanan itu," sebutnya.
Kata dia dalam sehari Pendistribusian MBG ini menyasar 12 sekolah yang ada di Kecamatan Tenggarong, seperti jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau TK, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Dirinya menegaskan dapur SPPG akan terus memperbaiki kekurangan, terkait dengan komplain yang disampaikan akan jadi bahan evaluasi kami," pungkasnya.
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Dapur SPPG Sukarame, Kecamatan Tenggarong. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) masih saja menjadi sorotan, para orang tua mempertanyakan pengawasan program ini dan dampaknya terhadap kesehatan anak.
Menurut pantauan seputarfakta.com, beberapa orang tua peserta didik mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa menu yang disajikan kurang nyaman, kemudian timbul kekhawatiran kalau makanan tersebut tidak cukup bergizi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan sang anak.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sukarame, Kecamatan Tenggarong, Ninda Dwi Fitriani menjelaskan terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) MBG.
SOP sangat krusial dalam pengelolaan MBG, kebersihan serta penyimpanan dan pengolahan bahan juga menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan.
Ninda menerangkan SOP pengolahan bahan dimasak dengan cara yang tepat demi mempertahankan nilai gizi makanan, serta penggunaan bahan-bahan yang aman dan sehat tanpa MSG atau bahan tambahan makanan yang umum digunakan untuk memperkuat rasa pada makanan dan pewarna buatan.
Terkait pengiriman makanan ke sekolah-sekolah,m dilakukan dengan memperhatikan keamanan dan higienis. Untuk pendistribusiannya dilakukan 30 menit sebelum waktu istirahat.
"SOP pengirimannya tidak boleh telat, 30 menit sebelum istirahat makanan ini sudah datang ke sekolah, meski begitu kami juga tetap memperhatikan kualitasnya," kata Ninda, Jumat (8/7/2025).
Soal standar kebersihan petugas, dapur SPPG telah menyediakan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, penutup kepala dan celemek untuk para karyawannya. Pengawasan terhadap prosedur kebersihan dilakukan secara terus-menerus.
"Mereka ada sekitar 40 orang lebih, kami bagi dua kloter, jadi dapur ini terus berjalan selama 24 jam tidak berhenti, cara kerja mereka harus menggunakan APD," ujarnya.
Pihaknya juga telah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar untuk pengawasan lingkungan maupun sampah.
Kemudian SOP penerimaan bahan baku dilakukan dengan pemeriksaan kualitas dan kebersihan bahan. Ninda memastikan bahan yang diterima sesuai standar dan layak digunakan dalam produksi.
Untuk menjaga kualitas dan keamanan, penyimpanan bahan baku juga tidak sembarang tempat, dapur SPPG telah menyediakan ruang penyimpanan bahan yang bisa mengatur suhu agar dapat terjaga kualitasnya.
Selanjutnya prosedur pencucian peralatan masak dan makan. Upaya dalam menjaga kebersihan, pengelolaan limbah di dapur SPPG ini telah dikelola dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan perangkap lemak, kemudian septic tank sebagai penyaring sehingga limbah yang dikeluarkan berupa cairan dan tidak berbau.
Ninda mengaku pihaknya selalu mengkaji makanan yang didistribusikan kepada peserta didik di sekolah. "Kalau anak-anak tidak selesai makan kami pasti ambil makanan itu kembali untuk memastikan kekurangannya dan rasa yang ada pada makanan itu," sebutnya.
Kata dia dalam sehari Pendistribusian MBG ini menyasar 12 sekolah yang ada di Kecamatan Tenggarong, seperti jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau TK, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Dirinya menegaskan dapur SPPG akan terus memperbaiki kekurangan, terkait dengan komplain yang disampaikan akan jadi bahan evaluasi kami," pungkasnya.
(Sf/Lo)