Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Pembangunan Pasar Pagi di Samarinda yang hampir rampung, Rabu (9/4/2025). (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, memastikan pembangunan Pasar Pagi terus menunjukkan progres signifikan dan menargetkan pasar tersebut dapat mulai digunakan pada pertengahan tahun ini.
Baru-baru ini, ia menyampaikan bahwa sebelum digunakan kembali, ia ingin memastikan pemindahan pedagang dilakukan dengan persiapan matang untuk menghindari konflik yang tidak perlu.
"Kira-kira sekitar Juni penggunanya. Kita harus periksa lagi apa yang kurang," ujar Andi Harun.
Sebagaimana diketahui, pada Januari lalu progres pembangunan Pasar Pagi telah mencapai 96,74 persen. Saat ini pengerjaan tahap kedua sedang berlangsung. Tampak dinding bagian luar pasar telah dihiasi ornamen khas Kalimantan yang memperindah tampilan gedung.
Pembangunan ulang Pasar Pagi terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama menelan anggaran sekitar Rp325 miliar, sedangkan tahap kedua sebesar Rp152 miliar.
Pasar modern yang berdiri megah di pusat kota ini memiliki tujuh lantai dan dilengkapi fasilitas lift serta eskalator untuk kenyamanan pengunjung dan pedagang.
Sebelumnya ia juga meminta Dinas Perdagangan (Disdag) untuk segera menyusun tata kelola pasar yang lebih profesional.
Ia menyarankan agar proses pemindahan pedagang dilakukan setelah seluruh pembangunan rampung untuk menghindari pekerjaan ganda.
"Secara fungsional, lapak-lapak sudah bisa digunakan sebelum bulan Mei. Tapi kalau mau mulai memindahkan pedagang secara bertahap sebelum itu, bisa saja," jelasnya.
Namun demikian, ia tetap merekomendasikan agar pemindahan dilakukan setelah pembangunan selesai sepenuhnya.
Selain itu, Andi Harun menekankan pentingnya reformasi tata kelola tidak hanya di Pasar Pagi, tetapi juga di kawasan perdagangan lainnya seperti Citra Niaga.
Menurutnya, pengelolaan pasar tidak bisa lagi dilakukan dengan pola lama. Bahkan jika diperlukan bisa menggunakan outsourcing agar lebih progresif dan komprehensif.
"Kita juga akan diskusi dengan pedagang, lalu kita persiapkan secara baik rencana penempatan kembali, supaya tidak terjadi lagi kegaduhan-kegaduhan yang tidak penting," pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Pembangunan Pasar Pagi di Samarinda yang hampir rampung, Rabu (9/4/2025). (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, memastikan pembangunan Pasar Pagi terus menunjukkan progres signifikan dan menargetkan pasar tersebut dapat mulai digunakan pada pertengahan tahun ini.
Baru-baru ini, ia menyampaikan bahwa sebelum digunakan kembali, ia ingin memastikan pemindahan pedagang dilakukan dengan persiapan matang untuk menghindari konflik yang tidak perlu.
"Kira-kira sekitar Juni penggunanya. Kita harus periksa lagi apa yang kurang," ujar Andi Harun.
Sebagaimana diketahui, pada Januari lalu progres pembangunan Pasar Pagi telah mencapai 96,74 persen. Saat ini pengerjaan tahap kedua sedang berlangsung. Tampak dinding bagian luar pasar telah dihiasi ornamen khas Kalimantan yang memperindah tampilan gedung.
Pembangunan ulang Pasar Pagi terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama menelan anggaran sekitar Rp325 miliar, sedangkan tahap kedua sebesar Rp152 miliar.
Pasar modern yang berdiri megah di pusat kota ini memiliki tujuh lantai dan dilengkapi fasilitas lift serta eskalator untuk kenyamanan pengunjung dan pedagang.
Sebelumnya ia juga meminta Dinas Perdagangan (Disdag) untuk segera menyusun tata kelola pasar yang lebih profesional.
Ia menyarankan agar proses pemindahan pedagang dilakukan setelah seluruh pembangunan rampung untuk menghindari pekerjaan ganda.
"Secara fungsional, lapak-lapak sudah bisa digunakan sebelum bulan Mei. Tapi kalau mau mulai memindahkan pedagang secara bertahap sebelum itu, bisa saja," jelasnya.
Namun demikian, ia tetap merekomendasikan agar pemindahan dilakukan setelah pembangunan selesai sepenuhnya.
Selain itu, Andi Harun menekankan pentingnya reformasi tata kelola tidak hanya di Pasar Pagi, tetapi juga di kawasan perdagangan lainnya seperti Citra Niaga.
Menurutnya, pengelolaan pasar tidak bisa lagi dilakukan dengan pola lama. Bahkan jika diperlukan bisa menggunakan outsourcing agar lebih progresif dan komprehensif.
"Kita juga akan diskusi dengan pedagang, lalu kita persiapkan secara baik rencana penempatan kembali, supaya tidak terjadi lagi kegaduhan-kegaduhan yang tidak penting," pungkasnya.
(Sf/Rs)