Wali Kota Samarinda Minta Ada Evaluasi Jam Belajar di Sekolah, Bisa Uraikan Macet

    Seputarakta.com - Tria -

    Seputar Kaltim

    24 Desember 2024 05:49 WIB

    Ilustrasi pembelajaran di sekolah. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)

    Samarinda – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengungkapkan wacana untuk mengevaluasi jam belajar di sekolah. Dalam pernyataannya, Andi Harun menilai bahwa jam belajar di sekolah yang ada saat ini kurang efektif dalam perkembangan sosial anak-anak. 

    Andi Harun menjelaskan bahwa gagasan ini berangkat dari pengamatan pribadi, termasuk sebagai orang tua. Ia merasa bahwa anak-anak saat ini kehilangan waktu bermain akibat lamanya jam belajar di sekolah, yang ditambah dengan tugas atau pekerjaan rumah (pr).  

    "Nantinya kita akan evaluasi dampak dan manfaatnya. Tapi ada pikiran ke arah sana meski baru sebatas ide dari saya. Karena belum tentu benar, saya akan meminta pendapat dari beberapa pihak, apakah ide ini sudah tepat," ujar Andi Harun, Selasa (23/12/1024).

    Ia menegaskan bahwa keputusan akhir akan didasarkan pada pandangan mayoritas. Jika ide ini didukung banyak pihak, maka akan dijalankan. Namun, jika hanya berdasarkan pandangannya sendiri, ia siap untuk tidak melanjutkannya.  

    Ia menilai, dengan jam belajar saat ini membuat anak semakin sempit ruang bermainnya dan di khawatirkan mempengaruhi kondisi psikologis anak. "Ditambah lagi mereka harus mengerjakan PR setelah sampai di rumah. Jangan sampai ini mengorbankan waktu berkualitas mereka bersama keluarga," jelasnya.  

    Selain itu, ia juga menyoroti potensi dampak pengurangan jam belajar terhadap kondisi lalu lintas di Samarinda. Ia menilai bahwa pengaturan ulang durasi belajar dapat membantu mengurai kemacetan, khususnya pada jam sibuk.  Menurutnya, jika durasi belajar disesuaikan, maka arus lalu lintas bisa lebih terdistribusi dengan baik. 

    "Pengurangan jam belajar ini bukan hanya berdampak pada anak-anak, tapi juga pada lalu lintas di kota kita. Saat ini, jam masuk dan pulang sekolah bertepatan dengan jam kerja para pegawai, sehingga menyebabkan kepadatan kendaraan di jalan-jalan utama," ungkapnya.  

    Ia menambahkan bahwa pengurangan jam belajar dapat menciptakan jeda waktu antara jam sekolah dan jam kerja. Sehingga hal ini diharapkan mampu mengurangi tumpang tindih kendaraan di jalan, sehingga kemacetan di beberapa titik rawan seperti Jalan AW Sjahranie, Jalan Pahlawan, dan Jalan Juanda bisa diminimalisir.  

    Meski demikian, Andi Harun menyadari bahwa pandangannya ini masih bersifat hipotesis dan memerlukan konfirmasi dari para pakar. Jika hipotesis tersebut terbukti benar, ia berharap bisa mengoreksi sistem yang ada.  

    "Jika hipotesis ini benar, kita harus berbesar hati untuk mengoreksi. Tapi sebaliknya, jika salah, kita juga harus realistis menerimanya. Tunggu saja nanti, ini akan menjadi program kedua saya dan kemungkinan akan kita bahas setelah pelantikan wali kota dan wakil wali kota," tutupnya.  

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Wali Kota Samarinda Minta Ada Evaluasi Jam Belajar di Sekolah, Bisa Uraikan Macet

    Seputarakta.com - Tria -

    Seputar Kaltim

    24 Desember 2024 05:49 WIB

    Ilustrasi pembelajaran di sekolah. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)

    Samarinda – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengungkapkan wacana untuk mengevaluasi jam belajar di sekolah. Dalam pernyataannya, Andi Harun menilai bahwa jam belajar di sekolah yang ada saat ini kurang efektif dalam perkembangan sosial anak-anak. 

    Andi Harun menjelaskan bahwa gagasan ini berangkat dari pengamatan pribadi, termasuk sebagai orang tua. Ia merasa bahwa anak-anak saat ini kehilangan waktu bermain akibat lamanya jam belajar di sekolah, yang ditambah dengan tugas atau pekerjaan rumah (pr).  

    "Nantinya kita akan evaluasi dampak dan manfaatnya. Tapi ada pikiran ke arah sana meski baru sebatas ide dari saya. Karena belum tentu benar, saya akan meminta pendapat dari beberapa pihak, apakah ide ini sudah tepat," ujar Andi Harun, Selasa (23/12/1024).

    Ia menegaskan bahwa keputusan akhir akan didasarkan pada pandangan mayoritas. Jika ide ini didukung banyak pihak, maka akan dijalankan. Namun, jika hanya berdasarkan pandangannya sendiri, ia siap untuk tidak melanjutkannya.  

    Ia menilai, dengan jam belajar saat ini membuat anak semakin sempit ruang bermainnya dan di khawatirkan mempengaruhi kondisi psikologis anak. "Ditambah lagi mereka harus mengerjakan PR setelah sampai di rumah. Jangan sampai ini mengorbankan waktu berkualitas mereka bersama keluarga," jelasnya.  

    Selain itu, ia juga menyoroti potensi dampak pengurangan jam belajar terhadap kondisi lalu lintas di Samarinda. Ia menilai bahwa pengaturan ulang durasi belajar dapat membantu mengurai kemacetan, khususnya pada jam sibuk.  Menurutnya, jika durasi belajar disesuaikan, maka arus lalu lintas bisa lebih terdistribusi dengan baik. 

    "Pengurangan jam belajar ini bukan hanya berdampak pada anak-anak, tapi juga pada lalu lintas di kota kita. Saat ini, jam masuk dan pulang sekolah bertepatan dengan jam kerja para pegawai, sehingga menyebabkan kepadatan kendaraan di jalan-jalan utama," ungkapnya.  

    Ia menambahkan bahwa pengurangan jam belajar dapat menciptakan jeda waktu antara jam sekolah dan jam kerja. Sehingga hal ini diharapkan mampu mengurangi tumpang tindih kendaraan di jalan, sehingga kemacetan di beberapa titik rawan seperti Jalan AW Sjahranie, Jalan Pahlawan, dan Jalan Juanda bisa diminimalisir.  

    Meski demikian, Andi Harun menyadari bahwa pandangannya ini masih bersifat hipotesis dan memerlukan konfirmasi dari para pakar. Jika hipotesis tersebut terbukti benar, ia berharap bisa mengoreksi sistem yang ada.  

    "Jika hipotesis ini benar, kita harus berbesar hati untuk mengoreksi. Tapi sebaliknya, jika salah, kita juga harus realistis menerimanya. Tunggu saja nanti, ini akan menjadi program kedua saya dan kemungkinan akan kita bahas setelah pelantikan wali kota dan wakil wali kota," tutupnya.  

    (Sf/Rs)