Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Wali Kota Samarinda, Andi Harun yang didampingi oleh Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri usai Rapat Paripurna di DPRD Kota Samarinda, Rabu (5/3/2025). (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda – Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengakui bahwa permasalahan sampah di Samarinda masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang perlu diselesaikan pada periode kali ini.
Seiring meningkatnya jumlah penduduk maka volume sampah pun akan semakin meningkat. Penambahan jumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dinilai kurang efektif untuk menanggulangi sampah jangka panjang.
Karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah merencanakan uji coba pengadaan teknologi pembakaran sampah (insenerator) di tiap kecamatan. Ia menilai, dengan adanya alat itu bisa mengurangi jumlah timbunan sampah yang kini nyaris mencapai angka 600 ton perharinya.
Dengan adanya mesin itu, sampah yang ada di TPS, semuanya tak lagi berujung di TPA. "Tahun ini kita tryout memasang insenerator di 10 kecamatan," kata Andi Harun.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa mesin itu setidaknya mampu mengurai sampah sekitar 10 ton yang membutuhkan waktu selama 4 jam. Lalu, jika dioperasikan selama 12 jam, maka akan ada sekitar 30 ton sampah di satu wilayah yang terurai sehingga tidak perlu lagi sampai ke TPA.
Jika dikalkulasikan memang belum sebanding dengan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Namun, orang nomor satu di Samarinda menegaskan komitmennya untuk mengatasi masalah ini secara bertahap.
"Apalagi kalau di TPA nanti juga ada insinerator dengan kapasitas yang lebih besar, mungkin 50 ton," ucapnya.
Satu mesin itu, ia menyebut membutuhkan dana sekitar Rp1,4 miliar. Yang menjadi fokusnya saat ini adalah pengadaan insinerator di 10 kecamatan, sedangkan untuk pengadaan di TPA dilakukan setelahnya.
Ia berharap dengan langkah ini dapat mengurangi jumlah sampah yang ada di Samarinda. Tentu, ia juga meminta dukungan masyarakat agar tetap menjaga kebersihan bersama.
Peran masyarakat dengan menerapkan sikap disiplin dalam membuang sampah menurutnya sangat berarti bagi pemerintah dalam menanggulangi masalah krusial ini.
"Mengelola sampah ini jadi PR kami di periode kedua yang kami anggap krusial agar kita tidak selalu tersandar oleh persoalan sampah," pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Wali Kota Samarinda, Andi Harun yang didampingi oleh Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri usai Rapat Paripurna di DPRD Kota Samarinda, Rabu (5/3/2025). (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda – Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengakui bahwa permasalahan sampah di Samarinda masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang perlu diselesaikan pada periode kali ini.
Seiring meningkatnya jumlah penduduk maka volume sampah pun akan semakin meningkat. Penambahan jumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dinilai kurang efektif untuk menanggulangi sampah jangka panjang.
Karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah merencanakan uji coba pengadaan teknologi pembakaran sampah (insenerator) di tiap kecamatan. Ia menilai, dengan adanya alat itu bisa mengurangi jumlah timbunan sampah yang kini nyaris mencapai angka 600 ton perharinya.
Dengan adanya mesin itu, sampah yang ada di TPS, semuanya tak lagi berujung di TPA. "Tahun ini kita tryout memasang insenerator di 10 kecamatan," kata Andi Harun.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa mesin itu setidaknya mampu mengurai sampah sekitar 10 ton yang membutuhkan waktu selama 4 jam. Lalu, jika dioperasikan selama 12 jam, maka akan ada sekitar 30 ton sampah di satu wilayah yang terurai sehingga tidak perlu lagi sampai ke TPA.
Jika dikalkulasikan memang belum sebanding dengan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Namun, orang nomor satu di Samarinda menegaskan komitmennya untuk mengatasi masalah ini secara bertahap.
"Apalagi kalau di TPA nanti juga ada insinerator dengan kapasitas yang lebih besar, mungkin 50 ton," ucapnya.
Satu mesin itu, ia menyebut membutuhkan dana sekitar Rp1,4 miliar. Yang menjadi fokusnya saat ini adalah pengadaan insinerator di 10 kecamatan, sedangkan untuk pengadaan di TPA dilakukan setelahnya.
Ia berharap dengan langkah ini dapat mengurangi jumlah sampah yang ada di Samarinda. Tentu, ia juga meminta dukungan masyarakat agar tetap menjaga kebersihan bersama.
Peran masyarakat dengan menerapkan sikap disiplin dalam membuang sampah menurutnya sangat berarti bagi pemerintah dalam menanggulangi masalah krusial ini.
"Mengelola sampah ini jadi PR kami di periode kedua yang kami anggap krusial agar kita tidak selalu tersandar oleh persoalan sampah," pungkasnya.
(Sf/Rs)