Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Forum Komunikasi Persatuan Pedagang seluruh Pasar Rakyat Kota Balikpapan masa bakti 2025–2029 resmi dikukuhkan. Ajak para pedagang terus berkolaborasi dan bersinergi. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan - Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, secara resmi mengukuhkan 125 pengurus Forum Komunikasi Persatuan Pedagang seluruh Pasar Rakyat Kota Balikpapan untuk masa bakti 2025–2029. Pengukuhan berlangsung di Ballroom Hotel Pasific Balikpapan, Kamis (3/7/2025).
Dalam sambutannya, Wali Kota Rahmad mengucapkan selamat kepada para pengurus yang baru dilantik. Ia berharap keberadaan forum ini bisa menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi antara pedagang dan pemerintah.
“Saya mengajak seluruh pengurus untuk bekerja sama. Karena tanpa persatuan dan sinergi, segala upaya yang dilakukan akan sulit terwujud,” ujar Rahmad dalam sambutannya.
Ia menyadari bahwa mengelola pasar bukanlah hal yang mudah. Di satu sisi, para pedagang perlu ruang untuk mencari nafkah, sementara di sisi lain, pemerintah memiliki kewajiban menjaga ketertiban dan estetika kota.
“Pedagang perlu diberi tempat yang layak, tapi pasar juga harus tertata rapi. Kami harus bisa menyeimbangkan antara hak masyarakat dan penegakan aturan,” jelasnya.
Ia menyoroti kondisi Pasar Pandansari sebagai salah satu pasar yang kerap menimbulkan keluhan terkait penataan. Namun Rahmad menegaskan bahwa penertiban bukan berarti mengabaikan hak pedagang.
“Pemerintah tentu tidak ingin menyengsarakan rakyat. Tetapi setiap kebijakan harus mengikuti aturan. Kami ingin para pedagang tetap bisa berusaha, namun tetap dalam koridor ketertiban,” imbuhnya.
Dirinya juga menyampaikan bahwa revitalisasi sejumlah pasar telah dilakukan, seperti Pasar Klandasan. Ia memastikan bahwa pedagang yang terdampak tetap difasilitasi agar tidak berjualan di pinggir jalan yang mengganggu lalu lintas.
“Saya minta bila ada kios kosong, segera masukkan pedagang ke dalam. Jangan sampai setelah pasar dirapikan, jumlah pedagang justru bertambah tanpa pengawasan. Ini menjadi tanggung jawab ketua forum di masing-masing pasar,” tegasnya.
Ia mengajak forum pedagang di seluruh pasar termasuk di Klandasan, Pandansari, Sepinggan, dan Loak Besi untuk terus membangun komunikasi. Salah satunya dengan membentuk grup WhatsApp sebagai media diskusi dan penyampaian keluhan kepada dinas terkait seperti Dinas Perdagangan (Disdag), Dinas Perhubungan (Dishub), dan Satpol PP.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya sinergi di tengah momentum pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim, di mana Balikpapan memiliki peran strategis.
“Balikpapan adalah pintu gerbang ke IKN. Maka pasar tradisional kami harus bersih, rapi, dan tidak kalah dengan pasar modern. Kami harus ubah stigma pasar rakyat yang identik dengan kumuh,” terangnya.
Pemerintah, lanjutnya, juga telah membangun fasilitas cold storage di kawasan Teritip. Fasilitas ini dapat menampung 80 hingga 100 ton barang dagangan seperti ikan, ayam, daging beku, dan sayuran.
“Silakan manfaatkan cold storage tersebut. Biayanya pasti lebih terjangkau dibanding milik swasta,” tutupnya.
Dengan adanya forum pedagang ini, pemerintah berharap tercipta komunikasi dua arah yang efektif demi kemajuan pasar tradisional di Balikpapan.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Forum Komunikasi Persatuan Pedagang seluruh Pasar Rakyat Kota Balikpapan masa bakti 2025–2029 resmi dikukuhkan. Ajak para pedagang terus berkolaborasi dan bersinergi. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan - Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, secara resmi mengukuhkan 125 pengurus Forum Komunikasi Persatuan Pedagang seluruh Pasar Rakyat Kota Balikpapan untuk masa bakti 2025–2029. Pengukuhan berlangsung di Ballroom Hotel Pasific Balikpapan, Kamis (3/7/2025).
Dalam sambutannya, Wali Kota Rahmad mengucapkan selamat kepada para pengurus yang baru dilantik. Ia berharap keberadaan forum ini bisa menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi antara pedagang dan pemerintah.
“Saya mengajak seluruh pengurus untuk bekerja sama. Karena tanpa persatuan dan sinergi, segala upaya yang dilakukan akan sulit terwujud,” ujar Rahmad dalam sambutannya.
Ia menyadari bahwa mengelola pasar bukanlah hal yang mudah. Di satu sisi, para pedagang perlu ruang untuk mencari nafkah, sementara di sisi lain, pemerintah memiliki kewajiban menjaga ketertiban dan estetika kota.
“Pedagang perlu diberi tempat yang layak, tapi pasar juga harus tertata rapi. Kami harus bisa menyeimbangkan antara hak masyarakat dan penegakan aturan,” jelasnya.
Ia menyoroti kondisi Pasar Pandansari sebagai salah satu pasar yang kerap menimbulkan keluhan terkait penataan. Namun Rahmad menegaskan bahwa penertiban bukan berarti mengabaikan hak pedagang.
“Pemerintah tentu tidak ingin menyengsarakan rakyat. Tetapi setiap kebijakan harus mengikuti aturan. Kami ingin para pedagang tetap bisa berusaha, namun tetap dalam koridor ketertiban,” imbuhnya.
Dirinya juga menyampaikan bahwa revitalisasi sejumlah pasar telah dilakukan, seperti Pasar Klandasan. Ia memastikan bahwa pedagang yang terdampak tetap difasilitasi agar tidak berjualan di pinggir jalan yang mengganggu lalu lintas.
“Saya minta bila ada kios kosong, segera masukkan pedagang ke dalam. Jangan sampai setelah pasar dirapikan, jumlah pedagang justru bertambah tanpa pengawasan. Ini menjadi tanggung jawab ketua forum di masing-masing pasar,” tegasnya.
Ia mengajak forum pedagang di seluruh pasar termasuk di Klandasan, Pandansari, Sepinggan, dan Loak Besi untuk terus membangun komunikasi. Salah satunya dengan membentuk grup WhatsApp sebagai media diskusi dan penyampaian keluhan kepada dinas terkait seperti Dinas Perdagangan (Disdag), Dinas Perhubungan (Dishub), dan Satpol PP.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya sinergi di tengah momentum pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim, di mana Balikpapan memiliki peran strategis.
“Balikpapan adalah pintu gerbang ke IKN. Maka pasar tradisional kami harus bersih, rapi, dan tidak kalah dengan pasar modern. Kami harus ubah stigma pasar rakyat yang identik dengan kumuh,” terangnya.
Pemerintah, lanjutnya, juga telah membangun fasilitas cold storage di kawasan Teritip. Fasilitas ini dapat menampung 80 hingga 100 ton barang dagangan seperti ikan, ayam, daging beku, dan sayuran.
“Silakan manfaatkan cold storage tersebut. Biayanya pasti lebih terjangkau dibanding milik swasta,” tutupnya.
Dengan adanya forum pedagang ini, pemerintah berharap tercipta komunikasi dua arah yang efektif demi kemajuan pasar tradisional di Balikpapan.
(Sf/Rs)