Wabup Kutim Soroti Ketergantungan Benih Sawit, Upayakan Kemandirian Hulu Agroindustri

    Seputarfakta.com-Lisda -

    Seputar Kaltim

    23 Mei 2025 11:43 WIB

    Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), Mahyunadi, menyampaikan sambutan pada acara Dialog Perekonomian Daerah bertema "Peluang Pengembangan Agroindustri untuk Meningkatkan Perekonomian Daerah", Jumat (23/5/2025), di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur. (Foto: Lisda/Seputarfakta.com)

    Sangatta – Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, menyoroti pentingnya pengembangan agroindustri dari hulu hingga hilir, khususnya dalam sektor kelapa sawit yang selama ini belum dikelola secara mandiri oleh daerah.

    Ia menyampaikan bahwa Kalimantan Timur memiliki lebih dari 1 juta hektar perkebunan sawit. Namun, benih sawit yang digunakan masih didatangkan dari luar daerah, terutama dari Sumatera.

    “Dari sawit perusahaan bercampur dengan sawit masyarakat, hitung-hitung ya sekitar 1 juta hektar sawit di Kalimantan Timur. Sudah lebih dari 20 tahun sawit ditanam, tapi belum ada satu pun benih yang berasal dari daerah ini sendiri. Ini adalah tantangan besar bagi kita,” ujar Mahyunadi dalam sambutannya. Jumat, (23/5/2025).

    Mahyunadi mendorong Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) untuk mengajukan usulan pengelolaan lahan riset guna mengembangkan benih sawit lokal. Menurutnya, masih ada peluang besar karena kebutuhan terhadap sawit masih tinggi.

    “Kami dari pemerintah menyambut baik apabila nantinya industri pengolahan bibit sawit bisa dikelola oleh kita sendiri. Silakan ajukan usulan riset ke pemerintah, kami siap mendukung,” lanjutnya.

    Pemerintah daerah juga membuka peluang kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelaku usaha lokal untuk mendirikan industri benih sawit yang dikelola oleh putra-putri daerah.

    “Kami ingin pembangunan agroindustri ini melibatkan semua pihak, dari pelajar hingga pengusaha. Jangan hanya semangat saat diskusi, tapi benar-benar diwujudkan. Keluar dari ruangan ini harus sudah punya konsep dan mindset yang jelas,” tegas Mahyunadi.

    Langkah ini diharapkan menjadi awal kemandirian sektor hulu sawit serta menciptakan efek ganda (multiplier effect) bagi perekonomian daerah.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Wabup Kutim Soroti Ketergantungan Benih Sawit, Upayakan Kemandirian Hulu Agroindustri

    Seputarfakta.com-Lisda -

    Seputar Kaltim

    23 Mei 2025 11:43 WIB

    Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), Mahyunadi, menyampaikan sambutan pada acara Dialog Perekonomian Daerah bertema "Peluang Pengembangan Agroindustri untuk Meningkatkan Perekonomian Daerah", Jumat (23/5/2025), di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur. (Foto: Lisda/Seputarfakta.com)

    Sangatta – Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, menyoroti pentingnya pengembangan agroindustri dari hulu hingga hilir, khususnya dalam sektor kelapa sawit yang selama ini belum dikelola secara mandiri oleh daerah.

    Ia menyampaikan bahwa Kalimantan Timur memiliki lebih dari 1 juta hektar perkebunan sawit. Namun, benih sawit yang digunakan masih didatangkan dari luar daerah, terutama dari Sumatera.

    “Dari sawit perusahaan bercampur dengan sawit masyarakat, hitung-hitung ya sekitar 1 juta hektar sawit di Kalimantan Timur. Sudah lebih dari 20 tahun sawit ditanam, tapi belum ada satu pun benih yang berasal dari daerah ini sendiri. Ini adalah tantangan besar bagi kita,” ujar Mahyunadi dalam sambutannya. Jumat, (23/5/2025).

    Mahyunadi mendorong Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) untuk mengajukan usulan pengelolaan lahan riset guna mengembangkan benih sawit lokal. Menurutnya, masih ada peluang besar karena kebutuhan terhadap sawit masih tinggi.

    “Kami dari pemerintah menyambut baik apabila nantinya industri pengolahan bibit sawit bisa dikelola oleh kita sendiri. Silakan ajukan usulan riset ke pemerintah, kami siap mendukung,” lanjutnya.

    Pemerintah daerah juga membuka peluang kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelaku usaha lokal untuk mendirikan industri benih sawit yang dikelola oleh putra-putri daerah.

    “Kami ingin pembangunan agroindustri ini melibatkan semua pihak, dari pelajar hingga pengusaha. Jangan hanya semangat saat diskusi, tapi benar-benar diwujudkan. Keluar dari ruangan ini harus sudah punya konsep dan mindset yang jelas,” tegas Mahyunadi.

    Langkah ini diharapkan menjadi awal kemandirian sektor hulu sawit serta menciptakan efek ganda (multiplier effect) bagi perekonomian daerah.

    (Sf/Rs)