Ubur-ubur Ramah di Pulau Kakaban Kabur, Diduga karena Bahan Kimia 

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    28 Desember 2023 11:31 WIB

    Ubur-ubur di pulau Kakaban yang menjadi pemandangan utama di pulau tersebut. (Foto: HO/Orcadiveclub)

    Tanjung Redeb - Pulau Kakaban yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, merupakan salah satu destinasi wisata yang menarik perhatian banyak orang. Pasalnya, di pulau ini terdapat danau yang dihuni oleh ribuan ubur-ubur tak bersengat yang bisa disentuh dan berenang bersama oleh para pengunjung.

    Namun, fenomena alam yang tidak biasa terjadi di danau tersebut sejak beberapa minggu terakhir. Ubur-ubur ramah tak bersengat yang menjadi ikon pulau ini tiba-tiba lenyap dari perairan danau. Hal ini menimbulkan kekecewaan dan keheranan bagi para wisatawan, terutama mereka yang sudah terbiasa berinteraksi dengan makhluk unik ini.

    Menanggapi hal ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau langsung melakukan penyelidikan untuk mencari penyebab hilangnya ubur-ubur tidak menyengat di danau Kakaban. Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir, mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang diduga memengaruhi fenomena ini.

    "Salah satu faktornya adalah adanya bahan kimia yang masuk ke dalam danau, bisa jadi juga sun block yang digunakan oleh wisatawan dan penggunaan pin yang tidak diperbolehkan. Adanya dugaan Bahan kimia bisa merusak keseimbangan ekosistem danau dan mengganggu kehidupan ubur-ubur dan ikan di sana. Bahkan, ada beberapa ikan yang ditemukan mati di danau," ujar Samsiah dihubungi di Samarinda, Kamis (28/12/2023).

    Faktor lainnya adalah kondisi cuaca yang ekstrem dan beubah-ubah curah hujan yang cukup tinggi atau panas akhir-akhir in yang menyebabkan suhu danau meningkat. Samsiah menjelaskan bahwa ubur-ubur tak bersengat hanya bisa bertahan hidup dalam suhu 31 derajat celcius. Jika suhu melebihi itu, ubur-ubur akan mengalami stres dan mencari tempat yang lebih sejuk.

    "Kami menduga bahwa ubur-ubur itu berpindah ke lokasi yang lebih dalam atau lebih dingin di danau. Mungkin mereka juga merasa tidak nyaman dengan banyaknya wisatawan yang datang, terutama saat libur panjang seperti sekarang ini," katanya.

    Untuk mengatasi masalah ini, Disbudpar Berau telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

    "Hari ini, kami bersama tim mengambil sampel air dari danau untuk dianalisis di laboratorium. Kami juga membandingkan dengan sampel air dari pintu masuk baru yang sedang dibangun di pulau Kakaban. Di pintu masuk baru ini, masih ada banyak ubur-ubur yang hidup dengan normal. Kami ingin mengetahui apakah ada perbedaan kualitas air antara kedua lokasi itu," tuturnya.

    Samsiah menambahkan bahwa Pemerintah Daerah sedang memproses turunnya surat edaran dari Bupati Berau untuk Penutupan sementara danau Kakaban bagi para wisatawan. Langkah ini diambil untuk melindungi danau dari kerusakan lebih lanjut dan memberi kesempatan bagi ubur-ubur untuk pulih.

    "Kami mohon maaf kepada para wisatawan yang sudah membeli paket wisata ke pulau Kakaban. Kami harap mereka bisa memaklumi situasi ini, karena ini adalah fenomena alam yang tidak bisa diprediksi. Kami berharap ubur-ubur tak menyengat bisa kembali muncul di danau Kakaban yang menjadi daya tarik wisata unggulan Kabupaten Berau," pungkasnya.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Ubur-ubur Ramah di Pulau Kakaban Kabur, Diduga karena Bahan Kimia 

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    28 Desember 2023 11:31 WIB

    Ubur-ubur di pulau Kakaban yang menjadi pemandangan utama di pulau tersebut. (Foto: HO/Orcadiveclub)

    Tanjung Redeb - Pulau Kakaban yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, merupakan salah satu destinasi wisata yang menarik perhatian banyak orang. Pasalnya, di pulau ini terdapat danau yang dihuni oleh ribuan ubur-ubur tak bersengat yang bisa disentuh dan berenang bersama oleh para pengunjung.

    Namun, fenomena alam yang tidak biasa terjadi di danau tersebut sejak beberapa minggu terakhir. Ubur-ubur ramah tak bersengat yang menjadi ikon pulau ini tiba-tiba lenyap dari perairan danau. Hal ini menimbulkan kekecewaan dan keheranan bagi para wisatawan, terutama mereka yang sudah terbiasa berinteraksi dengan makhluk unik ini.

    Menanggapi hal ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau langsung melakukan penyelidikan untuk mencari penyebab hilangnya ubur-ubur tidak menyengat di danau Kakaban. Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir, mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang diduga memengaruhi fenomena ini.

    "Salah satu faktornya adalah adanya bahan kimia yang masuk ke dalam danau, bisa jadi juga sun block yang digunakan oleh wisatawan dan penggunaan pin yang tidak diperbolehkan. Adanya dugaan Bahan kimia bisa merusak keseimbangan ekosistem danau dan mengganggu kehidupan ubur-ubur dan ikan di sana. Bahkan, ada beberapa ikan yang ditemukan mati di danau," ujar Samsiah dihubungi di Samarinda, Kamis (28/12/2023).

    Faktor lainnya adalah kondisi cuaca yang ekstrem dan beubah-ubah curah hujan yang cukup tinggi atau panas akhir-akhir in yang menyebabkan suhu danau meningkat. Samsiah menjelaskan bahwa ubur-ubur tak bersengat hanya bisa bertahan hidup dalam suhu 31 derajat celcius. Jika suhu melebihi itu, ubur-ubur akan mengalami stres dan mencari tempat yang lebih sejuk.

    "Kami menduga bahwa ubur-ubur itu berpindah ke lokasi yang lebih dalam atau lebih dingin di danau. Mungkin mereka juga merasa tidak nyaman dengan banyaknya wisatawan yang datang, terutama saat libur panjang seperti sekarang ini," katanya.

    Untuk mengatasi masalah ini, Disbudpar Berau telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

    "Hari ini, kami bersama tim mengambil sampel air dari danau untuk dianalisis di laboratorium. Kami juga membandingkan dengan sampel air dari pintu masuk baru yang sedang dibangun di pulau Kakaban. Di pintu masuk baru ini, masih ada banyak ubur-ubur yang hidup dengan normal. Kami ingin mengetahui apakah ada perbedaan kualitas air antara kedua lokasi itu," tuturnya.

    Samsiah menambahkan bahwa Pemerintah Daerah sedang memproses turunnya surat edaran dari Bupati Berau untuk Penutupan sementara danau Kakaban bagi para wisatawan. Langkah ini diambil untuk melindungi danau dari kerusakan lebih lanjut dan memberi kesempatan bagi ubur-ubur untuk pulih.

    "Kami mohon maaf kepada para wisatawan yang sudah membeli paket wisata ke pulau Kakaban. Kami harap mereka bisa memaklumi situasi ini, karena ini adalah fenomena alam yang tidak bisa diprediksi. Kami berharap ubur-ubur tak menyengat bisa kembali muncul di danau Kakaban yang menjadi daya tarik wisata unggulan Kabupaten Berau," pungkasnya.

    (Sf/Rs)