Tutup Botol Bisa Jadi Sarang Nyamuk, Dinkes Berau Minta Warga Waspadai Ancaman DBD

    Seputarfakta.com - Baiq Eliana -

    Seputar Kaltim

    08 September 2025 12:15 WIB

    Ilustrasi nyamuk. (freepik)

    Tanjung Redeb -  Ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kian meningkat seiring masuknya musim penghujan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau mengingatkan masyarakat agar tidak mengabaikan benda-benda kecil di lingkungan sekitar, seperti tutup botol bekas, yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Berau, Garna Sudarsono, menyampaikan bahwa nyamuk penyebab DBD sangat mudah berkembang biak di genangan air, bahkan yang tampak sepele sekalipun. 

    Ia menyampaikan bahwa kondisi cuaca saat ini dinilai sangat mendukung peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti yang menjadi faktor utama penyebab penyakit DBD.

    "Jangan anggap remeh tutup botol yang tergeletak di halaman rumah. Air hujan yang menggenang di dalamnya bisa menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. Ini yang sering luput dari perhatian masyarakat," ujar Garna, Senin (8/9/2025).

    Dirinya juga menyampaikan bahwa benda-benda kecil lainnya seperti kaleng bekas, potongan bambu, dan celah pada pot bunga juga memiliki potensi besar menjadi tempat bertelurnya nyamuk. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan lingkungan secara menyeluruh dapat menjadi langkah penting dalam mencegah penyebaran virus dengue.

    "Virus DBD merupakan penyakit yang sangat berkaitan erat dengan kebersihan lingkungan," terangnya.

    Oleh karena itu, dirinya mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan langkah 3M Plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah-wadah air, dan mendaur ulang atau membuang barang-barang bekas yang berpotensi menampung air.

    Ia juga menekankan pentingnya kerja sama warga dalam menjaga lingkungan, seperti melakukan kerja bakti bersama membersihkan selokan, got, dan halaman rumah.

    "DBD ini bukan hanya urusan pribadi, tapi bisa menyebar ke tetangga bahkan satu RT kalau tidak ditangani bersama-sama," katanya.

    Sementara itu, ia juga menekankan pentingnya mendeteksi dini gejala DBD. Dirinya menyebut gejala seperti demam tinggi tiba-tiba, muncul bintik merah, nyeri otot, dan tubuh lemas perlu segera diperiksa ke fasilitas kesehatan agar tidak berujung fatal, terutama bagi anak-anak dan lansia.

    "Jangan tunggu parah baru ke rumah sakit. Penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa," tambahnya.

    Garna menyampaikan bahwa untuk menekan angka kasus DBD,ia berharap edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terus digencarkan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat luas.

    "Kunci utamanya ada di kesadaran kolektif. Jika semua warga disiplin menjaga lingkungan, kasus DBD bisa ditekan secara signifikan," tandasnya.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Tutup Botol Bisa Jadi Sarang Nyamuk, Dinkes Berau Minta Warga Waspadai Ancaman DBD

    Seputarfakta.com - Baiq Eliana -

    Seputar Kaltim

    08 September 2025 12:15 WIB

    Ilustrasi nyamuk. (freepik)

    Tanjung Redeb -  Ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kian meningkat seiring masuknya musim penghujan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau mengingatkan masyarakat agar tidak mengabaikan benda-benda kecil di lingkungan sekitar, seperti tutup botol bekas, yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Berau, Garna Sudarsono, menyampaikan bahwa nyamuk penyebab DBD sangat mudah berkembang biak di genangan air, bahkan yang tampak sepele sekalipun. 

    Ia menyampaikan bahwa kondisi cuaca saat ini dinilai sangat mendukung peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti yang menjadi faktor utama penyebab penyakit DBD.

    "Jangan anggap remeh tutup botol yang tergeletak di halaman rumah. Air hujan yang menggenang di dalamnya bisa menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. Ini yang sering luput dari perhatian masyarakat," ujar Garna, Senin (8/9/2025).

    Dirinya juga menyampaikan bahwa benda-benda kecil lainnya seperti kaleng bekas, potongan bambu, dan celah pada pot bunga juga memiliki potensi besar menjadi tempat bertelurnya nyamuk. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan lingkungan secara menyeluruh dapat menjadi langkah penting dalam mencegah penyebaran virus dengue.

    "Virus DBD merupakan penyakit yang sangat berkaitan erat dengan kebersihan lingkungan," terangnya.

    Oleh karena itu, dirinya mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan langkah 3M Plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah-wadah air, dan mendaur ulang atau membuang barang-barang bekas yang berpotensi menampung air.

    Ia juga menekankan pentingnya kerja sama warga dalam menjaga lingkungan, seperti melakukan kerja bakti bersama membersihkan selokan, got, dan halaman rumah.

    "DBD ini bukan hanya urusan pribadi, tapi bisa menyebar ke tetangga bahkan satu RT kalau tidak ditangani bersama-sama," katanya.

    Sementara itu, ia juga menekankan pentingnya mendeteksi dini gejala DBD. Dirinya menyebut gejala seperti demam tinggi tiba-tiba, muncul bintik merah, nyeri otot, dan tubuh lemas perlu segera diperiksa ke fasilitas kesehatan agar tidak berujung fatal, terutama bagi anak-anak dan lansia.

    "Jangan tunggu parah baru ke rumah sakit. Penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa," tambahnya.

    Garna menyampaikan bahwa untuk menekan angka kasus DBD,ia berharap edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terus digencarkan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat luas.

    "Kunci utamanya ada di kesadaran kolektif. Jika semua warga disiplin menjaga lingkungan, kasus DBD bisa ditekan secara signifikan," tandasnya.

    (Sf/Rs)