Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Lahan pertanian, Jalan Semeru, Kelurahan Maluhu. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Kelangkaan pupuk kembali menjadi keluhan para petani.
Di tengah masa tanam padi, petani di Jalan Semeru, Kelurahan Maluhu mulai kesulitan mendapatkan pupuk NPK dan Urea yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman mereka.
"Saat kita butuh pupuknya tak ada, kalau kita sudah dapat baru pupuknya ada, kadang selisih terus," ujar petani, Suparyadi, Senin (16/5/2025).
Ia mengungkapkan para petani biasanya mencari pupuk di Kelurahan Mangkurawang dan ini merupakan pupuk bersubsidi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar.
"Pupuknya saja yang ribet, kita ingin pemerintah juga bisa mengontrol penjualannya, supaya kami para petani dapat pupuk tanpa harus menunggu lebih lama," ungkapnya.
Sementara pupuk bersubsidi berukuran 50 Kg itu dijual dengan harga Rp130 ribu dan untuk lahan satu hektare, para petani memerlukan sekitar kurang lebih 4-5 karung pupuk.
"Kami berharap pemerintah bisa melakukan perubahan dan mencari tahu terkait sulitnya mendapatkan stok pupuk ini," harapnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan subsidi atas harga pupuk yang mahal. "Alhamdulillah adanya subsidi dari pemerintah kami merasa terbantu. Kami hanya kesulitan mendapatkan stok pupuknya saja," pungkasnya.
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Lahan pertanian, Jalan Semeru, Kelurahan Maluhu. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Kelangkaan pupuk kembali menjadi keluhan para petani.
Di tengah masa tanam padi, petani di Jalan Semeru, Kelurahan Maluhu mulai kesulitan mendapatkan pupuk NPK dan Urea yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman mereka.
"Saat kita butuh pupuknya tak ada, kalau kita sudah dapat baru pupuknya ada, kadang selisih terus," ujar petani, Suparyadi, Senin (16/5/2025).
Ia mengungkapkan para petani biasanya mencari pupuk di Kelurahan Mangkurawang dan ini merupakan pupuk bersubsidi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar.
"Pupuknya saja yang ribet, kita ingin pemerintah juga bisa mengontrol penjualannya, supaya kami para petani dapat pupuk tanpa harus menunggu lebih lama," ungkapnya.
Sementara pupuk bersubsidi berukuran 50 Kg itu dijual dengan harga Rp130 ribu dan untuk lahan satu hektare, para petani memerlukan sekitar kurang lebih 4-5 karung pupuk.
"Kami berharap pemerintah bisa melakukan perubahan dan mencari tahu terkait sulitnya mendapatkan stok pupuk ini," harapnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan subsidi atas harga pupuk yang mahal. "Alhamdulillah adanya subsidi dari pemerintah kami merasa terbantu. Kami hanya kesulitan mendapatkan stok pupuknya saja," pungkasnya.
(Sf/Lo)