Cari disini...
Seputarfakta.com - Baiq Eliana -
Seputar Kaltim
Suasana proses packing MBG di Dapur SPPG di Jalan Karang Mulyo, Kabupaten Berau. (Foto: Baiq Eliana/seputarfakta.com)
Tanjung Redeb - Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Berau mulai beroperasi sebagai bagian dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini pun membuka peluang besar bagi petani dan koperasi lokal untuk memasok bahan pangan segar guna untuk memenuhi kebutuhan gizi ribuan pelajar yang ada di wilayah Berau.
Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, pun memprediksi bahwa kebutuhan pangan akan melonjak tajam saat SPPG beroperasi secara menyeluruh. Dengan sekitar 80 ribu pelajar yang harus dilayani setiap hari maka suplai pangan harus tersedia dalam skala besar.
"Kalau semua dapur jalan, otomatis akan butuh banyak bahan pangan segar. Ini sebenarnya satu potensi besar bagi petani untuk memanfaatkannya," ungkap Rakhmadi.
Saat ini, SPPG pun masih berstatus pilot project yang berlokasi di Jalan Karang Mulyo dimana dapur tersebut melayani empat sekolah dengan total 1.693 porsi makanan harian untuk tingkat TK hingga SMA. Setelah uji coba dapur umum ini berjalan lancar, program akan diperluas ke seluruh kecamatan di Kabupaten Berau.
Sementara itu, ia menyampaikan bahwa beberapa komoditas lokal yang diprediksi akan menjadi bahan utama dalam menu SPPG adalah pisang, jeruk, dan semangka, dimana jenis tanaman tersebut cocok untuk dibudidayakan di Berau. Kebutuhan telur pun diperkirakan meningkat tajam, karena hampir seluruh menu harian menggunakan bahan tersebut, baik sebagai lauk maupun campuran masakan.
"Hampir semua makanan menggunakan telur, seperti capcay dan lauk telur, sehingga kebutuhan semakin banyak," ujarnya.
Selain sayuran, komoditas lain yang masuk dalam daftar kebutuhan adalah tahu, tempe, dan ayam. Sedangkan ikan dinilai kurang cocok untuk anak-anak, terutama jenis ikan berduri yang berisiko.
Oleh sebab itu, untuk menjaga mutu dan keamanan pangan, Dinas Pangan pun membentuk tim Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) yang akan menelusuri asal usul setiap bahan pangan, baik yang berasal dari lokal maupun luar daerah.
"Kalau ada bahan dari luar daerah, kami tetap akan cek stok dan keamanannya," tutur Rakhmadi.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas juga menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Berau berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program-program gizi yang berkualitas.
"Saya mendorong seluruh perangkat daerah untuk bersama-sama menyukseskan program MBG demi masa depan anak-anak Berau," katanya.
Sri berharap dapur SPPG di Jalan Karang Mulyo juga dapat berjalan optimal dan menjadi pusat edukasi serta pelayanan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
"Semoga SPPG ini benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat melalui program MBG ini," tandas Bupati Berau.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Baiq Eliana -
Seputar Kaltim
Suasana proses packing MBG di Dapur SPPG di Jalan Karang Mulyo, Kabupaten Berau. (Foto: Baiq Eliana/seputarfakta.com)
Tanjung Redeb - Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Berau mulai beroperasi sebagai bagian dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini pun membuka peluang besar bagi petani dan koperasi lokal untuk memasok bahan pangan segar guna untuk memenuhi kebutuhan gizi ribuan pelajar yang ada di wilayah Berau.
Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, pun memprediksi bahwa kebutuhan pangan akan melonjak tajam saat SPPG beroperasi secara menyeluruh. Dengan sekitar 80 ribu pelajar yang harus dilayani setiap hari maka suplai pangan harus tersedia dalam skala besar.
"Kalau semua dapur jalan, otomatis akan butuh banyak bahan pangan segar. Ini sebenarnya satu potensi besar bagi petani untuk memanfaatkannya," ungkap Rakhmadi.
Saat ini, SPPG pun masih berstatus pilot project yang berlokasi di Jalan Karang Mulyo dimana dapur tersebut melayani empat sekolah dengan total 1.693 porsi makanan harian untuk tingkat TK hingga SMA. Setelah uji coba dapur umum ini berjalan lancar, program akan diperluas ke seluruh kecamatan di Kabupaten Berau.
Sementara itu, ia menyampaikan bahwa beberapa komoditas lokal yang diprediksi akan menjadi bahan utama dalam menu SPPG adalah pisang, jeruk, dan semangka, dimana jenis tanaman tersebut cocok untuk dibudidayakan di Berau. Kebutuhan telur pun diperkirakan meningkat tajam, karena hampir seluruh menu harian menggunakan bahan tersebut, baik sebagai lauk maupun campuran masakan.
"Hampir semua makanan menggunakan telur, seperti capcay dan lauk telur, sehingga kebutuhan semakin banyak," ujarnya.
Selain sayuran, komoditas lain yang masuk dalam daftar kebutuhan adalah tahu, tempe, dan ayam. Sedangkan ikan dinilai kurang cocok untuk anak-anak, terutama jenis ikan berduri yang berisiko.
Oleh sebab itu, untuk menjaga mutu dan keamanan pangan, Dinas Pangan pun membentuk tim Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) yang akan menelusuri asal usul setiap bahan pangan, baik yang berasal dari lokal maupun luar daerah.
"Kalau ada bahan dari luar daerah, kami tetap akan cek stok dan keamanannya," tutur Rakhmadi.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas juga menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Berau berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program-program gizi yang berkualitas.
"Saya mendorong seluruh perangkat daerah untuk bersama-sama menyukseskan program MBG demi masa depan anak-anak Berau," katanya.
Sri berharap dapur SPPG di Jalan Karang Mulyo juga dapat berjalan optimal dan menjadi pusat edukasi serta pelayanan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
"Semoga SPPG ini benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat melalui program MBG ini," tandas Bupati Berau.
(Sf/Rs)