Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Pengisian daya mobil listrik di SPKLU kantor UP3 PLN Samarinda. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Kota Samarinda masih kurang diminati pengguna kendaraan listrik.
Padahal SPKLU itu sudah diresmikan pada 26 Januari 2022 lalu. Di Samarinda, SPKLU terdapat di dua titik, yakni di halaman UP3 PLN Samarinda dan di Merak Square.
"Tapi di Merak Square ada kendala, kami lepas lagi," ungkap Tim Leader Niaga dan Customer Experience UP3 PLN Samarinda, Anggriawan Reza, Senin (28/8/2023).
Sedangkan data SPKLU di Kalimantan Timur (Kaltim) terdapat 12 titik dan hanya di Kota tertentu saja. "Di Balikpapan ada di UID Kaltimra, yakni IKN dan BSB. Untuk kota lainnya seperti Bontang, Samarinda dan Berau," sebutnya.
Pemanfaatan SPKLU di kantor UP3 ini baru mencapai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per bulan. Diketahui, harga per Kwh nya Rp 2 ribu.
Ini ditengarai karena belum banyak pengguna mobil listrik. Padahal beberapa brand yang produksi kendaraan listrik sudah ramai masuk ke Samarinda, Salah satunya Hyundai Ioniq.
Dari data yang terhimpun PLN, mereka baru menjual lima unit kepada warga Samarinda. "Sedangkan Wuling kami masih belum dapatkan datanya berapa," imbuhnya.
Menurutnya, dari hasil penelitian lapangan bahwa konsumen seringkali mengisi daya kendaraan listrik pada malam hari, sebelum digunakan beraktifitas keesokan harinya.
"Memang mengisi daya di rumah itu lama bisa sampai 10 jam hingga pengisian full, dengan begitu para konsumen melakukan pengisian pada malam hari," bebernya.
Jika dilakukan pengisian di SPKLU bisa tiga kali lebih cepat. "Tergantung tipe pengisiannya, di SPKLU ini ada Low charging, Fast Charging dan Ultra Fast Charging. Hanya membutuhkan waktu 3 - 4 jam saja dapat membantu konsumen bila membutuhkan pengisian cepat," lanjutnya.
Termasuk penyebaran pemanfaatan SPKLU, ia menyarankan kepada pengusaha bisa bekerjasama dengan PLN.
Partnership ini dengan basis sharing economy model sebagai bentuk percepatan tersedianya infrastruktur pengisian baterai kendaeaan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
"Dalam partnership ini pengusaha akan mendapatkan EV Charger, operational dan maintenance maupun lahan seperti layaknya Pertamini. Ini dalam rangka memancing konsumen peralihan menggunakan kendaraan listrik," pungkasnya.
(Sf/By)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Pengisian daya mobil listrik di SPKLU kantor UP3 PLN Samarinda. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Kota Samarinda masih kurang diminati pengguna kendaraan listrik.
Padahal SPKLU itu sudah diresmikan pada 26 Januari 2022 lalu. Di Samarinda, SPKLU terdapat di dua titik, yakni di halaman UP3 PLN Samarinda dan di Merak Square.
"Tapi di Merak Square ada kendala, kami lepas lagi," ungkap Tim Leader Niaga dan Customer Experience UP3 PLN Samarinda, Anggriawan Reza, Senin (28/8/2023).
Sedangkan data SPKLU di Kalimantan Timur (Kaltim) terdapat 12 titik dan hanya di Kota tertentu saja. "Di Balikpapan ada di UID Kaltimra, yakni IKN dan BSB. Untuk kota lainnya seperti Bontang, Samarinda dan Berau," sebutnya.
Pemanfaatan SPKLU di kantor UP3 ini baru mencapai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per bulan. Diketahui, harga per Kwh nya Rp 2 ribu.
Ini ditengarai karena belum banyak pengguna mobil listrik. Padahal beberapa brand yang produksi kendaraan listrik sudah ramai masuk ke Samarinda, Salah satunya Hyundai Ioniq.
Dari data yang terhimpun PLN, mereka baru menjual lima unit kepada warga Samarinda. "Sedangkan Wuling kami masih belum dapatkan datanya berapa," imbuhnya.
Menurutnya, dari hasil penelitian lapangan bahwa konsumen seringkali mengisi daya kendaraan listrik pada malam hari, sebelum digunakan beraktifitas keesokan harinya.
"Memang mengisi daya di rumah itu lama bisa sampai 10 jam hingga pengisian full, dengan begitu para konsumen melakukan pengisian pada malam hari," bebernya.
Jika dilakukan pengisian di SPKLU bisa tiga kali lebih cepat. "Tergantung tipe pengisiannya, di SPKLU ini ada Low charging, Fast Charging dan Ultra Fast Charging. Hanya membutuhkan waktu 3 - 4 jam saja dapat membantu konsumen bila membutuhkan pengisian cepat," lanjutnya.
Termasuk penyebaran pemanfaatan SPKLU, ia menyarankan kepada pengusaha bisa bekerjasama dengan PLN.
Partnership ini dengan basis sharing economy model sebagai bentuk percepatan tersedianya infrastruktur pengisian baterai kendaeaan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
"Dalam partnership ini pengusaha akan mendapatkan EV Charger, operational dan maintenance maupun lahan seperti layaknya Pertamini. Ini dalam rangka memancing konsumen peralihan menggunakan kendaraan listrik," pungkasnya.
(Sf/By)