Sepak Bola Kaltim Makin Terpuruk, Gagal Lolos PON hingga Pembinaan Muda Kurang Dilirik

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    02 Juni 2024 11:46 WIB

    Pertandingan Sepak Bola U-12 yang diselenggarakan oleh Forum Sekolah Sepak Bola Kalimantan Timur (FOSSKA) di Lapangan Karang Asam, Samarinda, Minggu (2/6/2024). (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Carilah bakat hingga pelosok negeri. Kata itu mulai ramai diperbincangkan oleh sebagian warganet, setelah masifnya proses naturalisasi yang dilakukan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk proyeksi tim nasional (Timnas).

    Kondisi demikian sangatlah mendukung untuk kemajuan dan prestasi Timnas di ajang internasional. Namun, dalam atmosfer persepakbolaan nasional hal ini masih menjadi ancaman bagi generasi muda. Bukan karena minimnya talenta, melainkan pembinaan yang dinilai kurang.

    Seperti yang terjadi di Kalimantan Timur. Absennya di kejuaraan PON XXII Aceh-Sumut, menjadi babak baru persepakbolaan di daerah ini. Sekretaris Jenderal Forum Sekolah Sepak Bola Kalimantan Timur (FOSSKA), Erwin Husain menyatakan ini menjadi raihan sejarah buruk bagi persepakbolaan di Kaltim.

    "Iklim sepak bola di Kaltim tahun ini terburuk, kenapa saya katakan itu, karena kita tidak lolos PON, yang mana sepanjang sejarah kita selalu lolos," ungkap Erwin di Lapangan Sepak Bola Karang Asam, Samarinda, Minggu (2/5/2024).

    Ada beberapa faktor kunci yang menyebabkan merosotnya prestasi sepak bola di Kaltim. Pertama, ia mengaku kurangnya transparansinya Asprov PSSI Kaltim dalam penjaringan pemain. "Kalau terbuka dalam penjaringan pemain, kualitas pemain kita bagus, jika itu pemain titipan, jadinya begini," imbuhnya.

    Ia menilai dengan pola monoton itu yang terus dilakukan oleh manajemen Asprov, imbasnya kepada bibit-bibit unggul daerah yang mumpuni. Paceklik prestasi akan dirasakan Kaltim yang berlangsung puluhan tahun mendatang.

    Kendati demikian, Erwin dengan modal puluhan tahun berjuang di Sepak Bola Kaltim terus melakukan pelebaran pembibitan. Melalui FOSSKA, ia selalu mengadakan ajang sepak bola regional Kaltim. 

    Adapun pemain hasil dari ajang yang diselenggarakan oleh FOSSKA, salah satunya bintang Timnas U-23 kala di Sea Games Kamboja 2023 kemarin, Ahmad Taufani. Tak hanya itu, bintang lainnya yang sudah berkarir di klub sepak bola nasional Dewa United, yakni Alta Ballah.

    Jejeran pemain muda berbakat itu mereka melalui ajang kompetisi kecil ini. Hal ini rutin dilakukan oleh Erwin hingga kini. Saat peliputan berita ini, FOSSKA sedang mengadakan kejuaraan silaturahmi yang diikuti lima tim U-12, keempatnya dari Samarinda dan satu tim dari Samboja.

    Adapun hal yang paling menyedihkan terjadi adalah kondisi lapangan yang penuh genangan air dan lumpur. Meskipun kondisi tidak memadai, kelima tim itu terus melanjutkan pertandingan. Masing-masing tim menunjukkan semangat juangnya melewati rintangan itu.

    Lapangan sepak bola Karang Asam ini sudah lama tidak mendapatkan perawatan, setelah pihak Dispora Samarinda menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekitar. Alhasil lapangan tersebut becek dan tidak rata. Erwin mengaku dengan kondisi lapangan seperti ini akan menyebabkan cidera pemain.

    "Kondisi ini sebenarnya bisa membuat pemain cidera dan mudah kelelahan, namun kami sudah terlanjur untuk bermain di sini, kalau kami mau menyewa stadion dan sebagainya itu kisaran harga jutaan rupiah," ujarnya.

    Jika pembibitan tidak segera dilakukan oleh Asprov PSSI Kaltim, maka keadaan demikian akan semakin parah. "Pertama ini karena kurang meleknya Asprov terhadap pembinaan dini dan kedua kurangnya perhatian pemerintah, terutama terhadap peningkatan fasilitas olahraga yang mumpuni bagi talenta, minimal perbanyak liga regional. Kami sangat memohon ini bisa menjadi perhatian," tukasnya.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Sepak Bola Kaltim Makin Terpuruk, Gagal Lolos PON hingga Pembinaan Muda Kurang Dilirik

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    02 Juni 2024 11:46 WIB

    Pertandingan Sepak Bola U-12 yang diselenggarakan oleh Forum Sekolah Sepak Bola Kalimantan Timur (FOSSKA) di Lapangan Karang Asam, Samarinda, Minggu (2/6/2024). (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Carilah bakat hingga pelosok negeri. Kata itu mulai ramai diperbincangkan oleh sebagian warganet, setelah masifnya proses naturalisasi yang dilakukan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk proyeksi tim nasional (Timnas).

    Kondisi demikian sangatlah mendukung untuk kemajuan dan prestasi Timnas di ajang internasional. Namun, dalam atmosfer persepakbolaan nasional hal ini masih menjadi ancaman bagi generasi muda. Bukan karena minimnya talenta, melainkan pembinaan yang dinilai kurang.

    Seperti yang terjadi di Kalimantan Timur. Absennya di kejuaraan PON XXII Aceh-Sumut, menjadi babak baru persepakbolaan di daerah ini. Sekretaris Jenderal Forum Sekolah Sepak Bola Kalimantan Timur (FOSSKA), Erwin Husain menyatakan ini menjadi raihan sejarah buruk bagi persepakbolaan di Kaltim.

    "Iklim sepak bola di Kaltim tahun ini terburuk, kenapa saya katakan itu, karena kita tidak lolos PON, yang mana sepanjang sejarah kita selalu lolos," ungkap Erwin di Lapangan Sepak Bola Karang Asam, Samarinda, Minggu (2/5/2024).

    Ada beberapa faktor kunci yang menyebabkan merosotnya prestasi sepak bola di Kaltim. Pertama, ia mengaku kurangnya transparansinya Asprov PSSI Kaltim dalam penjaringan pemain. "Kalau terbuka dalam penjaringan pemain, kualitas pemain kita bagus, jika itu pemain titipan, jadinya begini," imbuhnya.

    Ia menilai dengan pola monoton itu yang terus dilakukan oleh manajemen Asprov, imbasnya kepada bibit-bibit unggul daerah yang mumpuni. Paceklik prestasi akan dirasakan Kaltim yang berlangsung puluhan tahun mendatang.

    Kendati demikian, Erwin dengan modal puluhan tahun berjuang di Sepak Bola Kaltim terus melakukan pelebaran pembibitan. Melalui FOSSKA, ia selalu mengadakan ajang sepak bola regional Kaltim. 

    Adapun pemain hasil dari ajang yang diselenggarakan oleh FOSSKA, salah satunya bintang Timnas U-23 kala di Sea Games Kamboja 2023 kemarin, Ahmad Taufani. Tak hanya itu, bintang lainnya yang sudah berkarir di klub sepak bola nasional Dewa United, yakni Alta Ballah.

    Jejeran pemain muda berbakat itu mereka melalui ajang kompetisi kecil ini. Hal ini rutin dilakukan oleh Erwin hingga kini. Saat peliputan berita ini, FOSSKA sedang mengadakan kejuaraan silaturahmi yang diikuti lima tim U-12, keempatnya dari Samarinda dan satu tim dari Samboja.

    Adapun hal yang paling menyedihkan terjadi adalah kondisi lapangan yang penuh genangan air dan lumpur. Meskipun kondisi tidak memadai, kelima tim itu terus melanjutkan pertandingan. Masing-masing tim menunjukkan semangat juangnya melewati rintangan itu.

    Lapangan sepak bola Karang Asam ini sudah lama tidak mendapatkan perawatan, setelah pihak Dispora Samarinda menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekitar. Alhasil lapangan tersebut becek dan tidak rata. Erwin mengaku dengan kondisi lapangan seperti ini akan menyebabkan cidera pemain.

    "Kondisi ini sebenarnya bisa membuat pemain cidera dan mudah kelelahan, namun kami sudah terlanjur untuk bermain di sini, kalau kami mau menyewa stadion dan sebagainya itu kisaran harga jutaan rupiah," ujarnya.

    Jika pembibitan tidak segera dilakukan oleh Asprov PSSI Kaltim, maka keadaan demikian akan semakin parah. "Pertama ini karena kurang meleknya Asprov terhadap pembinaan dini dan kedua kurangnya perhatian pemerintah, terutama terhadap peningkatan fasilitas olahraga yang mumpuni bagi talenta, minimal perbanyak liga regional. Kami sangat memohon ini bisa menjadi perhatian," tukasnya.

    (Sf/Rs)