Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Patung atau seni sculpture bergambar hewan pesut yang terletak di dekat Jembatan Mahakam menjadi ikon baru Kota Samarinda. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Patung pesut yang baru saja dibikin di Jembatan Mahakam IV, Samarinda, tidak hanya menjadi ikon baru kota, tetapi juga menyimpan makna mendalam tentang lingkungan dan semangat masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim).
Seniman asal Bandung yang mendesain karya seni monumental ini, John Martono, mengungkapkan bahwa patung pesut tersebut merupakan representasi dari cinta terhadap lingkungan dan semangat progresif masyarakat Kaltim.
"Patung pesut itu konsepnya bagaimana kita mencintai lingkungan, selama pesut itu ada, pasti lingkungan itu baik," ujar John saat ditemui di lokasi patung.
Ia menjelaskan bahwa ide pembuatan patung pesut ini berasal dari Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, yang ingin menciptakan sebuah karya seni yang merefleksikan kekayaan alam dan budaya Kaltim. Setelah melakukan survei dan diskusi, John pun mulai merancang desain patung yang kemudian dituangkan dalam bentuk nyata.
John menambahkan bahwa pemilihan konsep pesut sebagai tema utama patung ini memiliki alasan yang kuat. Pesut, sebagai mamalia air tawar khas Sungai Mahakam, merupakan simbol dari keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan.
"Tadi tematiknya pesut, bagaimana kita mencintai lingkungan , artinya kita mencintai wilayah kita. Siapa yang harus mencintai wilayah kita, harus kita," tegasnya.
Selain itu, John juga menjelaskan makna di balik desain patung pesut yang terlihat dinamis dan penuh energi. Menurutnya, desain tersebut mencerminkan semangat masyarakat Kaltim yang selalu bergerak maju dan adaptif terhadap perubahan.
"Dan komposisi pesut itu kenapa enerjik, saya yakin bahwa energi di Kaltim ini bagus, secara situasional itu hidup terus, enggak ada yang diam. Energi pikiran, energi gerak, di Kaltim menuju hal yang positif," ungkapnya.
Lebih lanjut, John menjelaskan arti dari warna-warna yang digunakan pada patung pesut, yaitu biru, kuning, putih, silver, dan hijau. Warna biru dan hijau melambangkan alam dan lingkungan, sedangkan warna kuning dan merah diambil dari logo Provinsi Kaltim.
"Hijau biru itu hal-hal yang nature, hal hal yang positif, kuning merah ini saya ambil dari elemen-elemen yang khas dari Kaltim," jelasnya.
Terkait dengan proses pembuatan patung pesut, John mengakui bahwa terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapinya. Namun, berkat kerja sama tim yang solid, semua tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik.
"Kualitasnya ini dijamin keawetannya bisa bertahan hingga 15 tahun, intinya jangan terbentur dengan benda keras, kalau terpapar hujan dan panas itu masih awet, sama aja kita seperti melihara mobil," pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Patung atau seni sculpture bergambar hewan pesut yang terletak di dekat Jembatan Mahakam menjadi ikon baru Kota Samarinda. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Patung pesut yang baru saja dibikin di Jembatan Mahakam IV, Samarinda, tidak hanya menjadi ikon baru kota, tetapi juga menyimpan makna mendalam tentang lingkungan dan semangat masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim).
Seniman asal Bandung yang mendesain karya seni monumental ini, John Martono, mengungkapkan bahwa patung pesut tersebut merupakan representasi dari cinta terhadap lingkungan dan semangat progresif masyarakat Kaltim.
"Patung pesut itu konsepnya bagaimana kita mencintai lingkungan, selama pesut itu ada, pasti lingkungan itu baik," ujar John saat ditemui di lokasi patung.
Ia menjelaskan bahwa ide pembuatan patung pesut ini berasal dari Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, yang ingin menciptakan sebuah karya seni yang merefleksikan kekayaan alam dan budaya Kaltim. Setelah melakukan survei dan diskusi, John pun mulai merancang desain patung yang kemudian dituangkan dalam bentuk nyata.
John menambahkan bahwa pemilihan konsep pesut sebagai tema utama patung ini memiliki alasan yang kuat. Pesut, sebagai mamalia air tawar khas Sungai Mahakam, merupakan simbol dari keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan.
"Tadi tematiknya pesut, bagaimana kita mencintai lingkungan , artinya kita mencintai wilayah kita. Siapa yang harus mencintai wilayah kita, harus kita," tegasnya.
Selain itu, John juga menjelaskan makna di balik desain patung pesut yang terlihat dinamis dan penuh energi. Menurutnya, desain tersebut mencerminkan semangat masyarakat Kaltim yang selalu bergerak maju dan adaptif terhadap perubahan.
"Dan komposisi pesut itu kenapa enerjik, saya yakin bahwa energi di Kaltim ini bagus, secara situasional itu hidup terus, enggak ada yang diam. Energi pikiran, energi gerak, di Kaltim menuju hal yang positif," ungkapnya.
Lebih lanjut, John menjelaskan arti dari warna-warna yang digunakan pada patung pesut, yaitu biru, kuning, putih, silver, dan hijau. Warna biru dan hijau melambangkan alam dan lingkungan, sedangkan warna kuning dan merah diambil dari logo Provinsi Kaltim.
"Hijau biru itu hal-hal yang nature, hal hal yang positif, kuning merah ini saya ambil dari elemen-elemen yang khas dari Kaltim," jelasnya.
Terkait dengan proses pembuatan patung pesut, John mengakui bahwa terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapinya. Namun, berkat kerja sama tim yang solid, semua tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik.
"Kualitasnya ini dijamin keawetannya bisa bertahan hingga 15 tahun, intinya jangan terbentur dengan benda keras, kalau terpapar hujan dan panas itu masih awet, sama aja kita seperti melihara mobil," pungkasnya.
(Sf/Rs)