Seminggu Pascakebakaran Big Mall Samarinda, Disdamkar Soroti Sprinkler Mati hingga Karyawan Tak Terlatih

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    08 Juni 2025 12:36 WIB

    Keadaan bigmall setelah kebakaran besar pekan lalu, yang disinyalir banyak mengalami kegagalan dalam penanganan. (Foto: HO-DokumentasiPribadi)

    Samarinda - Sepekan setelah insiden kebakaran yang mengejutkan di Big Mall Samarinda pada Senin (2/6/2025) malam, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kota Samarinda, Hendra AH, kembali buka suara. 

    Ia menyoroti sejumlah masalah krusial pada sistem keselamatan gedung yang disinyalir menjadi penyebab meluasnya api dan kepanikan pengunjung, termasuk dugaan sprinkler yang tidak berfungsi optimal.

    Hendra menjelaskan, sistem sprinkler atau penyemprot air otomatis, meskipun jaringannya tersedia, kemungkinan besar tidak bekerja saat kejadian. 

    "Jaringan sprinkler ada, cuma disaat kebakaran pulp (katup) tertutup. Nah, alarm tidak berfungsi, sehingga pengunjung bioskop tidak tahu kalau di bawah ada kebakaran. Seandainya alarm berfungsi pasti sebelumnya pengunjung bioskop sudah keluar," ungkap Hendra dihubungi di Samarinda, Minggu (8/6/2025).

    Dugaan pulp tertutup ini mengindikasikan adanya perbaikan atau kebocoran yang belum diselesaikan. 

    "Saya tidak bisa menyimpulkan pastinya gimana, tapi yang jelas kan tidak meledak atau pecah saat kejadian kebakaran, kemungkinan pulp-nya," kata Hendra.

    Selain sprinkler dan alarm, Hendra juga menyoroti kegagalan sistem pompa kebakaran yang seharusnya bekerja otomatis. 

    "Yang kedua karena pompa tidak otomatis. Harusnya pompa kebakaran itu kan ada 3, pompa joki, pompa elektrik, dan pompa diesel harus serba otomatis," tegasnya.

    Tak hanya masalah teknis, Hendra juga menyoroti minimnya kesiapan sumber daya manusia. Ia prihatin dengan fakta bahwa tim internal yang seharusnya menangani kebakaran di Big Mall tidak terlatih. 

    "Orang-orang yang menangani kebakaran itu tidak terlatih, sehingga apa yang dilakukan setelah kebakaran mereka tidak terlatih dalam manajemen keselamatan kebakaran gedung," ujarnya.

    Disdamkar sendiri, lanjut Hendra, rutin melakukan inspeksi tahunan ke gedung-gedung bertingkat, mal, dan hotel. Setiap inspeksi selalu disertai dengan hasil rekomendasi. 

    Ia turut mendesak manajemen Big Mall untuk segera berbenah demi keselamatan pengunjung dan aset di masa mendatang.

    "Karyawan yang ditugaskan untuk istilahnya tim pemadam kebakarannya lah dari Big Mall, seperti Hotel Harris kan ada disaat terjadi kebakaran apa yang harus mereka perbuat. Di Big Mall tidak terlatih, harusnya bersurat ke kami, kami berikan rekomendasi untuk pelatihan karyawan yang menangani di Big Mall," pungkas Hendra.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Seminggu Pascakebakaran Big Mall Samarinda, Disdamkar Soroti Sprinkler Mati hingga Karyawan Tak Terlatih

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    08 Juni 2025 12:36 WIB

    Keadaan bigmall setelah kebakaran besar pekan lalu, yang disinyalir banyak mengalami kegagalan dalam penanganan. (Foto: HO-DokumentasiPribadi)

    Samarinda - Sepekan setelah insiden kebakaran yang mengejutkan di Big Mall Samarinda pada Senin (2/6/2025) malam, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kota Samarinda, Hendra AH, kembali buka suara. 

    Ia menyoroti sejumlah masalah krusial pada sistem keselamatan gedung yang disinyalir menjadi penyebab meluasnya api dan kepanikan pengunjung, termasuk dugaan sprinkler yang tidak berfungsi optimal.

    Hendra menjelaskan, sistem sprinkler atau penyemprot air otomatis, meskipun jaringannya tersedia, kemungkinan besar tidak bekerja saat kejadian. 

    "Jaringan sprinkler ada, cuma disaat kebakaran pulp (katup) tertutup. Nah, alarm tidak berfungsi, sehingga pengunjung bioskop tidak tahu kalau di bawah ada kebakaran. Seandainya alarm berfungsi pasti sebelumnya pengunjung bioskop sudah keluar," ungkap Hendra dihubungi di Samarinda, Minggu (8/6/2025).

    Dugaan pulp tertutup ini mengindikasikan adanya perbaikan atau kebocoran yang belum diselesaikan. 

    "Saya tidak bisa menyimpulkan pastinya gimana, tapi yang jelas kan tidak meledak atau pecah saat kejadian kebakaran, kemungkinan pulp-nya," kata Hendra.

    Selain sprinkler dan alarm, Hendra juga menyoroti kegagalan sistem pompa kebakaran yang seharusnya bekerja otomatis. 

    "Yang kedua karena pompa tidak otomatis. Harusnya pompa kebakaran itu kan ada 3, pompa joki, pompa elektrik, dan pompa diesel harus serba otomatis," tegasnya.

    Tak hanya masalah teknis, Hendra juga menyoroti minimnya kesiapan sumber daya manusia. Ia prihatin dengan fakta bahwa tim internal yang seharusnya menangani kebakaran di Big Mall tidak terlatih. 

    "Orang-orang yang menangani kebakaran itu tidak terlatih, sehingga apa yang dilakukan setelah kebakaran mereka tidak terlatih dalam manajemen keselamatan kebakaran gedung," ujarnya.

    Disdamkar sendiri, lanjut Hendra, rutin melakukan inspeksi tahunan ke gedung-gedung bertingkat, mal, dan hotel. Setiap inspeksi selalu disertai dengan hasil rekomendasi. 

    Ia turut mendesak manajemen Big Mall untuk segera berbenah demi keselamatan pengunjung dan aset di masa mendatang.

    "Karyawan yang ditugaskan untuk istilahnya tim pemadam kebakarannya lah dari Big Mall, seperti Hotel Harris kan ada disaat terjadi kebakaran apa yang harus mereka perbuat. Di Big Mall tidak terlatih, harusnya bersurat ke kami, kami berikan rekomendasi untuk pelatihan karyawan yang menangani di Big Mall," pungkas Hendra.

    (Sf/Rs)