Selamatkan Bahasa Lokal Kaltim dari Kepunahan, Kemendikdasmen Gelar Revitalisasi

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    31 Agustus 2025 11:46 WIB

    Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Bahasa daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) kini berada di ambang kepunahan. 

    Menyikapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Komisi X DPR RI menggelar sosialisasi dan revitalisasi bahasa ibu untuk mencegah bahasa seperti Kenyah, Paser, dan Kutai hanya menjadi catatan sejarah.

    Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, upaya pelestarian ini tidak hanya sekadar wacana, tetapi diwujudkan melalui kegiatan konkret.

    "Kami menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang melibatkan siswa dari SD hingga SMP. Melalui lomba menulis cerpen, mendongeng, hingga stand up komedi dalam bahasa daerah, kami berharap dapat menumbuhkan generasi baru yang aktif menggunakan bahasa ibu mereka," kata Hafidz Muksin.

    Ia menambahkan, program pelestarian ini juga sejalan dengan penguatan literasi nasional. Pada tahun 2021, Badan Bahasa berhasil mencetak dan mendistribusikan lebih dari 21 juta buku bacaan ke sekolah-sekolah di wilayah dengan tingkat literasi rendah.

    Program ini mendapat dukungan penuh dari Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, kebudayaan, riset, dan pariwisata. Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menekankan pentingnya penyelamatan bahasa daerah. 

    Ia mengungkapkan, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar di 38 provinsi, namun 25 di antaranya terancam punah dan 11 lainnya sudah punah.

    "Sangat disayangkan, bahasa daerah di Kaltim pun termasuk yang hampir punah," ujar Hetifah. 

    Ia menyebut Kaltim memiliki keragaman bahasa seperti Kenyah, Paser, dan Kutai. Sehingga Kaltim adalah tempat yang tepat untuk melakukan revitalisasi ini. 

    “Kami tidak ingin bahasa-bahasa ini hanya menjadi catatan sejarah. Kaltim menjadi salah satu lokasi utama program revitalisasi ini," tegasnya.

    Hetifah juga menyoroti peran strategis sastrawan muda dan komunitas literasi lokal. Ia mengajak anak muda Kaltim untuk lebih aktif dalam menciptakan karya yang berakar pada budaya setempat.

    "Pemerintah sudah menyalurkan bantuan kepada 340 komunitas literasi di seluruh Indonesia, sembilan di antaranya berada di Kaltim. Ini adalah wujud nyata dukungan kami. Anak muda Kaltim harus diberi ruang lebih luas untuk menghasilkan karya yang berakar pada budaya lokal. Ini adalah bentuk nyata menjaga bahasa ibu tetap hidup," jelas Hetifah, yang merupakan wakil rakyat dari Dapil Kaltim.

    Menanggapi hal ini, Kepala Balai Bahasa Kaltim, Asep Juanda, menjelaskan bahwa kolaborasi kebahasaan dan kesastraan ini bertujuan memperkuat sinergi antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat dalam mendukung program prioritas nasional di bidang bahasa.

    "Pelestarian bahasa ibu ini memberikan manfaat nyata dalam membangun ekosistem kebahasaan dan kesastraan yang lebih kuat dan berkelanjutan di Kaltim," pungkas Asep Juanda.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Selamatkan Bahasa Lokal Kaltim dari Kepunahan, Kemendikdasmen Gelar Revitalisasi

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    31 Agustus 2025 11:46 WIB

    Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Bahasa daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) kini berada di ambang kepunahan. 

    Menyikapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Komisi X DPR RI menggelar sosialisasi dan revitalisasi bahasa ibu untuk mencegah bahasa seperti Kenyah, Paser, dan Kutai hanya menjadi catatan sejarah.

    Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, upaya pelestarian ini tidak hanya sekadar wacana, tetapi diwujudkan melalui kegiatan konkret.

    "Kami menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang melibatkan siswa dari SD hingga SMP. Melalui lomba menulis cerpen, mendongeng, hingga stand up komedi dalam bahasa daerah, kami berharap dapat menumbuhkan generasi baru yang aktif menggunakan bahasa ibu mereka," kata Hafidz Muksin.

    Ia menambahkan, program pelestarian ini juga sejalan dengan penguatan literasi nasional. Pada tahun 2021, Badan Bahasa berhasil mencetak dan mendistribusikan lebih dari 21 juta buku bacaan ke sekolah-sekolah di wilayah dengan tingkat literasi rendah.

    Program ini mendapat dukungan penuh dari Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, kebudayaan, riset, dan pariwisata. Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menekankan pentingnya penyelamatan bahasa daerah. 

    Ia mengungkapkan, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar di 38 provinsi, namun 25 di antaranya terancam punah dan 11 lainnya sudah punah.

    "Sangat disayangkan, bahasa daerah di Kaltim pun termasuk yang hampir punah," ujar Hetifah. 

    Ia menyebut Kaltim memiliki keragaman bahasa seperti Kenyah, Paser, dan Kutai. Sehingga Kaltim adalah tempat yang tepat untuk melakukan revitalisasi ini. 

    “Kami tidak ingin bahasa-bahasa ini hanya menjadi catatan sejarah. Kaltim menjadi salah satu lokasi utama program revitalisasi ini," tegasnya.

    Hetifah juga menyoroti peran strategis sastrawan muda dan komunitas literasi lokal. Ia mengajak anak muda Kaltim untuk lebih aktif dalam menciptakan karya yang berakar pada budaya setempat.

    "Pemerintah sudah menyalurkan bantuan kepada 340 komunitas literasi di seluruh Indonesia, sembilan di antaranya berada di Kaltim. Ini adalah wujud nyata dukungan kami. Anak muda Kaltim harus diberi ruang lebih luas untuk menghasilkan karya yang berakar pada budaya lokal. Ini adalah bentuk nyata menjaga bahasa ibu tetap hidup," jelas Hetifah, yang merupakan wakil rakyat dari Dapil Kaltim.

    Menanggapi hal ini, Kepala Balai Bahasa Kaltim, Asep Juanda, menjelaskan bahwa kolaborasi kebahasaan dan kesastraan ini bertujuan memperkuat sinergi antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat dalam mendukung program prioritas nasional di bidang bahasa.

    "Pelestarian bahasa ibu ini memberikan manfaat nyata dalam membangun ekosistem kebahasaan dan kesastraan yang lebih kuat dan berkelanjutan di Kaltim," pungkas Asep Juanda.

    (Sf/Rs)