Cari disini...
Seputarfakta.com - Agus Saputra -
Seputar Kaltim
Kabid Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Diskan PPU, Musakkar.(Foto: Agus Saputra/Seputarfakta.com)
Penajam - Dinas Perikanan (Diskan) Penajam Paser Utara (PPU) memperbolehkan pembudi daya menggunakan bahan kimia saponin di tambak.
Penggunaan saponin di tambak tidak akan mempengaruhi kualitas hasil perikanan budi daya karena bahannya berasal dari tumbuh-tumbuhan, yakni biji teh, sehingga saponin dianggap sebagai bahan kimia alami atau ramah lingkungan.
“Saponin termasuk bahan kimia yang diperbolehkan digunakan karena ramah lingkungan, tapi khusus di tambak saja,” ucap Kepala Bidang Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Diskan PPU, Musakkar Mulyadi, Senin (16/6/2025).
Justru petambak sangat dianjurkan untuk menggunakan bahan kimia seperti saponin apabila hendak membasmi ikan-ikan predator, seperti gabus dan belut yang dianggap dapat mengganggu pertumbuhan ikan budi daya di tambak karena kerap memangsa.
Cara mengimplementasikan bahan kimia saponin terbilang cukup mudah, pembudi daya hanya perlu merendam dan melarutkan serbuk saponin dalam suatu wadah terlebih dahulu, kemudian dituang ke dalam tambak yang berisi ikan-ikan predator atau pengganggu.
Musakkar memastikan ikan-ikan predator akan mati dengan sendirinya dalam kurun waktu beberapa hari kemudian setelah larutan saponin dituang ke tambak.
“Bahan kimia ini sering digunakan saat pembersihan awal di tambak, jadi jenis-jenis ikan tidak ekonomis atau dianggap seperti hama akan mati,” bebernya.
Meski penggunaan saponin sangat membantu petambak dalam membasmi ikan-ikan predator, tapi dosis penggunaannya perlu diperhatikan.
Apabila berlebihan, justru menimbulkan dampak negatif bagi keberlangsungan hidup benih ikan budi daya yang baru ditebar.
Sebagai langkah antisipasi agar benih ikan budi daya tidak mati, Diskan PPU menurunkan penyuluh perikanan untuk memberikan edukasi terkait penggunaan dosis saponin yang tepat.
“Kita selalu mengedukasi para pembudi daya, terutama yang tergabung dalam pokdakan lewat penyuluh karena mereka merupakan mitra atau perpanjangan tangan kita,” tandasnya.
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Agus Saputra -
Seputar Kaltim
Kabid Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Diskan PPU, Musakkar.(Foto: Agus Saputra/Seputarfakta.com)
Penajam - Dinas Perikanan (Diskan) Penajam Paser Utara (PPU) memperbolehkan pembudi daya menggunakan bahan kimia saponin di tambak.
Penggunaan saponin di tambak tidak akan mempengaruhi kualitas hasil perikanan budi daya karena bahannya berasal dari tumbuh-tumbuhan, yakni biji teh, sehingga saponin dianggap sebagai bahan kimia alami atau ramah lingkungan.
“Saponin termasuk bahan kimia yang diperbolehkan digunakan karena ramah lingkungan, tapi khusus di tambak saja,” ucap Kepala Bidang Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Diskan PPU, Musakkar Mulyadi, Senin (16/6/2025).
Justru petambak sangat dianjurkan untuk menggunakan bahan kimia seperti saponin apabila hendak membasmi ikan-ikan predator, seperti gabus dan belut yang dianggap dapat mengganggu pertumbuhan ikan budi daya di tambak karena kerap memangsa.
Cara mengimplementasikan bahan kimia saponin terbilang cukup mudah, pembudi daya hanya perlu merendam dan melarutkan serbuk saponin dalam suatu wadah terlebih dahulu, kemudian dituang ke dalam tambak yang berisi ikan-ikan predator atau pengganggu.
Musakkar memastikan ikan-ikan predator akan mati dengan sendirinya dalam kurun waktu beberapa hari kemudian setelah larutan saponin dituang ke tambak.
“Bahan kimia ini sering digunakan saat pembersihan awal di tambak, jadi jenis-jenis ikan tidak ekonomis atau dianggap seperti hama akan mati,” bebernya.
Meski penggunaan saponin sangat membantu petambak dalam membasmi ikan-ikan predator, tapi dosis penggunaannya perlu diperhatikan.
Apabila berlebihan, justru menimbulkan dampak negatif bagi keberlangsungan hidup benih ikan budi daya yang baru ditebar.
Sebagai langkah antisipasi agar benih ikan budi daya tidak mati, Diskan PPU menurunkan penyuluh perikanan untuk memberikan edukasi terkait penggunaan dosis saponin yang tepat.
“Kita selalu mengedukasi para pembudi daya, terutama yang tergabung dalam pokdakan lewat penyuluh karena mereka merupakan mitra atau perpanjangan tangan kita,” tandasnya.
(Sf/Lo)