Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Sampah yang bakal diangkut ke TPA Sambutan. (Foto: Dokumentasi DLH Kota Samarinda/Seputarfakta.com)
Samarinda - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda lagi menjajaki peluang kerja sama dengan investor asal Malaysia untuk membangun pabrik pembangkit listrik berbahan baku sampah.
Kepala DLH Samarinda, Endang Liansyah, menyatakan bahwa proyek ini menawarkan solusi yang inovatif untuk mengelola volume sampah yang terus meningkat di kota ini. Meski begitu Endang menilai kondisi sampah di Kota Tepian ini masih terbilang normal.
"Ini adalah investor yang paling serius, terlihat dari pimpinan perusahaan yang langsung datang dari Malaysia. Mereka memang bergerak di bidang pengelolaan sampah, dan sudah memiliki pengalaman di beberapa negara, termasuk di China,” jelas Endang.
Proyek yang diusulkan ini akan mengolah sekitar 500 ton sampah per-hari, tanpa termasuk kaca, batu, dan besi yang akan diubah menjadi listrik.
Usulan ini dipandang realistis karena Samarinda saat ini menghasilkan sekitar 650 ton sampah per-hari, meskipun terdapat satu sampai dua persen material seperti kaca, batu, dan besi dalam sampah tersebut.
Endang menambahkan, semua investasi nantinya akan ditanggung oleh pihak investor. Sedangkan kebutuhan seperti lahan dan sampah akan menjadi tanggung jawab pemerintah kota.
"Kita hanya membantu dalam penyediaan lahan seluas 1,5 hektare, rencana di TPA Sambutan, rincian lainnya akan dibicarakan lebih lanjut," bebernya.
Pabrik pengolahan sampah ini direncanakan untuk mulai dibangun tahun depan dengan estimasi waktu pengerjaan selama dua tahun. Selain itu, hasil listrik dari pembangkit tersebut akan dijual kepada PLN.
Ia menilai proyek ini berdampak sangat signifikan, sebab tidak hanya berdampak pada pengelolaan sampah, tetapi juga berkontribusi pada pasokan listrik di Samarinda.
Endang menyebut kerja sama serupa sudah ada di kota-kota besar lain seperti Surabaya dan Jakarta, namun listrik yang dihasilkan dari pembangkit sampah di sana hanya digunakan untuk kebutuhan sendiri.
"Wali Kota Samarinda telah memberikan lampu hijau untuk proyek ini, dan saat ini DLH sedang dalam proses penyusunan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak investor," pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Sampah yang bakal diangkut ke TPA Sambutan. (Foto: Dokumentasi DLH Kota Samarinda/Seputarfakta.com)
Samarinda - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda lagi menjajaki peluang kerja sama dengan investor asal Malaysia untuk membangun pabrik pembangkit listrik berbahan baku sampah.
Kepala DLH Samarinda, Endang Liansyah, menyatakan bahwa proyek ini menawarkan solusi yang inovatif untuk mengelola volume sampah yang terus meningkat di kota ini. Meski begitu Endang menilai kondisi sampah di Kota Tepian ini masih terbilang normal.
"Ini adalah investor yang paling serius, terlihat dari pimpinan perusahaan yang langsung datang dari Malaysia. Mereka memang bergerak di bidang pengelolaan sampah, dan sudah memiliki pengalaman di beberapa negara, termasuk di China,” jelas Endang.
Proyek yang diusulkan ini akan mengolah sekitar 500 ton sampah per-hari, tanpa termasuk kaca, batu, dan besi yang akan diubah menjadi listrik.
Usulan ini dipandang realistis karena Samarinda saat ini menghasilkan sekitar 650 ton sampah per-hari, meskipun terdapat satu sampai dua persen material seperti kaca, batu, dan besi dalam sampah tersebut.
Endang menambahkan, semua investasi nantinya akan ditanggung oleh pihak investor. Sedangkan kebutuhan seperti lahan dan sampah akan menjadi tanggung jawab pemerintah kota.
"Kita hanya membantu dalam penyediaan lahan seluas 1,5 hektare, rencana di TPA Sambutan, rincian lainnya akan dibicarakan lebih lanjut," bebernya.
Pabrik pengolahan sampah ini direncanakan untuk mulai dibangun tahun depan dengan estimasi waktu pengerjaan selama dua tahun. Selain itu, hasil listrik dari pembangkit tersebut akan dijual kepada PLN.
Ia menilai proyek ini berdampak sangat signifikan, sebab tidak hanya berdampak pada pengelolaan sampah, tetapi juga berkontribusi pada pasokan listrik di Samarinda.
Endang menyebut kerja sama serupa sudah ada di kota-kota besar lain seperti Surabaya dan Jakarta, namun listrik yang dihasilkan dari pembangkit sampah di sana hanya digunakan untuk kebutuhan sendiri.
"Wali Kota Samarinda telah memberikan lampu hijau untuk proyek ini, dan saat ini DLH sedang dalam proses penyusunan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak investor," pungkasnya.
(Sf/Rs)