Samarinda Makin Macet, Dishub Bakal Terapkan Sistem Satu Arah di Tiga Ruas Jalan

    Seputarfakta.com - Tria -

    Seputar Kaltim

    06 Februari 2025 06:57 WIB

    Ilustrasi kemacetan di Samarinda. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)

    Samarinda – Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda merancang penerapan Sistem Satu Arah (SSA) sebagai langkah strategis untuk mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya. Pasalnya, pertumbuhan penduduk yang pesat di Samarinda berimbas pada meningkatnya kepadatan lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama. Kemacetan semakin sering terjadi, terutama di kawasan bisnis dan perdagangan.

    Bersama Satlantas, kecamatan, dan kelurahan, Dishub telah melakukan kajian komprehensif dan menetapkan tiga ruas jalan yang akan segera menerapkan sistem ini, yakni di Jalan Camar, Jalan Tekukur, dan Jalan Abul Hasan.

    Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menegaskan bahwa SSA merupakan strategi paling realistis dalam meningkatkan kapasitas jalan di tengah keterbatasan ruang kota. "Tidak mungkin lagi dilakukan pelebaran jalan, jadi kita harus mengoptimalkan kapasitas yang ada. Apalagi, ke depan Samarinda akan berkembang menjadi kota metropolitan yang menarik banyak pendatang," ujar Manalu.

    Dengan SSA, arus kendaraan akan diatur dengan skema rekayasa lalu lintas, di mana untuk Jalan Camar, Kendaraan dari Jalan Gatot Subroto (Gatsu) diarahkan masuk ke Jalan Camar, sementara kendaraan dari Jalan Hasan Basri dilarang masuk. Arus kendaraan akan keluar melalui Jalan Tekukur.

    Kemudian di Jalan Abul Hasan, kendaraan masih dapat diarahkan ke Jalan Diponegoro, tetapi arus dari Jalan KH Khalid tidak lagi diperbolehkan melewati Abul Hasan karena telah menjadi satu arah. "Skema ini sudah pernah diuji coba saat ada proyek pengerjaan jalan oleh Dinas PUPR, dan hasilnya cukup efektif dalam mengurangi kemacetan," tambahnya.

    Selain penerapan SSA, Dishub juga akan menertibkan sistem parkir di kawasan tersebut. Pola parkir paralel akan diwajibkan untuk menghindari penyempitan jalan akibat parkir serong. Manalu menyoroti bahwa dalam beberapa kasus, pemilik usaha sengaja mengarahkan jukir untuk menerapkan parkir serong demi menampung lebih banyak kendaraan pelanggan. "Kami butuh kerja sama dari pemilik usaha. Parkir serong mengurangi kapasitas jalan dan memperparah kemacetan," tegasnya.

    Sebagai langkah lanjutan, Dishub juga mendorong masyarakat untuk mulai beralih ke transportasi umum. Manalu mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, bus kota berbasis skema beli layanan (buy the service) akan mulai dioperasikan. Rencananya, ada 7 trayek utama dan 6 trayek feeder, tetapi tahap awal akan dimulai dengan 2 trayek utama dan 2 trayek feeder. Dengan berbagai langkah ini, Dishub berharap mobilitas di Samarinda bisa lebih tertata. "Sekarang tinggal eksekusi, semoga bisa segera terealisasi," pungkas Manalu.

    (Sf/Mr)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Samarinda Makin Macet, Dishub Bakal Terapkan Sistem Satu Arah di Tiga Ruas Jalan

    Seputarfakta.com - Tria -

    Seputar Kaltim

    06 Februari 2025 06:57 WIB

    Ilustrasi kemacetan di Samarinda. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)

    Samarinda – Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda merancang penerapan Sistem Satu Arah (SSA) sebagai langkah strategis untuk mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya. Pasalnya, pertumbuhan penduduk yang pesat di Samarinda berimbas pada meningkatnya kepadatan lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama. Kemacetan semakin sering terjadi, terutama di kawasan bisnis dan perdagangan.

    Bersama Satlantas, kecamatan, dan kelurahan, Dishub telah melakukan kajian komprehensif dan menetapkan tiga ruas jalan yang akan segera menerapkan sistem ini, yakni di Jalan Camar, Jalan Tekukur, dan Jalan Abul Hasan.

    Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menegaskan bahwa SSA merupakan strategi paling realistis dalam meningkatkan kapasitas jalan di tengah keterbatasan ruang kota. "Tidak mungkin lagi dilakukan pelebaran jalan, jadi kita harus mengoptimalkan kapasitas yang ada. Apalagi, ke depan Samarinda akan berkembang menjadi kota metropolitan yang menarik banyak pendatang," ujar Manalu.

    Dengan SSA, arus kendaraan akan diatur dengan skema rekayasa lalu lintas, di mana untuk Jalan Camar, Kendaraan dari Jalan Gatot Subroto (Gatsu) diarahkan masuk ke Jalan Camar, sementara kendaraan dari Jalan Hasan Basri dilarang masuk. Arus kendaraan akan keluar melalui Jalan Tekukur.

    Kemudian di Jalan Abul Hasan, kendaraan masih dapat diarahkan ke Jalan Diponegoro, tetapi arus dari Jalan KH Khalid tidak lagi diperbolehkan melewati Abul Hasan karena telah menjadi satu arah. "Skema ini sudah pernah diuji coba saat ada proyek pengerjaan jalan oleh Dinas PUPR, dan hasilnya cukup efektif dalam mengurangi kemacetan," tambahnya.

    Selain penerapan SSA, Dishub juga akan menertibkan sistem parkir di kawasan tersebut. Pola parkir paralel akan diwajibkan untuk menghindari penyempitan jalan akibat parkir serong. Manalu menyoroti bahwa dalam beberapa kasus, pemilik usaha sengaja mengarahkan jukir untuk menerapkan parkir serong demi menampung lebih banyak kendaraan pelanggan. "Kami butuh kerja sama dari pemilik usaha. Parkir serong mengurangi kapasitas jalan dan memperparah kemacetan," tegasnya.

    Sebagai langkah lanjutan, Dishub juga mendorong masyarakat untuk mulai beralih ke transportasi umum. Manalu mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, bus kota berbasis skema beli layanan (buy the service) akan mulai dioperasikan. Rencananya, ada 7 trayek utama dan 6 trayek feeder, tetapi tahap awal akan dimulai dengan 2 trayek utama dan 2 trayek feeder. Dengan berbagai langkah ini, Dishub berharap mobilitas di Samarinda bisa lebih tertata. "Sekarang tinggal eksekusi, semoga bisa segera terealisasi," pungkas Manalu.

    (Sf/Mr)