Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji saat menyerahkan salah satu penghargaan pengawasan terbaik di Provinsi Kaltim. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Rapat Konsultasi dan Koordinasi Teknis Daerah (RAKONTEKDA) 2025 di Hotel Platinum Balikpapan, Rabu (2/7/2025).
Kegiatan ini mengusung tema Berbagi Kolaborasi dan Penguatan Kelembagaan Peternakan untuk Kemandirian Protein Hewani Menuju Generasi Emas.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, membuka acara tersebut dan menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan RAKONTEKDA yang dinilainya sangat penting untuk memperkuat sektor peternakan di daerah.
“Kegiatan ini sangat strategis dalam upaya mewujudkan swasembada pangan, termasuk daging dan telur di Kaltim,” ujar Seno Aji dalam sambutannya.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar Dinas Peternakan di kabupaten/kota, mengingat kebutuhan protein hewani semakin meningkat, terutama karena pertumbuhan penduduk dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang pesat. Saat ini, jumlah penduduk Kaltim sudah mencapai 4 juta jiwa.
Saat ini, Kaltim masih harus mengimpor sekitar 55 persen kebutuhan dagingnya, sementara produksi lokal baru mencukupi 45 persen. Kekurangan ini juga terjadi pada komoditas lain seperti ayam dan telur.
Produksi telur lokal, misalnya, baru mencukupi sekitar 34 persen dari kebutuhan masyarakat.
“Masih banyak peluang bagi peternak lokal untuk berkembang, terutama di sektor ayam petelur dan sapi potong,” jelasnya.
Seno Aji juga menyoroti pentingnya program Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT), yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan produksi peternakan di tingkat desa. Namun, ia mengingatkan agar bantuan kepada kelompok peternak harus dipantau dengan ketat.
“Sering kali bantuan sapi tidak berlanjut. Diberi 100 ekor, setahun kemudian habis tanpa hasil. Ini harus kita evaluasi,” tambah Seno.
Ia juga mengungkapkan hasil operasi pasar di Berau, yang menunjukkan bahwa harga telur lokal dari Kaltim lebih mahal dibanding telur dari Makassar atau Surabaya. Hal ini membuat masyarakat cenderung memilih telur dari luar daerah.
“Pemerintah harus segera mengintervensi agar produksi telur lokal bisa bersaing. Salah satunya dengan mengembangkan industri pakan sendiri di Kaltim,” paparnya.
Seno Aji mendorong penggunaan teknologi seperti inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan kualitas ternak. Salah satunya dengan menggunakan semen beku dari sapi unggul seperti Simental agar sapi lokal bisa menghasilkan daging lebih banyak.
Ia juga mengajak universitas dan lembaga riset untuk terlibat aktif dalam riset peternakan, termasuk menciptakan ayam dan sapi yang tahan penyakit dan berproduksi tinggi.
Di akhir sambutannya, Seno Aji berharap RAKONTEKDA kali ini dapat menghasilkan kebijakan konkret dan program nyata bagi para peternak di Kaltim. Ia menargetkan dalam tiga hingga empat tahun ke depan, Kaltim bisa mencapai swasembada daging dan produk hewani lainnya.
“Kami tidak ingin PDKT hanya jadi slogan. Kami ingin ada data capaian yang nyata dari setiap desa setiap tahun,” tutupnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji saat menyerahkan salah satu penghargaan pengawasan terbaik di Provinsi Kaltim. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Rapat Konsultasi dan Koordinasi Teknis Daerah (RAKONTEKDA) 2025 di Hotel Platinum Balikpapan, Rabu (2/7/2025).
Kegiatan ini mengusung tema Berbagi Kolaborasi dan Penguatan Kelembagaan Peternakan untuk Kemandirian Protein Hewani Menuju Generasi Emas.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, membuka acara tersebut dan menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan RAKONTEKDA yang dinilainya sangat penting untuk memperkuat sektor peternakan di daerah.
“Kegiatan ini sangat strategis dalam upaya mewujudkan swasembada pangan, termasuk daging dan telur di Kaltim,” ujar Seno Aji dalam sambutannya.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar Dinas Peternakan di kabupaten/kota, mengingat kebutuhan protein hewani semakin meningkat, terutama karena pertumbuhan penduduk dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang pesat. Saat ini, jumlah penduduk Kaltim sudah mencapai 4 juta jiwa.
Saat ini, Kaltim masih harus mengimpor sekitar 55 persen kebutuhan dagingnya, sementara produksi lokal baru mencukupi 45 persen. Kekurangan ini juga terjadi pada komoditas lain seperti ayam dan telur.
Produksi telur lokal, misalnya, baru mencukupi sekitar 34 persen dari kebutuhan masyarakat.
“Masih banyak peluang bagi peternak lokal untuk berkembang, terutama di sektor ayam petelur dan sapi potong,” jelasnya.
Seno Aji juga menyoroti pentingnya program Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT), yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan produksi peternakan di tingkat desa. Namun, ia mengingatkan agar bantuan kepada kelompok peternak harus dipantau dengan ketat.
“Sering kali bantuan sapi tidak berlanjut. Diberi 100 ekor, setahun kemudian habis tanpa hasil. Ini harus kita evaluasi,” tambah Seno.
Ia juga mengungkapkan hasil operasi pasar di Berau, yang menunjukkan bahwa harga telur lokal dari Kaltim lebih mahal dibanding telur dari Makassar atau Surabaya. Hal ini membuat masyarakat cenderung memilih telur dari luar daerah.
“Pemerintah harus segera mengintervensi agar produksi telur lokal bisa bersaing. Salah satunya dengan mengembangkan industri pakan sendiri di Kaltim,” paparnya.
Seno Aji mendorong penggunaan teknologi seperti inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan kualitas ternak. Salah satunya dengan menggunakan semen beku dari sapi unggul seperti Simental agar sapi lokal bisa menghasilkan daging lebih banyak.
Ia juga mengajak universitas dan lembaga riset untuk terlibat aktif dalam riset peternakan, termasuk menciptakan ayam dan sapi yang tahan penyakit dan berproduksi tinggi.
Di akhir sambutannya, Seno Aji berharap RAKONTEKDA kali ini dapat menghasilkan kebijakan konkret dan program nyata bagi para peternak di Kaltim. Ia menargetkan dalam tiga hingga empat tahun ke depan, Kaltim bisa mencapai swasembada daging dan produk hewani lainnya.
“Kami tidak ingin PDKT hanya jadi slogan. Kami ingin ada data capaian yang nyata dari setiap desa setiap tahun,” tutupnya.
(Sf/Rs)