Samarinda - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA akan segera dibuka. SMA Negeri di Samarinda mulai sosialisasikan tahapan pendaftaran PPDB tahun ajaran 2024/2025. 

SMA Negeri 16 menjadi salah satu lokasi yang dipilih oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim yang menggelar sosialisasi ini pada Senin (27/5/2024). Tidak hanya SMAN 16, sekolah lainnya juga mulai bergerak mensosialisasikan kepada RT sekitar zona. Dalam tahapan PPDB, sosialisasi ini dimulai dari 1 April hingga 10 Juni mendatang. 

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA di Samarinda, Abdul Rozak, mengatakan dalam sosialisasi ini memberikan penekanan terhadap uraian pelaksanaan dan tahapan pendaftaran, kuota PPDB dan zona.

"Dengan adanya sosialisasi ini masyarakat paham dan tau, letak zona yang mana anaknya dapat didaftarkan dan bagaimana cara pendaftarannya, walaupun perbedaan juknis tidak terlalu mencolok," papar Rozak.

Adapun tahapan yang sebentar lagi akan dimulai pra pendaftaran entry, verifikasi dan pembetulan nilai rapor dimulai pada 20 Mei hingga 15 Juni 2024.

Rozak pun menuturkan adanya sosialisasi ini dengan tujuan tidak lagi terjadi kesalahan dalam penginputan data. Apalagi dengan pengalaman sebelumnya, yang sempat ramai diperbincangkan di media sosial, terkait kecurangan data yang berbeda dari peserta didik.

"Kami setiap tahun itu evaluasi, dan masalah itu menjadi bahan evaluasi kita, kami sudah pesankan kepada seluruh sekolah untuk sosialisasikan ini dengan jelas kepada seluruh RT," terangnya.

Apabila ada yang menemui dengan kejadian serupa, Rozak meminta kepada seluruh masyarakat bisa melaporkan, sehingga kami segera melakukan tindakan dan sanksi juga akan diberikan kepada pihak yang bersangkutan.

Adapun daya tampung PPDB SMA tahun ini berjumlah 4.794 siswa. Untuk SMAN 16 akan menerima 10 rombongan belajar (Rombel) dengan jumlah 340 siswa. Rozak sebagai kepala Sekolah SMAN 16 melihat pendaftaran akan membludak, tapi di sekolah ini tidak menambah daya tampung.

"Sebenarnya jumlah rombel ini sesuai dengan tahun lalu, kalau menambah tentu kita harus melakukan kajian, dari ruang kelas, guru dan sebagainya, sehingga setelah dipertimbangkan, kami sesuaikan keadaan sekolah," tutupnya.

(Sf/Rs)