Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
BSU Turi Putih Sempaja Timur yang mendapat penghargaan Juara I Kategori Pemula oleh Pemerintah Kota Samarinda di Swiss-Belhotel Borneo Samarinda. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda - Di sebuah sudut Sempaja Timur, Samarinda, terdapat upaya kecil namun berdampak besar untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang sampah. Salah seorang warga Sempaja Timur, Sukapti yang juga ikut bergerak dalam Bank Sampah Unit (BSU) Turi Putih, tengah menjalankan misi lingkungan yang menginspirasi. Meski baru berdiri selama setahun sejak Juni 2023, BSU ini sudah mencatatkan sejumlah pencapaian dan inovasi yang patut diapresiasi.
“Namanya juga pemula, kami memulai dari nol, dari masyarakat yang belum paham apa itu pemilahan sampah,” cerita Sukapti usai menerima penghargaan dari Pemerintah Kota Samarinda sebagai Juara I kategori BSU Pemula tahun 2024, Selasa (3/12/2024).
Ia bersama beberapa warga lain memulai dengan langkah sederhana, yakni mengenalkan konsep bank sampah dan mekanisme kerjanya. Edukasi dilakukan secara konsisten, mulai dari pentingnya memilah sampah hingga manfaat ekonomi dan lingkungan yang bisa diperoleh.
Setiap bulan, Sukapti dan timnya membuka jadwal pengumpulan sampah sebanyak empat kali, yaitu pada minggu pertama dan ketiga, setiap Sabtu dan Minggu. Hal ini menjadi momentum bagi warga untuk mulai terbiasa menabung sampah.
Namun, bukan hanya orang dewasa yang menjadi sasaran mereka. Sukapti sadar bahwa perubahan perilaku harus dimulai sejak dini. “Kami mengedukasi anak-anak agar mereka paham soal sampah sejak kecil. Mungkin ini yang belum banyak dilakukan oleh bank sampah lain,” tambahnya.
Meski penghasilan dari sampah masih tergolong kecil, Sukapti menekankan bahwa tujuan utama mereka adalah mengubah perilaku masyarakat. Dari sampah organik yang dikumpulkan, mereka membuat kompos, yang kemudian dijual atau digunakan untuk menanam bayam brazil.
Dari hasil panen bayam itu, Sukapti dan timnya menciptakan produk olahan berupa keripik yang diminati masyarakat. “Ini namanya ekonomi sirkular. Jadi, dari sampah kita olah menjadi produk bernilai, baik untuk lingkungan maupun ekonomi,” jelasnya.
Selain kompos, mereka juga menghasilkan eco-enzym, cairan fermentasi multifungsi yang digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga dan pertanian.
Kiprah BSU Pemula Sempaja Timur telah mendapat pengakuan dan diberi penghargaan oleh Pemerintah Kota Samarinda. Kemudian, di tahun lalu, mereka berhasil meraih juara pertama dalam lomba Kampung Salai yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda. Sukapti berharap, keberhasilan ini dapat memotivasi masyarakat lebih luas untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah.
“Perubahan tidak bisa instan, tetapi kami percaya dengan konsistensi, kesadaran masyarakat akan terus meningkat,” pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
BSU Turi Putih Sempaja Timur yang mendapat penghargaan Juara I Kategori Pemula oleh Pemerintah Kota Samarinda di Swiss-Belhotel Borneo Samarinda. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda - Di sebuah sudut Sempaja Timur, Samarinda, terdapat upaya kecil namun berdampak besar untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang sampah. Salah seorang warga Sempaja Timur, Sukapti yang juga ikut bergerak dalam Bank Sampah Unit (BSU) Turi Putih, tengah menjalankan misi lingkungan yang menginspirasi. Meski baru berdiri selama setahun sejak Juni 2023, BSU ini sudah mencatatkan sejumlah pencapaian dan inovasi yang patut diapresiasi.
“Namanya juga pemula, kami memulai dari nol, dari masyarakat yang belum paham apa itu pemilahan sampah,” cerita Sukapti usai menerima penghargaan dari Pemerintah Kota Samarinda sebagai Juara I kategori BSU Pemula tahun 2024, Selasa (3/12/2024).
Ia bersama beberapa warga lain memulai dengan langkah sederhana, yakni mengenalkan konsep bank sampah dan mekanisme kerjanya. Edukasi dilakukan secara konsisten, mulai dari pentingnya memilah sampah hingga manfaat ekonomi dan lingkungan yang bisa diperoleh.
Setiap bulan, Sukapti dan timnya membuka jadwal pengumpulan sampah sebanyak empat kali, yaitu pada minggu pertama dan ketiga, setiap Sabtu dan Minggu. Hal ini menjadi momentum bagi warga untuk mulai terbiasa menabung sampah.
Namun, bukan hanya orang dewasa yang menjadi sasaran mereka. Sukapti sadar bahwa perubahan perilaku harus dimulai sejak dini. “Kami mengedukasi anak-anak agar mereka paham soal sampah sejak kecil. Mungkin ini yang belum banyak dilakukan oleh bank sampah lain,” tambahnya.
Meski penghasilan dari sampah masih tergolong kecil, Sukapti menekankan bahwa tujuan utama mereka adalah mengubah perilaku masyarakat. Dari sampah organik yang dikumpulkan, mereka membuat kompos, yang kemudian dijual atau digunakan untuk menanam bayam brazil.
Dari hasil panen bayam itu, Sukapti dan timnya menciptakan produk olahan berupa keripik yang diminati masyarakat. “Ini namanya ekonomi sirkular. Jadi, dari sampah kita olah menjadi produk bernilai, baik untuk lingkungan maupun ekonomi,” jelasnya.
Selain kompos, mereka juga menghasilkan eco-enzym, cairan fermentasi multifungsi yang digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga dan pertanian.
Kiprah BSU Pemula Sempaja Timur telah mendapat pengakuan dan diberi penghargaan oleh Pemerintah Kota Samarinda. Kemudian, di tahun lalu, mereka berhasil meraih juara pertama dalam lomba Kampung Salai yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda. Sukapti berharap, keberhasilan ini dapat memotivasi masyarakat lebih luas untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah.
“Perubahan tidak bisa instan, tetapi kami percaya dengan konsistensi, kesadaran masyarakat akan terus meningkat,” pungkasnya.
(Sf/Rs)