Pergerakan Tanah di Kota Bangun Ulu Rusak Belasan Bangunan, Warga Diminta Waspada

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Seputar Kaltim

    06 Agustus 2025 01:47 WIB

    Jembatan umum di Kota Bangun Ulu menurun akibat pergeseran tanah. (Foto: Tangkapan Layar)

    Tenggarong - Pergerakan tanah di Desa Kota Bangun Ulu menyebabkan puluhan bangunan rumah, pos ronda hingga jalan dan jembatan hancur, dua RT 14 dan 15 diimbau tetap waspada. 

    Kepala Desa Kota Bangun Ulu, Khairul Umam mengatakan pergeseran tanah ini telah dirasakan oleh masyarakat sejak Senin (4/8/2025) lalu. Setidaknya ada empat RT yang terdampak seperti RT 12, 14, 15 dan 16. 

    "Tanah bergerak sekitar 20-50 cm, sampai saat ini masih berlangsung. Kalau jumlah bangunan yang terdampak 12 rumah, satu angkringan kopi, dua pos ronda yang menjadi aset desa. Kemudian jembatan penghubung antara RT amblas dan jalan PU ada yang patah," kata Khairul Umam, Rabu (6/8/2025).

    Kata dia Pemdes Kota Bangun Ulu akan terus memantau dan memastikan agar warga tetap aman. Sementara pihak kecamatan telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerja Umum (PU) untuk melakukan pengecekan dalam waktu dekat.

    "Untuk keamanan warga, jembatan sementara kami tutup, jalur alternatif lainnya terpaksa harus mutar lewat gunung, kalau warga sekitar lokasi itu boleh saja lewat dengan berjalan kaki, kami pastikan mereka tetap aman," ujarnya. 

    Ia menjelaskan pergerakan tanah biasanya disebabkan oleh pasang surut air sungai yang bersifat merusak, bahkan beberapa waktu lalu Kota Bangun sempat dilanda banjir selama tiga bulan. 

    Memasuki musim kemarau pada Juli, tanah mulai mengering, kemudian datang hujan dengan curah yang tinggi. Saat musim kemarau, fenomena ini dapat meningkatkan erosi sehingga tanah dapat bergerak dari tempat asalnya.

    "Ini bukan hanya terjadi di desa Kota Bangun Ulu saja, tetapi di Kecamatan Muara Muntai juga ada beberapa titik yang longsor. Kalau di Koba ini ada tiga titik, Kota Bangun Seberang, Ilir dan Ulu. Cuma memang yang terdampak parah dan ada warganya pas di wilayah Ulu, ini memang murni faktor alam," jelasnya. 

    Dirinya mengaku kejadian ini sering kali dirasakan oleh warga sekitar, sebab tanah yang berada di wilayah tersebut rentan mengalami pergeseran akibat erosi.

    "Niatan untuk merelokasi warga memang ada, cuma kita terkendala di lokasi. Intinya kami pihak desa tidak berdiam diri, pantauan juga masih dilakukan. Saya imbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan," pungkasnya. 

    (Sf/Lo)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Pergerakan Tanah di Kota Bangun Ulu Rusak Belasan Bangunan, Warga Diminta Waspada

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Seputar Kaltim

    06 Agustus 2025 01:47 WIB

    Jembatan umum di Kota Bangun Ulu menurun akibat pergeseran tanah. (Foto: Tangkapan Layar)

    Tenggarong - Pergerakan tanah di Desa Kota Bangun Ulu menyebabkan puluhan bangunan rumah, pos ronda hingga jalan dan jembatan hancur, dua RT 14 dan 15 diimbau tetap waspada. 

    Kepala Desa Kota Bangun Ulu, Khairul Umam mengatakan pergeseran tanah ini telah dirasakan oleh masyarakat sejak Senin (4/8/2025) lalu. Setidaknya ada empat RT yang terdampak seperti RT 12, 14, 15 dan 16. 

    "Tanah bergerak sekitar 20-50 cm, sampai saat ini masih berlangsung. Kalau jumlah bangunan yang terdampak 12 rumah, satu angkringan kopi, dua pos ronda yang menjadi aset desa. Kemudian jembatan penghubung antara RT amblas dan jalan PU ada yang patah," kata Khairul Umam, Rabu (6/8/2025).

    Kata dia Pemdes Kota Bangun Ulu akan terus memantau dan memastikan agar warga tetap aman. Sementara pihak kecamatan telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerja Umum (PU) untuk melakukan pengecekan dalam waktu dekat.

    "Untuk keamanan warga, jembatan sementara kami tutup, jalur alternatif lainnya terpaksa harus mutar lewat gunung, kalau warga sekitar lokasi itu boleh saja lewat dengan berjalan kaki, kami pastikan mereka tetap aman," ujarnya. 

    Ia menjelaskan pergerakan tanah biasanya disebabkan oleh pasang surut air sungai yang bersifat merusak, bahkan beberapa waktu lalu Kota Bangun sempat dilanda banjir selama tiga bulan. 

    Memasuki musim kemarau pada Juli, tanah mulai mengering, kemudian datang hujan dengan curah yang tinggi. Saat musim kemarau, fenomena ini dapat meningkatkan erosi sehingga tanah dapat bergerak dari tempat asalnya.

    "Ini bukan hanya terjadi di desa Kota Bangun Ulu saja, tetapi di Kecamatan Muara Muntai juga ada beberapa titik yang longsor. Kalau di Koba ini ada tiga titik, Kota Bangun Seberang, Ilir dan Ulu. Cuma memang yang terdampak parah dan ada warganya pas di wilayah Ulu, ini memang murni faktor alam," jelasnya. 

    Dirinya mengaku kejadian ini sering kali dirasakan oleh warga sekitar, sebab tanah yang berada di wilayah tersebut rentan mengalami pergeseran akibat erosi.

    "Niatan untuk merelokasi warga memang ada, cuma kita terkendala di lokasi. Intinya kami pihak desa tidak berdiam diri, pantauan juga masih dilakukan. Saya imbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan," pungkasnya. 

    (Sf/Lo)