Cari disini...
Seputarfakta.com - Umar Daud -
Seputar Kaltim
Kabid P2PA Dinkes Samarinda, Nata Siswanto (Foto : Umar Daud/Seputarfakta.com)
Samarinda - Tuberkulosis (TBC) menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Bahkan, di Kota Samarinda sendiri penyakit ini terus ditanggulangi penyebarannya.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda mencatat, 4.042 kasus TBC sepanjang 2024 dari 16.689 warga yang diperiksa, dengan 145 kematian. Sementara pada Januari–Agustus 2025, ditemukan 1.645 kasus baru dan 44 kematian hingga September 2025.
Untuk diketahui, TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang paling sering menyerang paru-paru tetapi juga dapat menyebar ke organ lain seperti otak, tulang dan ginjal.
Gejala utamanya adalah batuk berdahak selama lebih dari dua minggu yang bisa disertai demam, sesak napas, nyeri dada, keringat malam, kelelahan, dan penurunan berat badan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PA) Dinkes Samarinda, Nata Siswanto, menyampaikan, meskipun penyakit ini mematikan, tetapi bukan berarti tidak bisa disembuhkan.
"dengan pengobatan yang teratur sesuai anjuran dokter dan dapat dicegah dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat," ujar Nata, Jumat (31/10/2025).
Untuk mencegah penyebarannya, masyarakat, khususnya di Samarinda bisa mengikuti anjuran Dinkes untuk deteksi dini gejala awal TBC.
Deteksi Awal Gejala TBC Yang Bisa Dilakukan
Untuk mendeteksi gejala awal, dengan melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang tersedia di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Tetapi, untuk mendeteksi secara personal, melibatkan pengenalan gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan seperti tes dahak, rontgen dada, tes mantoux, dan tes darah.
"Kalau ada tanda-tanda TBC harus berobat. Semua kita obatin sampai tuntas dan itu tidak ada biaya. Karena memang obatnya sudah tersedia di fasilitas kesehatan," tuturnya.
Pemeriksaan ini penting untuk diagnosis yang tepat, mencegah kerusakan paru-paru lebih lanjut, dan menghentikan penyebaran virus.
Langkah Penting Jika Terdeteksi TBC
Jika mengalami gejala-gejala atau memiliki kontak erat dengan penderita TBC, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pengobatan yang tepat dan tuntas sangat penting untuk penyembuhan dan mencegah penularan.
Pemeriksaan dini membantu mencegah kerusakan paru-paru dan penyebaran penyakit ke orang lain.
"Pengobatannya harus sampai tuntas selama 6 bulan penuh. Tidak boleh stop pengobatan supaya bisa sembuh total," tegasnya.
Dengan pengobatan yang tepat dan kosistensi, diyakini tingkat kesembuhan bisa mencapai 100 persen. Maka anjuran ini bisa mencegah bahkan menekan penyebaran TBC di Samarinda.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Umar Daud -
Seputar Kaltim

Kabid P2PA Dinkes Samarinda, Nata Siswanto (Foto : Umar Daud/Seputarfakta.com)
Samarinda - Tuberkulosis (TBC) menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Bahkan, di Kota Samarinda sendiri penyakit ini terus ditanggulangi penyebarannya.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda mencatat, 4.042 kasus TBC sepanjang 2024 dari 16.689 warga yang diperiksa, dengan 145 kematian. Sementara pada Januari–Agustus 2025, ditemukan 1.645 kasus baru dan 44 kematian hingga September 2025.
Untuk diketahui, TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang paling sering menyerang paru-paru tetapi juga dapat menyebar ke organ lain seperti otak, tulang dan ginjal.
Gejala utamanya adalah batuk berdahak selama lebih dari dua minggu yang bisa disertai demam, sesak napas, nyeri dada, keringat malam, kelelahan, dan penurunan berat badan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PA) Dinkes Samarinda, Nata Siswanto, menyampaikan, meskipun penyakit ini mematikan, tetapi bukan berarti tidak bisa disembuhkan.
"dengan pengobatan yang teratur sesuai anjuran dokter dan dapat dicegah dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat," ujar Nata, Jumat (31/10/2025).
Untuk mencegah penyebarannya, masyarakat, khususnya di Samarinda bisa mengikuti anjuran Dinkes untuk deteksi dini gejala awal TBC.
Deteksi Awal Gejala TBC Yang Bisa Dilakukan
Untuk mendeteksi gejala awal, dengan melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang tersedia di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Tetapi, untuk mendeteksi secara personal, melibatkan pengenalan gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan seperti tes dahak, rontgen dada, tes mantoux, dan tes darah.
"Kalau ada tanda-tanda TBC harus berobat. Semua kita obatin sampai tuntas dan itu tidak ada biaya. Karena memang obatnya sudah tersedia di fasilitas kesehatan," tuturnya.
Pemeriksaan ini penting untuk diagnosis yang tepat, mencegah kerusakan paru-paru lebih lanjut, dan menghentikan penyebaran virus.
Langkah Penting Jika Terdeteksi TBC
Jika mengalami gejala-gejala atau memiliki kontak erat dengan penderita TBC, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pengobatan yang tepat dan tuntas sangat penting untuk penyembuhan dan mencegah penularan.
Pemeriksaan dini membantu mencegah kerusakan paru-paru dan penyebaran penyakit ke orang lain.
"Pengobatannya harus sampai tuntas selama 6 bulan penuh. Tidak boleh stop pengobatan supaya bisa sembuh total," tegasnya.
Dengan pengobatan yang tepat dan kosistensi, diyakini tingkat kesembuhan bisa mencapai 100 persen. Maka anjuran ini bisa mencegah bahkan menekan penyebaran TBC di Samarinda.
(Sf/Rs)