Cari disini...
Seputarfakta.com - Baiq Eliana -
Seputar Kaltim
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan, Ferdinan Nurdin. (Foto: Baiq Eliana/seputarfakta.com)
Tanjung Redeb - Maskapai penerbangan bertarif rendah, AirAsia, yang baru-baru telah resmi membuka layanan penerbangan ke Bandara Kalimarau, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kehadiran maskapai ini pun disambut dengan optimisme tinggi, terutama dari pelaku sektor pariwisata dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang dinilai akan mendapat manfaat langsung dari peningkatan konektivitas udara.
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan, Ferdinan Nurdin, menyatakan bahwa kehadiran AirAsia ke Berau adalah hasil dari proses panjang yang dimulai sejak pertengahan 2024. Audiensi dengan pihak manajemen AirAsia sudah dilakukan sejak Juli 2024, namun baru mendapat respon positif setelah Bupati Berau mengirimkan surat resmi pada Maret 2025.
"Butuh waktu hampir 15 bulan sejak audiensi pertama, dan sekitar tujuh bulan sejak surat ibu bupati dikirim. Akhirnya, AirAsia bisa hadir di Berau," terang Ferdinan, Kamis, (2/10/2025)
Menurutnya, kehadiran AirAsia membuka peluang besar untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, mengingat 85 persen rute AirAsia adalah internasional. Hal ini akan sangat berdampak bagi sektor wisata di Berau yang terkenal dengan keindahan laut, hutan tropis, serta budaya lokal yang unik.
"AirAsia ini bisnis intinya memang wisata. Jadi sangat relevan dengan potensi Berau. Kalau promosi kita terarah, ini bisa jadi loncatan besar," ungkapnya.
Selain pariwisata, dirinya juga menyoroti dampak positif bagi UMKM lokal, khususnya pelaku ekonomi kreatif dan produk khas daerah. Dengan akses udara yang lebih terjangkau, produk-produk lokal bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan wisatawan yang datang juga akan meningkatkan konsumsi di daerah.
"UMKM sekarang punya kesempatan lebih besar untuk berkembang. Wisatawan bisa jadi pasar langsung mereka, sementara distribusi barang ke luar daerah juga lebih mudah," tambahnya.
Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan ini perlu dijaga bersama. Sehingga, dirinya pun meminta pemerintah daerah segera membuat regulasi untuk menjamin keselamatan penerbangan, seperti melarang aktivitas berisiko di sekitar bandara seperti layang-layang, drone, laser, dan balon udara dalam radius 15 kilometer dari Bandara Kalimarau.
"Keselamatan penerbangan itu mutlak. Kalau terganggu, maskapai bisa mundur. Maka ini jadi tanggung jawab kita bersama," tegasnya.
Ferdinan optimistis bahwa kehadiran AirAsia dapat menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih merata, terutama jika didukung oleh pembangunan infrastruktur lain seperti Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) dan potensi sektor migas di Birang.
"Ini momentum. Kita harus jaga dan manfaatkan sebaik mungkin, untuk kesejahteraan masyarakat Berau," pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Baiq Eliana -
Seputar Kaltim
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan, Ferdinan Nurdin. (Foto: Baiq Eliana/seputarfakta.com)
Tanjung Redeb - Maskapai penerbangan bertarif rendah, AirAsia, yang baru-baru telah resmi membuka layanan penerbangan ke Bandara Kalimarau, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kehadiran maskapai ini pun disambut dengan optimisme tinggi, terutama dari pelaku sektor pariwisata dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang dinilai akan mendapat manfaat langsung dari peningkatan konektivitas udara.
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan, Ferdinan Nurdin, menyatakan bahwa kehadiran AirAsia ke Berau adalah hasil dari proses panjang yang dimulai sejak pertengahan 2024. Audiensi dengan pihak manajemen AirAsia sudah dilakukan sejak Juli 2024, namun baru mendapat respon positif setelah Bupati Berau mengirimkan surat resmi pada Maret 2025.
"Butuh waktu hampir 15 bulan sejak audiensi pertama, dan sekitar tujuh bulan sejak surat ibu bupati dikirim. Akhirnya, AirAsia bisa hadir di Berau," terang Ferdinan, Kamis, (2/10/2025)
Menurutnya, kehadiran AirAsia membuka peluang besar untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, mengingat 85 persen rute AirAsia adalah internasional. Hal ini akan sangat berdampak bagi sektor wisata di Berau yang terkenal dengan keindahan laut, hutan tropis, serta budaya lokal yang unik.
"AirAsia ini bisnis intinya memang wisata. Jadi sangat relevan dengan potensi Berau. Kalau promosi kita terarah, ini bisa jadi loncatan besar," ungkapnya.
Selain pariwisata, dirinya juga menyoroti dampak positif bagi UMKM lokal, khususnya pelaku ekonomi kreatif dan produk khas daerah. Dengan akses udara yang lebih terjangkau, produk-produk lokal bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan wisatawan yang datang juga akan meningkatkan konsumsi di daerah.
"UMKM sekarang punya kesempatan lebih besar untuk berkembang. Wisatawan bisa jadi pasar langsung mereka, sementara distribusi barang ke luar daerah juga lebih mudah," tambahnya.
Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan ini perlu dijaga bersama. Sehingga, dirinya pun meminta pemerintah daerah segera membuat regulasi untuk menjamin keselamatan penerbangan, seperti melarang aktivitas berisiko di sekitar bandara seperti layang-layang, drone, laser, dan balon udara dalam radius 15 kilometer dari Bandara Kalimarau.
"Keselamatan penerbangan itu mutlak. Kalau terganggu, maskapai bisa mundur. Maka ini jadi tanggung jawab kita bersama," tegasnya.
Ferdinan optimistis bahwa kehadiran AirAsia dapat menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih merata, terutama jika didukung oleh pembangunan infrastruktur lain seperti Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) dan potensi sektor migas di Birang.
"Ini momentum. Kita harus jaga dan manfaatkan sebaik mungkin, untuk kesejahteraan masyarakat Berau," pungkasnya.
(Sf/Rs)