Pemudik Jalur Laut Pelabuhan Feri Kariangau Tahun 2024 Turun 25 Persen

    Seputarfakta.com - Maya Sari -

    Seputar Kaltim

    15 April 2024 08:26 WIB

    Salah satu kapal di Pelabuhan Feri Kariangau yang hendak mengangkut penumpang menuju Penajam terpantau masih sepi. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)

    Balikpapan - Lebaran tahun 2024 ini, lalu lintas penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Feri Kariangau mengalami penurunan hingga 25 persen. Hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan jalur darat daripada laut, baik dari Balikpapan menuju ke Penajam maupun sebaliknya.

    Berdasarkan data Satuan Pelayanan (Satpel) Pelabuhan Feri Kariangau, penurunan jumlah penumpang maupun kendaraan semakin terlihat pada H1 atau saat Idulfitri Rabu (10/4/2024) lalu. 

    Jumlah penumpang pejalan kaki pada tahun ini sebanyak 229 orang dan penumpang dalam kendaraan 1.657 orang, sehingga total penumpang 1.886 orang. Sementara kendaraan roda dua 455 unit dan kendaraan roda empat 271 unit. 

    Jumlah ini berbeda dengan momentum lebaran 2023 lalu, dimana pada H1 ada 698 penumpang pejalan kaki dan penumpang dalam kendaraan 5.458 orang. Dengan jumlah penumpang 6.156 orang. Sementara kendaraan roda dua 1.210 unit dan kendaraan roda empat ada 654 unit. 

    “Untuk H1, perbandingan tahun 2023 dan tahun 2024 jumlahnya menurun 69 persen untuk penumpang, begitupun dengan kendaraan dibawah 60 persen," ucap Koordinator Satpel (Korsatpel) Pelabuhan Feri Kariangau Carlos Makin kepada awak media, Minggu (14/4/2024).

    Dia menerangkan, dengan akan beroperasinya jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Balikpapan dengan PPU, pastinya juga akan berdampak pada jumlah penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Feri Kariangau maupun Penajam yang terus mengalami penurunan.

    "Kalau dari sisi pemerintah, yang penting masyarakat bisa menyeberang dengan baik. Tapi kami harus memikirkan juga dari sisi perusahaan pelayaran. Dan Pemprov Kaltim selaku yang mengeluarkan izin trayek Kariangau-Penajam harus memikirkan juga jumlah kapalnya. Karena ditakutkan kondisinya sama seperti saat Jembatan Suramadu beroperasi," jelasnya.

    Untuk saat ini ada 12 kapal yang beroperasi untuk melayani mobilitas masyarakat. Sementara sisa dua kapal feri yang beroperasi.

    "Jadi kalau Pemprov Kaltim tidak melakukan evaluasi jumlah kapal yang beroperasi, pasti akan ada masalah. Salah satunya persaingan muatan," imbuhnya.

    Mengenai operasional Jembatan Pulau Balang, Carlos meminta pemerintah menyusun regulasi mengenai kendaraan yang melintasi pada jembatan tersebut. Seperti kendaraan berat atau tonase yang dipersyaratkan menggunakan akses tersebut.

    "Berapa sih tonase kendaraan lewat di jembatan itu. Contohnya banyak angkutan barang atau truk yang bisa melewati Pelabuhan Feri, apakah dibatasi tonasenya atau enggak," terangnya.

    Apabila tidak ada pembatasan tonase kendaraan yang melintas di Jembatan Pulau Balang, kata dia, jumlah kapal yang beroperasi di Pelabuhan Feri Kariangau sebaiknya dikurangi.

    Menurutnya, efektifnya pada satu dermaga hanya beroperasi empat kapal. Dengan adanya dua dermaga yang beroperasi, berarti ada delapan kapal yang melayani penyeberangan setiap harinya. 

    Saat ini Pelabuhan Feri Kariangau memiliki empat dermaga, di mana dua dermaga sebagai cadangan. Jadi, hanya dua dermaga yang beroperasi sesuai jadwal menyesuaikan dengan operasional dermaga di Pelabuhan Feri Penajam.

    Pada masing-masing dermaga, ada enam kapal yang beroperasi selama 24 jam, sehingga ada 12 kapal yang difungsikan secara bergantian pada dua dermaga tersebut. Selain itu, ada empat kapal cadangan yang turut disiapkan.

    "Jadi kalau dikurangi, ada empat kapal di dermaga I dan empat kapal di dermaga II," tuturnya.

    Saat memantau arus mudik pekan lalu di Pelabuhan Kariangau, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik sempat menyinggung penumpang kapal yang menurun. Dia mengakui jumlah pengguna pelabuhan dan pemudik masih relatif sedikit dibandingkan tahun lalu. Saat H-4 dan H-5 jumlah penumpang masih sekitar 50 persen.

    Diperkirakan terjadi penurunan jumlah penumpang hampir mendekati angka 50 persen. Penyebabnya diduga karena dibukanya akses jalan tol di Kilometer 38 Samboja.

    "Sepertinya mereka yang mau ke Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah lebih memilih lewat sana. Jadi tidak lagi melalui penyeberangan," tambahnya.

    Akmal bahkan memprediksi jika Jembatan Pulau Balang kelak benar-benar bisa dilintasi, kondisi penyeberangan Kariangau-Penajam akan semakin sepi dan tak terpakai lagi.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Pemudik Jalur Laut Pelabuhan Feri Kariangau Tahun 2024 Turun 25 Persen

    Seputarfakta.com - Maya Sari -

    Seputar Kaltim

    15 April 2024 08:26 WIB

    Salah satu kapal di Pelabuhan Feri Kariangau yang hendak mengangkut penumpang menuju Penajam terpantau masih sepi. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)

    Balikpapan - Lebaran tahun 2024 ini, lalu lintas penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Feri Kariangau mengalami penurunan hingga 25 persen. Hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan jalur darat daripada laut, baik dari Balikpapan menuju ke Penajam maupun sebaliknya.

    Berdasarkan data Satuan Pelayanan (Satpel) Pelabuhan Feri Kariangau, penurunan jumlah penumpang maupun kendaraan semakin terlihat pada H1 atau saat Idulfitri Rabu (10/4/2024) lalu. 

    Jumlah penumpang pejalan kaki pada tahun ini sebanyak 229 orang dan penumpang dalam kendaraan 1.657 orang, sehingga total penumpang 1.886 orang. Sementara kendaraan roda dua 455 unit dan kendaraan roda empat 271 unit. 

    Jumlah ini berbeda dengan momentum lebaran 2023 lalu, dimana pada H1 ada 698 penumpang pejalan kaki dan penumpang dalam kendaraan 5.458 orang. Dengan jumlah penumpang 6.156 orang. Sementara kendaraan roda dua 1.210 unit dan kendaraan roda empat ada 654 unit. 

    “Untuk H1, perbandingan tahun 2023 dan tahun 2024 jumlahnya menurun 69 persen untuk penumpang, begitupun dengan kendaraan dibawah 60 persen," ucap Koordinator Satpel (Korsatpel) Pelabuhan Feri Kariangau Carlos Makin kepada awak media, Minggu (14/4/2024).

    Dia menerangkan, dengan akan beroperasinya jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Balikpapan dengan PPU, pastinya juga akan berdampak pada jumlah penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Feri Kariangau maupun Penajam yang terus mengalami penurunan.

    "Kalau dari sisi pemerintah, yang penting masyarakat bisa menyeberang dengan baik. Tapi kami harus memikirkan juga dari sisi perusahaan pelayaran. Dan Pemprov Kaltim selaku yang mengeluarkan izin trayek Kariangau-Penajam harus memikirkan juga jumlah kapalnya. Karena ditakutkan kondisinya sama seperti saat Jembatan Suramadu beroperasi," jelasnya.

    Untuk saat ini ada 12 kapal yang beroperasi untuk melayani mobilitas masyarakat. Sementara sisa dua kapal feri yang beroperasi.

    "Jadi kalau Pemprov Kaltim tidak melakukan evaluasi jumlah kapal yang beroperasi, pasti akan ada masalah. Salah satunya persaingan muatan," imbuhnya.

    Mengenai operasional Jembatan Pulau Balang, Carlos meminta pemerintah menyusun regulasi mengenai kendaraan yang melintasi pada jembatan tersebut. Seperti kendaraan berat atau tonase yang dipersyaratkan menggunakan akses tersebut.

    "Berapa sih tonase kendaraan lewat di jembatan itu. Contohnya banyak angkutan barang atau truk yang bisa melewati Pelabuhan Feri, apakah dibatasi tonasenya atau enggak," terangnya.

    Apabila tidak ada pembatasan tonase kendaraan yang melintas di Jembatan Pulau Balang, kata dia, jumlah kapal yang beroperasi di Pelabuhan Feri Kariangau sebaiknya dikurangi.

    Menurutnya, efektifnya pada satu dermaga hanya beroperasi empat kapal. Dengan adanya dua dermaga yang beroperasi, berarti ada delapan kapal yang melayani penyeberangan setiap harinya. 

    Saat ini Pelabuhan Feri Kariangau memiliki empat dermaga, di mana dua dermaga sebagai cadangan. Jadi, hanya dua dermaga yang beroperasi sesuai jadwal menyesuaikan dengan operasional dermaga di Pelabuhan Feri Penajam.

    Pada masing-masing dermaga, ada enam kapal yang beroperasi selama 24 jam, sehingga ada 12 kapal yang difungsikan secara bergantian pada dua dermaga tersebut. Selain itu, ada empat kapal cadangan yang turut disiapkan.

    "Jadi kalau dikurangi, ada empat kapal di dermaga I dan empat kapal di dermaga II," tuturnya.

    Saat memantau arus mudik pekan lalu di Pelabuhan Kariangau, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik sempat menyinggung penumpang kapal yang menurun. Dia mengakui jumlah pengguna pelabuhan dan pemudik masih relatif sedikit dibandingkan tahun lalu. Saat H-4 dan H-5 jumlah penumpang masih sekitar 50 persen.

    Diperkirakan terjadi penurunan jumlah penumpang hampir mendekati angka 50 persen. Penyebabnya diduga karena dibukanya akses jalan tol di Kilometer 38 Samboja.

    "Sepertinya mereka yang mau ke Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah lebih memilih lewat sana. Jadi tidak lagi melalui penyeberangan," tambahnya.

    Akmal bahkan memprediksi jika Jembatan Pulau Balang kelak benar-benar bisa dilintasi, kondisi penyeberangan Kariangau-Penajam akan semakin sepi dan tak terpakai lagi.

    (Sf/Rs)