Cari disini...
Seputarfakta.com – Tria -
Seputar Kaltim
Kepala Dinas Perikanan, Acmad Fauzi Irawan. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda - Kepala Dinas Perikanan Kota Samarinda, Achmad Fauzi Irawan berencana akan membuat Tempat Pelelangan Ikan (TPI), bersebelahan dengan Pasar Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, yang sedang dibangun.
Selama ini kegiatan pelelangan ikan berpusat di TPI selili, di mana tempat itu berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Untuk mendukung kegiatan itu, Dinas Perikanan berkoordinasi dengan Dinas Perdagang untuk meminta sebagian lahan di Pasar Harapan Baru sebagai TPI.
“Kita minta sebagian dari Pasar Harapan Baru untuk digunakan sebagai TPI, semoga bisa jadi pesaingnya TPI Selili, dan kita akan cooba kembangkan di sini,” ungkap Fauzi saat diwawancara, Kamis (30/5/2024).
Sebelum membangun TPI, Dinas Perikanan akan membuat dermaga di kawasan tersebut untuk mendukung saranan dan prasarananya. Menurutnya akan sangat strategis apabila membangun TPI di daerah tersebut. Selain bersebelahan dengan pasar, letaknya yang memang di pinggir sungai sehingga bisa langsung difungsikan sebagai dermaga.
Belum lagi jika disinergikan dan cold strorage yang rencananya pun akan dibangun di Pasar Harapan Baru.
“Tinggal dukungan anggaran, kita coba bangun, semoga bisa juga dimasukan di anggaran perubahan 2024,” kata Fauzi.
Ia mengatakan konsumsi ikan di Samarinda cukup tinggi. Terlihat dari beberapa jenis ikan yang kerap sekali jadi salah satu faktor pemicu adanya inflasi, seperti ikan laying dan gabus (haruan).
Fauzi mengaku cukup sulit untuk membudidayakan ikan predator air tawar tersebut untuk mencukupi kebutuhan permintaan di pasaran.
Faktanya, selama ini pasokan ikan gabus Samarinda itu berasal dari hulu Sungai Mahakam. Sehingga ketika sampai di Samarinda, sudah melalui banyak pungutan (biaya) transportasi yang menjadikan harganya relative mahal.
“Jalur transportasi mereka dari Mahakam Ulu, ternyata mampir dulu ke Kutai Kartanegara (Kukar), di sana kena pungutan, masuk ke Samarinda, kena pungutan lagi, lepas dari TPI harga melambung naik, ini masih jadi PR kita,” jelasnya.
Melihat fenomena itu, Fauzi pun akan menjalin kerja sama dengan daerah penghasil ikan tersebut, agar kedepannya harga ikan gabus itu bisa dikendalikan, dan relatif murah.
Ia ingin Samarinda menjadi sentra perikanan darat atau budidaya. Program budidaya ikan itu pun sudah dicanangkannya, tinggal menunggu hasil studi kelayakan lokasi, untuk menetapkan titik lokasi program.
“Prioritas itu di Palaran, karena di sana dekat dengan lalu lintas IKN. Kita coba di tahun ini untuk anggarannya masuk di perubahan, untuk masuk studi kelayakan dulu,” pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com – Tria -
Seputar Kaltim
Kepala Dinas Perikanan, Acmad Fauzi Irawan. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda - Kepala Dinas Perikanan Kota Samarinda, Achmad Fauzi Irawan berencana akan membuat Tempat Pelelangan Ikan (TPI), bersebelahan dengan Pasar Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, yang sedang dibangun.
Selama ini kegiatan pelelangan ikan berpusat di TPI selili, di mana tempat itu berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Untuk mendukung kegiatan itu, Dinas Perikanan berkoordinasi dengan Dinas Perdagang untuk meminta sebagian lahan di Pasar Harapan Baru sebagai TPI.
“Kita minta sebagian dari Pasar Harapan Baru untuk digunakan sebagai TPI, semoga bisa jadi pesaingnya TPI Selili, dan kita akan cooba kembangkan di sini,” ungkap Fauzi saat diwawancara, Kamis (30/5/2024).
Sebelum membangun TPI, Dinas Perikanan akan membuat dermaga di kawasan tersebut untuk mendukung saranan dan prasarananya. Menurutnya akan sangat strategis apabila membangun TPI di daerah tersebut. Selain bersebelahan dengan pasar, letaknya yang memang di pinggir sungai sehingga bisa langsung difungsikan sebagai dermaga.
Belum lagi jika disinergikan dan cold strorage yang rencananya pun akan dibangun di Pasar Harapan Baru.
“Tinggal dukungan anggaran, kita coba bangun, semoga bisa juga dimasukan di anggaran perubahan 2024,” kata Fauzi.
Ia mengatakan konsumsi ikan di Samarinda cukup tinggi. Terlihat dari beberapa jenis ikan yang kerap sekali jadi salah satu faktor pemicu adanya inflasi, seperti ikan laying dan gabus (haruan).
Fauzi mengaku cukup sulit untuk membudidayakan ikan predator air tawar tersebut untuk mencukupi kebutuhan permintaan di pasaran.
Faktanya, selama ini pasokan ikan gabus Samarinda itu berasal dari hulu Sungai Mahakam. Sehingga ketika sampai di Samarinda, sudah melalui banyak pungutan (biaya) transportasi yang menjadikan harganya relative mahal.
“Jalur transportasi mereka dari Mahakam Ulu, ternyata mampir dulu ke Kutai Kartanegara (Kukar), di sana kena pungutan, masuk ke Samarinda, kena pungutan lagi, lepas dari TPI harga melambung naik, ini masih jadi PR kita,” jelasnya.
Melihat fenomena itu, Fauzi pun akan menjalin kerja sama dengan daerah penghasil ikan tersebut, agar kedepannya harga ikan gabus itu bisa dikendalikan, dan relatif murah.
Ia ingin Samarinda menjadi sentra perikanan darat atau budidaya. Program budidaya ikan itu pun sudah dicanangkannya, tinggal menunggu hasil studi kelayakan lokasi, untuk menetapkan titik lokasi program.
“Prioritas itu di Palaran, karena di sana dekat dengan lalu lintas IKN. Kita coba di tahun ini untuk anggarannya masuk di perubahan, untuk masuk studi kelayakan dulu,” pungkasnya.
(Sf/Rs)