Pemkot Balikpapan Genjot Pengendalian Inflasi, Dorong Konsumsi Beras Bulog

    Seputarfakta.com - Maya Sari -

    Seputar Kaltim

    26 Juli 2025 06:52 WIB

    Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan, Muhaimin sampaikan bahwa Pemerintah Kota Balikpapan terus berupaya menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)

    Balikpapan - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berupaya menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. 

    TPID yang terdiri dari berbagai pihak seperti Bank Indonesia, BPS, Bulog, Pelindo dan instansi lainnya aktif memantau dan mengantisipasi potensi lonjakan harga yang bisa memicu inflasi.

    Ketua TPID Kota Balikpapan, Muhaimin menyampaikan kini tingkat inflasi masih dalam kondisi aman. Tapi pihaknya tetap waspada terhadap potensi perubahan ekonomi ke depan.

    “Inflasi kami masih terkendali. Tapi kami khawatir kalau proyek besar seperti Refinery Development Master Plan (RDMP) selesai, bisa terjadi perlambatan ekonomi. Maka dari itu kami minta instansi terkait tetap lakukan intervensi pasar,” ucapnya, Sabtu (26/7/2025).

    Beberapa langkah konkret yang telah diambil, salah satunya Dinas Perdagangan yang diminta untuk terus mengawasi dan mengendalikan harga kebutuhan pokok penting (bapokting) di pasar.

    Lalu dari Dinas Pertanian dan Hortikultura menggelar operasi pangan murah dengan menjual sayur langsung ke masyarakat. 

    “Kemudian untuk Perusahaan Umum Daerah (Perumda) juga ikut turun ke pasar menjual kebutuhan pokok sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET),” lanjutnya.

    Muhaimin juga mendorong masyarakat Balikpapan untuk mulai beralih mengonsumsi beras produksi Bulog, bukan hanya beras premium atau medium yang kini semakin mahal dan sulit dicari.

    “Stok beras Bulog melimpah, kualitasnya juga bagus. Selain lebih murah, kalau kami konsumsi beras dari Bulog, kami juga ikut bantu petani karena Bulog menyerap gabah mereka,” imbuhnya.

    Ia berharap pola konsumsi masyarakat bisa perlahan berubah. Kini kebiasaan membeli barang mahal meski tidak sesuai kebutuhan ikut menjadi penyebab inflasi, seperti cabai yang harganya kerap melonjak.

    Untuk jangka panjang, pemkot juga ingin menghidupkan kembali program edukatif seperti Pelajar Peduli Inflasi yang pernah dijalankan pada 2018–2020.

    “Kami dorong sekolah-sekolah agar siswanya menanam cabai di pekarangan. Kalau cabai hasil tanam dijual, itu bisa bantu tekan inflasi. Sekolah-sekolah yang punya lahan luas bisa manfaatkan ini,” terangnya.

    Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah berharap laju inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat tetap terjaga, sekaligus mendorong kemandirian pangan di Balikpapan.

    (Sf/Lo)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Pemkot Balikpapan Genjot Pengendalian Inflasi, Dorong Konsumsi Beras Bulog

    Seputarfakta.com - Maya Sari -

    Seputar Kaltim

    26 Juli 2025 06:52 WIB

    Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan, Muhaimin sampaikan bahwa Pemerintah Kota Balikpapan terus berupaya menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)

    Balikpapan - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berupaya menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. 

    TPID yang terdiri dari berbagai pihak seperti Bank Indonesia, BPS, Bulog, Pelindo dan instansi lainnya aktif memantau dan mengantisipasi potensi lonjakan harga yang bisa memicu inflasi.

    Ketua TPID Kota Balikpapan, Muhaimin menyampaikan kini tingkat inflasi masih dalam kondisi aman. Tapi pihaknya tetap waspada terhadap potensi perubahan ekonomi ke depan.

    “Inflasi kami masih terkendali. Tapi kami khawatir kalau proyek besar seperti Refinery Development Master Plan (RDMP) selesai, bisa terjadi perlambatan ekonomi. Maka dari itu kami minta instansi terkait tetap lakukan intervensi pasar,” ucapnya, Sabtu (26/7/2025).

    Beberapa langkah konkret yang telah diambil, salah satunya Dinas Perdagangan yang diminta untuk terus mengawasi dan mengendalikan harga kebutuhan pokok penting (bapokting) di pasar.

    Lalu dari Dinas Pertanian dan Hortikultura menggelar operasi pangan murah dengan menjual sayur langsung ke masyarakat. 

    “Kemudian untuk Perusahaan Umum Daerah (Perumda) juga ikut turun ke pasar menjual kebutuhan pokok sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET),” lanjutnya.

    Muhaimin juga mendorong masyarakat Balikpapan untuk mulai beralih mengonsumsi beras produksi Bulog, bukan hanya beras premium atau medium yang kini semakin mahal dan sulit dicari.

    “Stok beras Bulog melimpah, kualitasnya juga bagus. Selain lebih murah, kalau kami konsumsi beras dari Bulog, kami juga ikut bantu petani karena Bulog menyerap gabah mereka,” imbuhnya.

    Ia berharap pola konsumsi masyarakat bisa perlahan berubah. Kini kebiasaan membeli barang mahal meski tidak sesuai kebutuhan ikut menjadi penyebab inflasi, seperti cabai yang harganya kerap melonjak.

    Untuk jangka panjang, pemkot juga ingin menghidupkan kembali program edukatif seperti Pelajar Peduli Inflasi yang pernah dijalankan pada 2018–2020.

    “Kami dorong sekolah-sekolah agar siswanya menanam cabai di pekarangan. Kalau cabai hasil tanam dijual, itu bisa bantu tekan inflasi. Sekolah-sekolah yang punya lahan luas bisa manfaatkan ini,” terangnya.

    Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah berharap laju inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat tetap terjaga, sekaligus mendorong kemandirian pangan di Balikpapan.

    (Sf/Lo)