Cari disini...
Seputarfakta.com - Padliannor -
Seputar Kaltim
Kepala Dinas DPPKB-PPA Paser, Amir Faisal (Foto: Padliannor/seputrfakta.com)
Tana Paser - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser terus berupaya menurunkan angka stunting melalui kerja sama lintas generasi dan OPD.
Diketahui angka stunting di Paser pada 2024 tercatat sebesar 13,5 persen berdasarkan hasil pengukuran balita di posyandu.
Namun, angka tersebut berbeda dengan data stunting hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, yakni sebesar 23,4 persen.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB-PPA) Paser, Amir Faisal menyebut perbedaan angka stunting tersebut disebabkan oleh metode pengambilan data yang berbeda.
"Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan metode pengambilan data yang dilaksanakan," kata Amir Faisal, Jumat (11/7/2025).
Namun demikian pihaknya tetap akan menggunakan kedua data tersebut karena memiliki sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Data dari pengukuran balita di posyandu ada data nama dan alamat, sementara dari SSGI hanya berupa angka," tambahnya.
Pihaknya akan menggunakan data hasil pengukuran balita di posyandu untuk intervensi langsung karena mencantumkan nama dan alamat. Sementara data dari SSGI akan dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan dan evaluasi program secara menyeluruh.
Cakupan pengukuran balita oleh posyandu di Paser pada Juni 2024 mencapai 98 persen, baik melalui kunjungan langsung ke posyandu maupun door to door. Sementara itu, pengukuran oleh SSGI hanya berdasarkan sampel.
Pihaknya juga tengah menjalankan dua program intervensi untuk menurunkan angka stunting di Paser, di antaranya Intervensi Spesifik yang akan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang lebih berfokus pada pelayanan kesehatan bayi, balita dan ibu hamil. Sementara Intervensi Sensitif nantinya akan dilaksanakan oleh OPD sesuai tugasnya masing-masing.
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Padliannor -
Seputar Kaltim
Kepala Dinas DPPKB-PPA Paser, Amir Faisal (Foto: Padliannor/seputrfakta.com)
Tana Paser - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser terus berupaya menurunkan angka stunting melalui kerja sama lintas generasi dan OPD.
Diketahui angka stunting di Paser pada 2024 tercatat sebesar 13,5 persen berdasarkan hasil pengukuran balita di posyandu.
Namun, angka tersebut berbeda dengan data stunting hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, yakni sebesar 23,4 persen.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB-PPA) Paser, Amir Faisal menyebut perbedaan angka stunting tersebut disebabkan oleh metode pengambilan data yang berbeda.
"Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan metode pengambilan data yang dilaksanakan," kata Amir Faisal, Jumat (11/7/2025).
Namun demikian pihaknya tetap akan menggunakan kedua data tersebut karena memiliki sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Data dari pengukuran balita di posyandu ada data nama dan alamat, sementara dari SSGI hanya berupa angka," tambahnya.
Pihaknya akan menggunakan data hasil pengukuran balita di posyandu untuk intervensi langsung karena mencantumkan nama dan alamat. Sementara data dari SSGI akan dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan dan evaluasi program secara menyeluruh.
Cakupan pengukuran balita oleh posyandu di Paser pada Juni 2024 mencapai 98 persen, baik melalui kunjungan langsung ke posyandu maupun door to door. Sementara itu, pengukuran oleh SSGI hanya berdasarkan sampel.
Pihaknya juga tengah menjalankan dua program intervensi untuk menurunkan angka stunting di Paser, di antaranya Intervensi Spesifik yang akan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang lebih berfokus pada pelayanan kesehatan bayi, balita dan ibu hamil. Sementara Intervensi Sensitif nantinya akan dilaksanakan oleh OPD sesuai tugasnya masing-masing.
(Sf/Lo)