Cari disini...
Seputarfakta.com-Lisda -
Seputar Kaltim
Ilustrasi Bendara (Foto: Freepik)
Sangatta - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus mengupayakan agar Bandara Tanjung Bara bisa digunakan sebagai bandara komersial. PT Kaltim Prima Coal (KPC), yang saat ini mengelola bandara tersebut, siap melakukan studi kelayakan untuk pengembangannya.
Bandara yang terletak di kawasan Tanjung Bara, Desa Singa Gembara, Kecamatan Sangatta Utara, sekitar 20 kilometer di timur laut Kota Sangatta ini, diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi di Kutim.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, mengatakan bahwa komunikasi dengan pihak KPC sudah berjalan baik, dan mereka siap membentuk tim untuk melakukan studi kelayakan di lapangan.
“Kami sudah komunikasi, dan pihak KPC menyatakan siap membentuk tim untuk melakukan studi kelayakan di lapangan. Wilayah bandara tersebut masuk dalam Area Penggunaan Lain (APL), artinya itu adalah hak negara, bukan konsesi KPC, makanya kita mengusulkan itu,” ujar Ardiansyah.
Menurutnya, karena status wilayah tersebut adalah APL, tidak ada hambatan hukum untuk proses pengembangan bandara. Saat ini bandara memang masih digunakan oleh KPC untuk keperluan perusahaan. Namun ke depannya, diharapkan bisa dimanfaatkan untuk penerbangan umum.
“Pengoperasian tetap bisa saja dilakukan oleh KPC, tidak masalah. Tapi kita berharap ke depan fungsinya bisa diperluas untuk melayani penerbangan komersial juga. Saat ini memang masih dalam tahap studi kelayakan, jadi kita menunggu,” tambahnya.
Bupati juga telah meminta Dinas Perhubungan Kutim untuk segera berkoordinasi dengan KPC dalam pembentukan tim studi kelayakan. Ia berharap hasil studi ini bisa segera diajukan ke Kementerian Keuangan.
"Saya minta kalau KPC membentuk tim untuk melakukan studi kelayakannya, saya juga memerintahkan Dinas Perhubungan untuk melakukan koordinasi," katanya.
Selain itu, Ia juga mengakui membangun bandara baru di Kutim tidak mudah karena keterbatasan lahan dan letak geografis yang kurang strategis. Karena itu, pengembangan Bandara Tanjung Bara dianggap sebagai pilihan terbaik.
“Kita tidak punya tempat di Kutim untuk bangun bandara, itu sulit. Kalau bangun bandara baru, maskapai pasti pikir-pikir karena kita dekat dengan dua bandara besar, Balikpapan dan Samarinda. Kita butuh akses cepat, terutama untuk mendukung investasi di Kutim,” Pungkasnya.
Meskipun masih dalam tahap studi kelayakan, Bandara Tanjung Bara diharapkan nantinya dapat beroperasi sebagai bandara komersial yang mempercepat akses transportasi udara dan mendukung pertumbuhan ekonomi Kutim.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com-Lisda -
Seputar Kaltim
Ilustrasi Bendara (Foto: Freepik)
Sangatta - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus mengupayakan agar Bandara Tanjung Bara bisa digunakan sebagai bandara komersial. PT Kaltim Prima Coal (KPC), yang saat ini mengelola bandara tersebut, siap melakukan studi kelayakan untuk pengembangannya.
Bandara yang terletak di kawasan Tanjung Bara, Desa Singa Gembara, Kecamatan Sangatta Utara, sekitar 20 kilometer di timur laut Kota Sangatta ini, diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi di Kutim.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, mengatakan bahwa komunikasi dengan pihak KPC sudah berjalan baik, dan mereka siap membentuk tim untuk melakukan studi kelayakan di lapangan.
“Kami sudah komunikasi, dan pihak KPC menyatakan siap membentuk tim untuk melakukan studi kelayakan di lapangan. Wilayah bandara tersebut masuk dalam Area Penggunaan Lain (APL), artinya itu adalah hak negara, bukan konsesi KPC, makanya kita mengusulkan itu,” ujar Ardiansyah.
Menurutnya, karena status wilayah tersebut adalah APL, tidak ada hambatan hukum untuk proses pengembangan bandara. Saat ini bandara memang masih digunakan oleh KPC untuk keperluan perusahaan. Namun ke depannya, diharapkan bisa dimanfaatkan untuk penerbangan umum.
“Pengoperasian tetap bisa saja dilakukan oleh KPC, tidak masalah. Tapi kita berharap ke depan fungsinya bisa diperluas untuk melayani penerbangan komersial juga. Saat ini memang masih dalam tahap studi kelayakan, jadi kita menunggu,” tambahnya.
Bupati juga telah meminta Dinas Perhubungan Kutim untuk segera berkoordinasi dengan KPC dalam pembentukan tim studi kelayakan. Ia berharap hasil studi ini bisa segera diajukan ke Kementerian Keuangan.
"Saya minta kalau KPC membentuk tim untuk melakukan studi kelayakannya, saya juga memerintahkan Dinas Perhubungan untuk melakukan koordinasi," katanya.
Selain itu, Ia juga mengakui membangun bandara baru di Kutim tidak mudah karena keterbatasan lahan dan letak geografis yang kurang strategis. Karena itu, pengembangan Bandara Tanjung Bara dianggap sebagai pilihan terbaik.
“Kita tidak punya tempat di Kutim untuk bangun bandara, itu sulit. Kalau bangun bandara baru, maskapai pasti pikir-pikir karena kita dekat dengan dua bandara besar, Balikpapan dan Samarinda. Kita butuh akses cepat, terutama untuk mendukung investasi di Kutim,” Pungkasnya.
Meskipun masih dalam tahap studi kelayakan, Bandara Tanjung Bara diharapkan nantinya dapat beroperasi sebagai bandara komersial yang mempercepat akses transportasi udara dan mendukung pertumbuhan ekonomi Kutim.
(Sf/Rs)