Balikpapan – Proses pembangunan gedung SMPN 27 Balikpapan telah rampung dikerjakan dan akan digunakan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini. Proyek ini sendiri dikerjakan oleh PT Norma Noor, dengan waktu pengerjaan selama enam bulan, termasuk satu bulan untuk pembongkaran lapangan tenis.
Kontraktor SMPN 27, Ahmad Hamid Kasim mengatakan, meski sempat mengalami kesulitan saat pembongkaran lapangan tenis, semua hambatan tersebut berhasil diatasi. “Pekerjaan dilakukan dengan melibatkan 200 pekerja yang bekerja siang dan malam untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, yakni pada 20 Januari 2025,” ucap Ahmad saat ditemui di SMPN 27 Balikpapan, Rabu (5/2/2025).
Dijabarkan, fasilitas yang dibangun di SMPN 27 ini meliputi 24 ruang kelas, ruang guru, aula, kantin, laboratorium, dan lapangan tenis.  Sementara gedung sekolah tersebut terdiri dari empat bangunan, yaitu gedung A dengan tiga lantai, gedung B dengan 3 lantai, gedung C dengan 2 lantai, dan gedung D dengan tiga lantai. Semua bangunan dibangun di atas lahan seluas 7 ribu meter persegi. “Anggaran untuk pembangunan SMPN 27 ini mencapai Rp25,5 miliar, dengan konsep desain yang elegan,” jelasnya.
Selama proses pembangunan, proyek ini mendapatkan dukungan positif dari warga sekitar, yang memuji kualitas pekerjaan yang dianggap sangat baik. "Jika warga ingin melihat hasil pekerjaan kami, kami sangat terbuka untuk menunjukkan," ujarnya.
Dengan rampungnya pembangunan ini, SMPN 27 Balikpapan siap menyambut siswa baru pada tahun ajaran 2025.
Tempat terpisah, salah seorang warga, Sukaji, menyambut baik adanya pembangunan SMPN 27 di daerahnya. Menurunya hal ini dapat membantu warga sekitar untuk menyekolahkan anaknya. “Apalagi selama ini kami masih sulit mencari sekolah, walaupun banyak sekolah, karena sistem ketika pakai sistem zonasi, yang diterima banyak dari luar,” akuinya.
Maka dengan adanya sekolah baru ini, ia berharap bisa menampung anak-anak yang tinggal di daerah sekitar, karena selama ini banyak anak yang masuk ke sekolah swasta.  “Karena untuk masuk ke sekolah negeri itu susah,” tuturnya.

(Sf/Mr)