Cari disini...
Seputarfakta.com – Lisda -
Seputar Kaltim
Kegiatan Sosialisasi Beasiswa Kutai Timur Tahun 2025. yang mengusung tema “Mewujudkan Generasi Kutim Hebat Melalui Beasiswa dan Semangat Belajar”.(foto:lisda/seputarfakta.com)
Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus mendorong akses pendidikan yang lebih merata lewat program Beasiswa Kutim 2025. Sosialisasi program tersebut digelar Kamis (3/7/2025) di Ruang Meranti, Kantor Bupati, dengan tema “Mewujudkan Generasi Kutim Hebat Melalui Beasiswa dan Semangat Belajar.”
Program yang kini memasuki tahun keempat itu ditujukan untuk menjangkau lebih banyak pelajar dan mahasiswa di seluruh kecamatan, tanpa terkecuali.
"Aspek keadilan akses menjadi titik tekan dari beasiswa ini. Jangan sampai ada siswa atau mahasiswa yang tertinggal hanya karena tidak tahu," tegas Asisten Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Kutim, Poniso Suryo Renggono, saat membuka kegiatan.
Poniso menekankan bahwa program ini bukan hanya ditujukan bagi pelajar kurang mampu, tapi terbuka untuk siapa saja yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Namun, seleksi ketat tetap diberlakukan agar program ini memacu semangat belajar dan prestasi penerima.
“Ini bukan bantuan sosial, tapi insentif untuk mendorong kualitas. Yang mendapat beasiswa harus benar-benar siap secara akademik,” ujarnya.
Di tengah era digital, lanjut Poniso, informasi seputar program beasiswa harus mudah diakses, terutama oleh siswa dan mahasiswa di 18 kecamatan yang tersebar di wilayah Kutim.
“Link pendaftaran harus bisa diakses siapa pun, dari kota sampai desa. Kita ingin kesempatan ini adil bagi semua,” tambahnya.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kutim, Nurcholis, menjelaskan bahwa Beasiswa Kutim terdiri dari dua skema utama: beasiswa stimulan sebesar Rp6 juta yang diberikan setahun sekali, dan beasiswa tuntas yang disesuaikan dengan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Namun, ia mengingatkan, mahasiswa yang sudah mendapat program gratis pol alias pembebasan biaya kuliah penuh, tak akan lagi bisa mengakses Beasiswa Kutim karena data penerima telah disinkronkan.
“Kami ingin memastikan tidak ada penerima ganda. Yang sudah ditanggung penuh lewat program lain, tidak akan masuk lagi sebagai penerima Beasiswa Kutim,” ujarnya.
Di luar itu, Kutim juga menyediakan program Beasiswa Kerja Sama. Salah satunya melalui skema Beasiswa Indonesia Emas Daerah (BIED) yang melibatkan 11 perguruan tinggi dan Dinas Pendidikan Kutim.
Melalui sosialisasi ini, pemerintah berharap masyarakat memahami syarat dan prosedur beasiswa secara menyeluruh agar manfaatnya benar-benar bisa dirasakan.
"Tujuan akhirnya sederhana—tidak ada anak Kutim yang gagal kuliah hanya karena urusan biaya," pungkas Poniso.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com – Lisda -
Seputar Kaltim
Kegiatan Sosialisasi Beasiswa Kutai Timur Tahun 2025. yang mengusung tema “Mewujudkan Generasi Kutim Hebat Melalui Beasiswa dan Semangat Belajar”.(foto:lisda/seputarfakta.com)
Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus mendorong akses pendidikan yang lebih merata lewat program Beasiswa Kutim 2025. Sosialisasi program tersebut digelar Kamis (3/7/2025) di Ruang Meranti, Kantor Bupati, dengan tema “Mewujudkan Generasi Kutim Hebat Melalui Beasiswa dan Semangat Belajar.”
Program yang kini memasuki tahun keempat itu ditujukan untuk menjangkau lebih banyak pelajar dan mahasiswa di seluruh kecamatan, tanpa terkecuali.
"Aspek keadilan akses menjadi titik tekan dari beasiswa ini. Jangan sampai ada siswa atau mahasiswa yang tertinggal hanya karena tidak tahu," tegas Asisten Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Kutim, Poniso Suryo Renggono, saat membuka kegiatan.
Poniso menekankan bahwa program ini bukan hanya ditujukan bagi pelajar kurang mampu, tapi terbuka untuk siapa saja yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Namun, seleksi ketat tetap diberlakukan agar program ini memacu semangat belajar dan prestasi penerima.
“Ini bukan bantuan sosial, tapi insentif untuk mendorong kualitas. Yang mendapat beasiswa harus benar-benar siap secara akademik,” ujarnya.
Di tengah era digital, lanjut Poniso, informasi seputar program beasiswa harus mudah diakses, terutama oleh siswa dan mahasiswa di 18 kecamatan yang tersebar di wilayah Kutim.
“Link pendaftaran harus bisa diakses siapa pun, dari kota sampai desa. Kita ingin kesempatan ini adil bagi semua,” tambahnya.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kutim, Nurcholis, menjelaskan bahwa Beasiswa Kutim terdiri dari dua skema utama: beasiswa stimulan sebesar Rp6 juta yang diberikan setahun sekali, dan beasiswa tuntas yang disesuaikan dengan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Namun, ia mengingatkan, mahasiswa yang sudah mendapat program gratis pol alias pembebasan biaya kuliah penuh, tak akan lagi bisa mengakses Beasiswa Kutim karena data penerima telah disinkronkan.
“Kami ingin memastikan tidak ada penerima ganda. Yang sudah ditanggung penuh lewat program lain, tidak akan masuk lagi sebagai penerima Beasiswa Kutim,” ujarnya.
Di luar itu, Kutim juga menyediakan program Beasiswa Kerja Sama. Salah satunya melalui skema Beasiswa Indonesia Emas Daerah (BIED) yang melibatkan 11 perguruan tinggi dan Dinas Pendidikan Kutim.
Melalui sosialisasi ini, pemerintah berharap masyarakat memahami syarat dan prosedur beasiswa secara menyeluruh agar manfaatnya benar-benar bisa dirasakan.
"Tujuan akhirnya sederhana—tidak ada anak Kutim yang gagal kuliah hanya karena urusan biaya," pungkas Poniso.
(Sf/Rs)