Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Kawasan lorong pedagang Pasar Pagi yang direlokasi ke SGS, Kamis (24/4/2025). (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda – Di balik suara alat berat dan rancangan gedung megah yang tengah dibangun di pusat Kota Samarinda, ada suara pedagang yang tetap setia menggelar dagangan meski penghasilannya menurun.
Mereka adalah para pedagang Pasar Pagi yang direlokasi sementara ke Segiri Grosir (SGS), menanti kepastian kapan bisa kembali menempati lapak mereka di Pasar Pagi.
Salah satunya Jainur, pemilik Toko Aldy Rahman yang sudah berdagang sejak 2010. Sejak direlokasi, ia merasakan dampaknya langsung.
“Agak kurang di sini, jauh turun omzet. Karena parkirannya beda, kalau di Pasar Pagi dulu itu luas, tampungannya banyak. Sekarang di SGS lebih sempit, jadi pelanggan juga berkurang,” kata Jainur, Kamis (24/4/2025).
Walaupun kata dia, tempat barunya terasa lebih nyaman dari sisi suhu dan kebersihan, namun keramaian pembeli belum seperti yang ia harapkan. Tetap ada penghasilan, namun tidak sebanyak dulu ketika berjualan di Pasar Pagi.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya, tahap pertama telah menyelesaikan struktur utama dan fasad, meski sempat mengalami penyesuaian anggaran dari Rp390 miliar menjadi sekitar Rp290 miliar.
Tahap kedua pembangunan Pasar Pagi saat ini sedang berlangsung dengan anggaran Rp148,5 miliar. Pekerjaan itu meliputi penyekatan kios, pemasangan eskalator, plafon, hingga sistem mekanikal dan elektrikal. Dengan target penyelesaian di bulan Oktober mendatang.
Selama revitalisasi berlangsung, pemerintah kota tetap menanggung biaya sewa tempat sementara bagi ribuan pedagang seperti Jainur, yang telah menghabiskan dana sekitar Rp7 miliar dalam setahun.
“Harapannya nanti setelah pindah lagi, penjualannya ramai dan fasilitasnya lebih baik dari sebelumnya,” harap Jainur.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Kawasan lorong pedagang Pasar Pagi yang direlokasi ke SGS, Kamis (24/4/2025). (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda – Di balik suara alat berat dan rancangan gedung megah yang tengah dibangun di pusat Kota Samarinda, ada suara pedagang yang tetap setia menggelar dagangan meski penghasilannya menurun.
Mereka adalah para pedagang Pasar Pagi yang direlokasi sementara ke Segiri Grosir (SGS), menanti kepastian kapan bisa kembali menempati lapak mereka di Pasar Pagi.
Salah satunya Jainur, pemilik Toko Aldy Rahman yang sudah berdagang sejak 2010. Sejak direlokasi, ia merasakan dampaknya langsung.
“Agak kurang di sini, jauh turun omzet. Karena parkirannya beda, kalau di Pasar Pagi dulu itu luas, tampungannya banyak. Sekarang di SGS lebih sempit, jadi pelanggan juga berkurang,” kata Jainur, Kamis (24/4/2025).
Walaupun kata dia, tempat barunya terasa lebih nyaman dari sisi suhu dan kebersihan, namun keramaian pembeli belum seperti yang ia harapkan. Tetap ada penghasilan, namun tidak sebanyak dulu ketika berjualan di Pasar Pagi.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya, tahap pertama telah menyelesaikan struktur utama dan fasad, meski sempat mengalami penyesuaian anggaran dari Rp390 miliar menjadi sekitar Rp290 miliar.
Tahap kedua pembangunan Pasar Pagi saat ini sedang berlangsung dengan anggaran Rp148,5 miliar. Pekerjaan itu meliputi penyekatan kios, pemasangan eskalator, plafon, hingga sistem mekanikal dan elektrikal. Dengan target penyelesaian di bulan Oktober mendatang.
Selama revitalisasi berlangsung, pemerintah kota tetap menanggung biaya sewa tempat sementara bagi ribuan pedagang seperti Jainur, yang telah menghabiskan dana sekitar Rp7 miliar dalam setahun.
“Harapannya nanti setelah pindah lagi, penjualannya ramai dan fasilitasnya lebih baik dari sebelumnya,” harap Jainur.
(Sf/Rs)