Pasca Iduladha, Harga Daging Hingga Bapok Alami Penurunan Harga

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Seputar Kaltim

    19 Juni 2024 11:46 WIB

    Showroom Unggas di pasar Mangkurawang, milik Khanifah. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)

    Tenggarong - Harga daging sapi, ayam dan bahan pokok (Bapok) di Kota Tenggarong mengalami penurunan harga pasca perayaan Iduladha 1445 Hijriah.

    Seperti harga daging sapi impor sekitar Rp120 ribu per Kilogram (Kg), ayam kampung Rp85 ribu per Kg, ayam pedaging Rp45 ribu per Kg, beras Rp14 ribu sampai Rp15 ribu per Kg, minyak goreng merek Bimoli Rp22 ribu per liter dan gula Rp19 ribu per Kg

    Pedagang sapi di Jalan Pesut Slamet, Sujono mengatakan harga daging sapi kembali normal usai Iduladha, yaitu Rp120 ribu per Kg untuk kategori nomor satu dan kategori nomor dua hanya Rp100 ribu per Kg.

    Sedangkan harga daging sapi saat Iduladha mencapai Rp160 ribu per Kg, kategori nomor satu dan nomor dua kini turun menjadi Rp140 ribu per Kg.

    "Kenaikan harga pada saat hari raya itu sering terjadi karena banyaknya permintaan, sehingga harga jual daging impor mengalami kenaikan juga," kata Slamet Sujono, Rabu (19/6/2024).

    Ia mengaku saat Iduladha bisa menjual daging sapi impor hingga tiga ton, sementara di hari hari biasa rata-rata menjual sekitar dua kuintal.

    "Menjual daging beku impor ini lebih menguntungkan daripada menjual daging lokal. Sebab, daging lokal harganya terlalu mahal, sehingga daya belinya tidak sesuai," sebutnya.

    Kata dia, menjual daging lokal telah dilakukannya sejak 2005 hingga 2014 lalu. Tapi daya beli masyarakat tak sesuai, sehingga beralih menjual daging beku impor yang berkualitas.

    Owner Showroom Unggas di Pasar Mangkurawang, Khanifah menyebut harga ayam kampung telah alami penurunan menjadi Rp85 ribu per Kg. Sementara saat Iduladha kemarin, harganya mencapai Rp100 ribu per Kg.

    Ini dipicu karena ketersediaan ayam kampung yang menipis, sehingga pembelian ayam kampung ke peternak ikut naik dan permintaan pasar juga meningkat.

    "Harga ayam kampung kini sudah kembali stabil. Harga ayam kampung itu naik karena ketersediaannya yang menipis dan permintaan pasar yang tinggi," ucap Khanifah.

    Terpisah, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Sayid Fhatullah mengaku kenaikan harga bapok pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dinilai wajar karena tingginya permintaan pasar membuat harga naik, tapi itu tak berlangsung lama.

    "Kenaikan bahan bahan pokok ketika HBKN tak berlangsung lama, setelah itu akan kembali normal," jelas Sayid Fhatullah

    Pihaknya menilai daya beli masyarakat Kukar selama ini sangat tinggi, artinya masih mampu membeli sejumlah komoditas dengan harga yang sesuai. "Daya beli yang tinggi menandakan pengendalian inflasi kita tertangani dengan baik," pungkasnya. 

    (Sf/By)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Pasca Iduladha, Harga Daging Hingga Bapok Alami Penurunan Harga

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Seputar Kaltim

    19 Juni 2024 11:46 WIB

    Showroom Unggas di pasar Mangkurawang, milik Khanifah. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)

    Tenggarong - Harga daging sapi, ayam dan bahan pokok (Bapok) di Kota Tenggarong mengalami penurunan harga pasca perayaan Iduladha 1445 Hijriah.

    Seperti harga daging sapi impor sekitar Rp120 ribu per Kilogram (Kg), ayam kampung Rp85 ribu per Kg, ayam pedaging Rp45 ribu per Kg, beras Rp14 ribu sampai Rp15 ribu per Kg, minyak goreng merek Bimoli Rp22 ribu per liter dan gula Rp19 ribu per Kg

    Pedagang sapi di Jalan Pesut Slamet, Sujono mengatakan harga daging sapi kembali normal usai Iduladha, yaitu Rp120 ribu per Kg untuk kategori nomor satu dan kategori nomor dua hanya Rp100 ribu per Kg.

    Sedangkan harga daging sapi saat Iduladha mencapai Rp160 ribu per Kg, kategori nomor satu dan nomor dua kini turun menjadi Rp140 ribu per Kg.

    "Kenaikan harga pada saat hari raya itu sering terjadi karena banyaknya permintaan, sehingga harga jual daging impor mengalami kenaikan juga," kata Slamet Sujono, Rabu (19/6/2024).

    Ia mengaku saat Iduladha bisa menjual daging sapi impor hingga tiga ton, sementara di hari hari biasa rata-rata menjual sekitar dua kuintal.

    "Menjual daging beku impor ini lebih menguntungkan daripada menjual daging lokal. Sebab, daging lokal harganya terlalu mahal, sehingga daya belinya tidak sesuai," sebutnya.

    Kata dia, menjual daging lokal telah dilakukannya sejak 2005 hingga 2014 lalu. Tapi daya beli masyarakat tak sesuai, sehingga beralih menjual daging beku impor yang berkualitas.

    Owner Showroom Unggas di Pasar Mangkurawang, Khanifah menyebut harga ayam kampung telah alami penurunan menjadi Rp85 ribu per Kg. Sementara saat Iduladha kemarin, harganya mencapai Rp100 ribu per Kg.

    Ini dipicu karena ketersediaan ayam kampung yang menipis, sehingga pembelian ayam kampung ke peternak ikut naik dan permintaan pasar juga meningkat.

    "Harga ayam kampung kini sudah kembali stabil. Harga ayam kampung itu naik karena ketersediaannya yang menipis dan permintaan pasar yang tinggi," ucap Khanifah.

    Terpisah, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Sayid Fhatullah mengaku kenaikan harga bapok pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dinilai wajar karena tingginya permintaan pasar membuat harga naik, tapi itu tak berlangsung lama.

    "Kenaikan bahan bahan pokok ketika HBKN tak berlangsung lama, setelah itu akan kembali normal," jelas Sayid Fhatullah

    Pihaknya menilai daya beli masyarakat Kukar selama ini sangat tinggi, artinya masih mampu membeli sejumlah komoditas dengan harga yang sesuai. "Daya beli yang tinggi menandakan pengendalian inflasi kita tertangani dengan baik," pungkasnya. 

    (Sf/By)