Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Bangunan Pasar Inpres Kebun Sayur, Balikpapan Barat saat ini. Masih modern dan tradisional. ( Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan berencana merevitalisasi kawasan Pasar Inpres Kebun Sayur, Balikpapan Barat, demi menjadikannya sebagai pusat kerajinan dan perdagangan yang lebih modern dan tertata.
Proyek ini dijadwalkan mulai berjalan pada tahun 2026, dengan anggaran sebesar Rp45 miliar yang bersumber dari APBD kota.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan, Haemusri Umar menjelaskan, bahwa revitalisasi akan mencakup area seluas 1,5 hektare yang kini ditempati oleh dua zona utama yakni pasar penampungan dan pasar kerajinan. Saat ini, terdapat 451 pedagang aktif di kawasan tersebut.
“Pasar Inpres sudah menjadi ikon Balikpapan, dikenal wisatawan dan pembeli dari luar daerah. Kami ingin menjadikannya pusat niaga dan kerajinan yang mencerminkan identitas lokal,” ucap Haemusri saat ditemui di Balai Kota, Selasa (9/9/2025).
Dalam proses perencanaan, Pemkot menegaskan akan melibatkan para pedagang sejak penyusunan Detail Engineering Design (DED). Kebutuhan mereka akan menjadi bagian penting dalam desain akhir.
“Beberapa hal yang diusulkan pedagang meliputi penataan lahan parkir, area untuk PKL, dan keterlibatan mereka dalam pembahasan DED. Ini sudah kami koordinasikan dengan Badan Keuangan Daerah,” jelasnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah adalah penentuan lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) bagi pedagang selama proses pembangunan berlangsung. Meskipun Pemkot menyatakan siap memfasilitasi, perbedaan pendapat masih terjadi di kalangan pedagang.
“Dari sisi pemerintah, yang penting akses tetap mudah bagi pembeli dan pedagang. TPS bisa dibangun di mana saja, asal disepakati bersama,” terangnya.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, revitalisasi ini juga diharapkan menjadi langkah strategis untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pasar Inpres dikenal sebagai pusat kerajinan tangan khas Kaltim seperti manik-manik Dayak, kain tenun, batu akik, dan oleh-oleh khas Balikpapan.
“Balikpapan sering jadi tuan rumah acara nasional dan kementerian. Kami butuh pusat belanja yang bisa jadi etalase budaya lokal. Ini kesempatan besar bagi Pasar Inpres,” paparnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Bangunan Pasar Inpres Kebun Sayur, Balikpapan Barat saat ini. Masih modern dan tradisional. ( Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan berencana merevitalisasi kawasan Pasar Inpres Kebun Sayur, Balikpapan Barat, demi menjadikannya sebagai pusat kerajinan dan perdagangan yang lebih modern dan tertata.
Proyek ini dijadwalkan mulai berjalan pada tahun 2026, dengan anggaran sebesar Rp45 miliar yang bersumber dari APBD kota.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan, Haemusri Umar menjelaskan, bahwa revitalisasi akan mencakup area seluas 1,5 hektare yang kini ditempati oleh dua zona utama yakni pasar penampungan dan pasar kerajinan. Saat ini, terdapat 451 pedagang aktif di kawasan tersebut.
“Pasar Inpres sudah menjadi ikon Balikpapan, dikenal wisatawan dan pembeli dari luar daerah. Kami ingin menjadikannya pusat niaga dan kerajinan yang mencerminkan identitas lokal,” ucap Haemusri saat ditemui di Balai Kota, Selasa (9/9/2025).
Dalam proses perencanaan, Pemkot menegaskan akan melibatkan para pedagang sejak penyusunan Detail Engineering Design (DED). Kebutuhan mereka akan menjadi bagian penting dalam desain akhir.
“Beberapa hal yang diusulkan pedagang meliputi penataan lahan parkir, area untuk PKL, dan keterlibatan mereka dalam pembahasan DED. Ini sudah kami koordinasikan dengan Badan Keuangan Daerah,” jelasnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah adalah penentuan lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) bagi pedagang selama proses pembangunan berlangsung. Meskipun Pemkot menyatakan siap memfasilitasi, perbedaan pendapat masih terjadi di kalangan pedagang.
“Dari sisi pemerintah, yang penting akses tetap mudah bagi pembeli dan pedagang. TPS bisa dibangun di mana saja, asal disepakati bersama,” terangnya.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, revitalisasi ini juga diharapkan menjadi langkah strategis untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pasar Inpres dikenal sebagai pusat kerajinan tangan khas Kaltim seperti manik-manik Dayak, kain tenun, batu akik, dan oleh-oleh khas Balikpapan.
“Balikpapan sering jadi tuan rumah acara nasional dan kementerian. Kami butuh pusat belanja yang bisa jadi etalase budaya lokal. Ini kesempatan besar bagi Pasar Inpres,” paparnya.
(Sf/Rs)