Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Ilustrasi modernisasi pengelolaan sampah bekas. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Sejumlah pemulung merasa terancam dengan adanya modernisasi tempat pengelolaan sampah yang telah berdiri di beberapa kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Salah satu pemulung, Sumarno mengaku keberadaan modernisasi ini sangat berdampak kepada dirinya yang telah melakoni pekerjaan memungut sampah bekas selama puluhan tahun.
Ia menyebut kebijakan modernisasi pengelolaan sampah sering kali tidak mempertimbangkan peran pemulung, bahkan cenderung mengabaikan.
"Seharusnya kalau berbicara pemberdayaan SDM kami juga harus dilibatkan di dalamnya, supaya adil," kata Sumarno, Sabtu (21/6/2025).
Kata dia industri daur ulang yang semakin maju ini juga dapat mengurangi permintaan terhadap barang bekas yang dikumpulkan oleh para pemulung.
"Kontribusi pemulung dalam mengurangi volume sampah yang dibuang masyarakat sangat signifikan," ujarnya.
Dirinya menginginkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar juga harus peka terhadap peran pemulung.
"Ini bukan hanya tentang uang, kondisi ekonomi yang sulit sering kali membuat anak-anak di kalangan pemulung terancam putus sekolah, ini yang harus diperhatikan, kami juga punya masa depan," ucapnya.
Dirinya berharap pemerintah dapat mengakui dan melindungi hak-hak pemulung serta melibatkan mereka dalam sistem pengelolaan sampah.
"Saya mendukung industri daur ulang seperti ini dikembangkan, tapi setidaknya kami juga perlu dilibatkan," pungkasnya.
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Ilustrasi modernisasi pengelolaan sampah bekas. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Sejumlah pemulung merasa terancam dengan adanya modernisasi tempat pengelolaan sampah yang telah berdiri di beberapa kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Salah satu pemulung, Sumarno mengaku keberadaan modernisasi ini sangat berdampak kepada dirinya yang telah melakoni pekerjaan memungut sampah bekas selama puluhan tahun.
Ia menyebut kebijakan modernisasi pengelolaan sampah sering kali tidak mempertimbangkan peran pemulung, bahkan cenderung mengabaikan.
"Seharusnya kalau berbicara pemberdayaan SDM kami juga harus dilibatkan di dalamnya, supaya adil," kata Sumarno, Sabtu (21/6/2025).
Kata dia industri daur ulang yang semakin maju ini juga dapat mengurangi permintaan terhadap barang bekas yang dikumpulkan oleh para pemulung.
"Kontribusi pemulung dalam mengurangi volume sampah yang dibuang masyarakat sangat signifikan," ujarnya.
Dirinya menginginkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar juga harus peka terhadap peran pemulung.
"Ini bukan hanya tentang uang, kondisi ekonomi yang sulit sering kali membuat anak-anak di kalangan pemulung terancam putus sekolah, ini yang harus diperhatikan, kami juga punya masa depan," ucapnya.
Dirinya berharap pemerintah dapat mengakui dan melindungi hak-hak pemulung serta melibatkan mereka dalam sistem pengelolaan sampah.
"Saya mendukung industri daur ulang seperti ini dikembangkan, tapi setidaknya kami juga perlu dilibatkan," pungkasnya.
(Sf/Lo)