Mobil Kolonial Belanda ini Diklaim jadi Saksi Bisu Kekejaman di Sanga-Sanga

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    19 Februari 2024 02:11 WIB

    Mobil KNIL yang digunakan oleh kolonial Belanda untuk menakut-nakuti masyarakat sanga-sanga dengan membawa potongan kepala para pejuang. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Di depan Museum Merah Putih Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, terdapat sebuah mobil tua yang menarik perhatian pengunjung. Mobil itu adalah saksi bisu dari kekejaman kolonial Belanda yang pernah menguasai wilayah ini hingga tahun 1947.

    Mobil itu berwarna hijau dan berbentuk kotak. Di atas kap mesinnya, bekas tempat meletakkan potongan kepala manusia. Ya, mobil itu adalah alat intimidasi yang digunakan oleh Belanda untuk menghentikan perlawanan rakyat Sanga-Sanga yang berjuang untuk kemerdekaan.

    "Setiap hari Jumat, mobil ini berpatroli di sekitar kampung dengan membawa kepala-kepala pejuang merah putih yang sudah dipenggal. Tujuannya untuk menakut-nakuti masyarakat agar tidak berani melawan," kata Muhammad Heriono, anggota Komunitas Pemerhati Sejarah Sangasanga (PS3), saat ditemui seputarfakta di lokasi, Minggu, (18/2/2024).

    Heriono mengatakan, mobil itu dikendarai oleh komandan Kisberi, seorang perwira Belanda yang bertanggung jawab atas operasi militer di Sanga-Sanga. Ia didampingi oleh beberapa prajurit lainnya yang bersenjata lengkap.

    "Mereka tidak segan-segan membunuh siapa saja yang dicurigai sebagai pejuang atau simpatisan pejuang. Mereka juga membakar rumah-rumah dan menghancurkan fasilitas umum," ujar Heriono.

    Menurut Heriono, ada sekitar 3 dari 40 kepala pejuang yang dipajang di mobil itu. Setiap minggu, kepala-kepala itu diganti dengan yang baru. Tubuh-tubuh pejuang yang terbunuh kemudian dikuburkan oleh masyarakat dengan hormat.

    "Masyarakat Sanga-Sanga sangat menghormati para pejuang yang gugur. Mereka juga tidak pernah menyerah kepada Belanda. Mereka tetap berjuang dengan cara-cara yang tersedia, seperti menyelundupkan senjata, membantu pejuang yang terluka, atau menyebarkan informasi," tutur Heriono.

    Mobil itu awalnya tidak berada di Museum Merah Putih. "Mobil itu ditemukan di dalam sebuah goa di hutan Jepang, tempat persembunyian pejuang. Kami kemudian menariknya ke sini untuk dijadikan benda bersejarah," kata Heriono.

    Museum Merah Putih Sanga-Sanga adalah salah satu tempat wisata sejarah yang ada di Kutai Kartanegara. Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Sanga-Sanga melawan penjajah, seperti senjata, dokumen, foto, dan bendera merah putih.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Mobil Kolonial Belanda ini Diklaim jadi Saksi Bisu Kekejaman di Sanga-Sanga

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    19 Februari 2024 02:11 WIB

    Mobil KNIL yang digunakan oleh kolonial Belanda untuk menakut-nakuti masyarakat sanga-sanga dengan membawa potongan kepala para pejuang. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Di depan Museum Merah Putih Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, terdapat sebuah mobil tua yang menarik perhatian pengunjung. Mobil itu adalah saksi bisu dari kekejaman kolonial Belanda yang pernah menguasai wilayah ini hingga tahun 1947.

    Mobil itu berwarna hijau dan berbentuk kotak. Di atas kap mesinnya, bekas tempat meletakkan potongan kepala manusia. Ya, mobil itu adalah alat intimidasi yang digunakan oleh Belanda untuk menghentikan perlawanan rakyat Sanga-Sanga yang berjuang untuk kemerdekaan.

    "Setiap hari Jumat, mobil ini berpatroli di sekitar kampung dengan membawa kepala-kepala pejuang merah putih yang sudah dipenggal. Tujuannya untuk menakut-nakuti masyarakat agar tidak berani melawan," kata Muhammad Heriono, anggota Komunitas Pemerhati Sejarah Sangasanga (PS3), saat ditemui seputarfakta di lokasi, Minggu, (18/2/2024).

    Heriono mengatakan, mobil itu dikendarai oleh komandan Kisberi, seorang perwira Belanda yang bertanggung jawab atas operasi militer di Sanga-Sanga. Ia didampingi oleh beberapa prajurit lainnya yang bersenjata lengkap.

    "Mereka tidak segan-segan membunuh siapa saja yang dicurigai sebagai pejuang atau simpatisan pejuang. Mereka juga membakar rumah-rumah dan menghancurkan fasilitas umum," ujar Heriono.

    Menurut Heriono, ada sekitar 3 dari 40 kepala pejuang yang dipajang di mobil itu. Setiap minggu, kepala-kepala itu diganti dengan yang baru. Tubuh-tubuh pejuang yang terbunuh kemudian dikuburkan oleh masyarakat dengan hormat.

    "Masyarakat Sanga-Sanga sangat menghormati para pejuang yang gugur. Mereka juga tidak pernah menyerah kepada Belanda. Mereka tetap berjuang dengan cara-cara yang tersedia, seperti menyelundupkan senjata, membantu pejuang yang terluka, atau menyebarkan informasi," tutur Heriono.

    Mobil itu awalnya tidak berada di Museum Merah Putih. "Mobil itu ditemukan di dalam sebuah goa di hutan Jepang, tempat persembunyian pejuang. Kami kemudian menariknya ke sini untuk dijadikan benda bersejarah," kata Heriono.

    Museum Merah Putih Sanga-Sanga adalah salah satu tempat wisata sejarah yang ada di Kutai Kartanegara. Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Sanga-Sanga melawan penjajah, seperti senjata, dokumen, foto, dan bendera merah putih.

    (Sf/Rs)