Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Proses mengulur patung naga ke Kutai Lama dalam rangka menutup Erau Adat Pelas Benua Tahun 2023. (Foto:M.anshori/seputarfakta.com).
Tenggarong - Prosesi Belimbur yang didahului dengan mengulur naga menandai penutupan Erau Adat Pelas Benua yang telah digelar selama sepekan, 24 September hingga 1 Oktober 2023 di Tenggarong, Kutai Kartanegara.
Belimbur dipusatkan di Keraton atau Museum Mulawarman, Prosesi seni dan budaya Kerajaan Kutai ini diawali dengan pembacaan riwayat Erau di Kutai Lama hingga munculnya atau lahirnya naga.
Mengulur Naga dalam kepercayaan adat Kutai secara turun temurun adalah ritual komunikasi antara alam dunia dengan alam gaib yang bersifat sakral.
Dalam prosesnya, Replika Naga Laki (Pria) dan Naga Bini (Perempuan) di bawa ke Kutai Lama untuk dilarung tubuhnya, sedangkan kepala dan ekor dibawa kembali ke Tenggarong.
Di saat bersamaan, Sultan Kutai melaksanakan ritual Beumban, Begorok dan Rangga Titi di Tenggarong. Ritual ini wajib dilakukan Sultan Kutai untuk mendahului ritual Belimbur.
Adapun ritual Belimbur dilakukan setelah Air Tuli (air suci dari Kutai Lama) dibawa ke Tenggarong bersama kepala dan ekor Naga Laki dan Naga Bini.
Kerabat Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura, H Heriansyah mengatakan Belimbur bermakna penyucian diri sekaligus membuang keburukan dalam diri setiap orang.
"Ini dimulai saat Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI memercikan air tuli (air suci) sebagai tanda dimulainya tradisi Belimbur. Setiap orang juga harus menghormati prosesi belimbur,” kata Heriansyah.
Belimbur tahun ini yang merupakan bagian akhir prosesi Erau Kutai dikuti ribuan masyarakat di Kukar maupun luar Kukar.
Kesultanan menetapkan lokasi belimbur mulai dari kepala benua, tengah benua dan buntut benua. Sepanjang jalan Tepi Mahakam dari Mangkurawang, Jalan AM Sangaji, P Diponegoro, Jenderal Sudirman, Akhmad Muchsin berakhir di Jalan Wolter Monginsidi.
Heriansyah menjelaskan, Erau Kutai yang dilaksanakan rutin setiap tahun merupakan agenda wisata seni dan budaya Pemkab Kutai Kartanegara yang diangkat dari sejarah Kerajaan Kutai.
"ini sangat penting dalam upaya memelihara dan menjaga kelestarian budaya daerah kita," pungkasnya.
(Sf/By)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Proses mengulur patung naga ke Kutai Lama dalam rangka menutup Erau Adat Pelas Benua Tahun 2023. (Foto:M.anshori/seputarfakta.com).
Tenggarong - Prosesi Belimbur yang didahului dengan mengulur naga menandai penutupan Erau Adat Pelas Benua yang telah digelar selama sepekan, 24 September hingga 1 Oktober 2023 di Tenggarong, Kutai Kartanegara.
Belimbur dipusatkan di Keraton atau Museum Mulawarman, Prosesi seni dan budaya Kerajaan Kutai ini diawali dengan pembacaan riwayat Erau di Kutai Lama hingga munculnya atau lahirnya naga.
Mengulur Naga dalam kepercayaan adat Kutai secara turun temurun adalah ritual komunikasi antara alam dunia dengan alam gaib yang bersifat sakral.
Dalam prosesnya, Replika Naga Laki (Pria) dan Naga Bini (Perempuan) di bawa ke Kutai Lama untuk dilarung tubuhnya, sedangkan kepala dan ekor dibawa kembali ke Tenggarong.
Di saat bersamaan, Sultan Kutai melaksanakan ritual Beumban, Begorok dan Rangga Titi di Tenggarong. Ritual ini wajib dilakukan Sultan Kutai untuk mendahului ritual Belimbur.
Adapun ritual Belimbur dilakukan setelah Air Tuli (air suci dari Kutai Lama) dibawa ke Tenggarong bersama kepala dan ekor Naga Laki dan Naga Bini.
Kerabat Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura, H Heriansyah mengatakan Belimbur bermakna penyucian diri sekaligus membuang keburukan dalam diri setiap orang.
"Ini dimulai saat Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI memercikan air tuli (air suci) sebagai tanda dimulainya tradisi Belimbur. Setiap orang juga harus menghormati prosesi belimbur,” kata Heriansyah.
Belimbur tahun ini yang merupakan bagian akhir prosesi Erau Kutai dikuti ribuan masyarakat di Kukar maupun luar Kukar.
Kesultanan menetapkan lokasi belimbur mulai dari kepala benua, tengah benua dan buntut benua. Sepanjang jalan Tepi Mahakam dari Mangkurawang, Jalan AM Sangaji, P Diponegoro, Jenderal Sudirman, Akhmad Muchsin berakhir di Jalan Wolter Monginsidi.
Heriansyah menjelaskan, Erau Kutai yang dilaksanakan rutin setiap tahun merupakan agenda wisata seni dan budaya Pemkab Kutai Kartanegara yang diangkat dari sejarah Kerajaan Kutai.
"ini sangat penting dalam upaya memelihara dan menjaga kelestarian budaya daerah kita," pungkasnya.
(Sf/By)