Mengulik Sejarah Teras Samarinda, Ternyata Sudah Direncakan Sejak Tahun 2007

    Seputarfakta.com - Tria -

    Seputar Kaltim

    14 Oktober 2024 09:57 WIB

    Teras Samarinda yang ternyata sudah direncanakan sejak tahun 2007 lalu. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Ibu kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kini memiliki ikon baru yang menarik perhatian, yaitu Teras Samarinda. Sejak diresmikan, fasilitas ini menjadi sorotan dari berbagai kalangan, baik dari segi kebersihan, manfaat, hingga sejarah di balik pembangunannya. Banyak yang belum tahu bahwa rencana pembangunan Teras Samarinda sudah ada sejak tahun 2007, jauh sebelum Wali Kota Andi Harun menjabat.

    Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang saat ini tengah cuti untuk kampanye, sempat menyebutkan bahwa konsep pembangunan Teras Samarinda sudah direncanakan bahkan sebelum dirinya menjabat. 

    Hal ini sejalan dengan pernyataan CEO Neraca Ruang, Jilal Mardani, yang turut terlibat dalam proses perencanaan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sejak masa reformasi, tepian Sungai Mahakam di Samarinda sudah dibersihkan, namun pengembangan lebih lanjut terhambat oleh keterbatasan dana.

    Pada masa kepemimpinan Wali Kota Achmad Amins, ia mengatakan pernah diadakan sayembara untuk mencari investor yang berminat membangun kawasan tepian. Salah satu pengusaha yang tertarik adalah Jimmy, seorang pengusaha dari Jakarta yang bergerak di bidang production house. Jilal menceritakan pertemuannya dengan Jimmy dan bagaimana mereka berdiskusi mengenai ide untuk membangun tepian Samarinda.

    Menurut Jilal, tantangan utama saat itu adalah kawasan tepian yang tidak dapat dikomersialisasi. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk membiayai pembangunan adalah melalui anggaran kota yang berasal dari pajak.

    "Kawasan tersebut adalah kawasan hijau, sehingga tidak mungkin dibangun hotel atau fasilitas komersial lainnya," jelas Jilal belum lama saat ditemui di Hotel Midtown. 

    Ide yang akhirnya muncul adalah menjadikan tepian sungai sebagai ruang publik, di mana pendapatan tidak langsung diperoleh dari fasilitas tersebut, melainkan dari dampak ekonomi yang dihasilkan.

    "Turis yang datang akan menginap di hotel, makan di restoran, dan belanja, sehingga dari pajak yang dihasilkan, beberapa persen bisa dialokasikan untuk pengembangan tepian," tambahnya.

    Selain itu, Jilal juga mengungkapkan bahwa rencana integrasi transportasi publik sudah dipikirkan sejak awal. Konsep pembayaran dengan poin, yang diperoleh dari transaksi di mini market, juga sudah direncanakan jauh sebelum keberadaan toko ritel modern seperti Indomaret.

    "Kami sudah memikirkan untuk mengintegrasikan tepian dengan busway, serta pembayaran menggunakan e-money," ungkapnya. 

    Meskipun konsep tersebut telah dirancang sejak 2007, ada beberapa kendala yang membuatnya tidak bisa segera direalisasikan. Namun, pada tahun 2021, Wali Kota Andi Harun beserta jajarannya kembali bertemu dengan Jilal di Jakarta untuk mempresentasikan ulang konsep yang telah dirancang tersebut. Desain akhirnya direvisi namun tetap mempertahankan prinsip utama yang sama, yakni bentuk teras.

    Kini, Teras Samarinda benar-benar terwujud. Ia pun mengaku cukup terpukau dengan terealisasinya ruang publik yang sudah direncanakan belasan tahun silam. 
    Ia menyebut nantinya akan ada panggung utama yang terletak di dekat Jembatan Mahakam IV, yang juga menjadi Taman Bebaya. 

    "Memang kekurangan masih ada, tapi saya yakin itu akan disempurnakan di waktu kemudian, karena masih ada tahap pembangunan selanjutnya," pungkasnya. 

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Mengulik Sejarah Teras Samarinda, Ternyata Sudah Direncakan Sejak Tahun 2007

    Seputarfakta.com - Tria -

    Seputar Kaltim

    14 Oktober 2024 09:57 WIB

    Teras Samarinda yang ternyata sudah direncanakan sejak tahun 2007 lalu. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Ibu kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kini memiliki ikon baru yang menarik perhatian, yaitu Teras Samarinda. Sejak diresmikan, fasilitas ini menjadi sorotan dari berbagai kalangan, baik dari segi kebersihan, manfaat, hingga sejarah di balik pembangunannya. Banyak yang belum tahu bahwa rencana pembangunan Teras Samarinda sudah ada sejak tahun 2007, jauh sebelum Wali Kota Andi Harun menjabat.

    Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang saat ini tengah cuti untuk kampanye, sempat menyebutkan bahwa konsep pembangunan Teras Samarinda sudah direncanakan bahkan sebelum dirinya menjabat. 

    Hal ini sejalan dengan pernyataan CEO Neraca Ruang, Jilal Mardani, yang turut terlibat dalam proses perencanaan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sejak masa reformasi, tepian Sungai Mahakam di Samarinda sudah dibersihkan, namun pengembangan lebih lanjut terhambat oleh keterbatasan dana.

    Pada masa kepemimpinan Wali Kota Achmad Amins, ia mengatakan pernah diadakan sayembara untuk mencari investor yang berminat membangun kawasan tepian. Salah satu pengusaha yang tertarik adalah Jimmy, seorang pengusaha dari Jakarta yang bergerak di bidang production house. Jilal menceritakan pertemuannya dengan Jimmy dan bagaimana mereka berdiskusi mengenai ide untuk membangun tepian Samarinda.

    Menurut Jilal, tantangan utama saat itu adalah kawasan tepian yang tidak dapat dikomersialisasi. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk membiayai pembangunan adalah melalui anggaran kota yang berasal dari pajak.

    "Kawasan tersebut adalah kawasan hijau, sehingga tidak mungkin dibangun hotel atau fasilitas komersial lainnya," jelas Jilal belum lama saat ditemui di Hotel Midtown. 

    Ide yang akhirnya muncul adalah menjadikan tepian sungai sebagai ruang publik, di mana pendapatan tidak langsung diperoleh dari fasilitas tersebut, melainkan dari dampak ekonomi yang dihasilkan.

    "Turis yang datang akan menginap di hotel, makan di restoran, dan belanja, sehingga dari pajak yang dihasilkan, beberapa persen bisa dialokasikan untuk pengembangan tepian," tambahnya.

    Selain itu, Jilal juga mengungkapkan bahwa rencana integrasi transportasi publik sudah dipikirkan sejak awal. Konsep pembayaran dengan poin, yang diperoleh dari transaksi di mini market, juga sudah direncanakan jauh sebelum keberadaan toko ritel modern seperti Indomaret.

    "Kami sudah memikirkan untuk mengintegrasikan tepian dengan busway, serta pembayaran menggunakan e-money," ungkapnya. 

    Meskipun konsep tersebut telah dirancang sejak 2007, ada beberapa kendala yang membuatnya tidak bisa segera direalisasikan. Namun, pada tahun 2021, Wali Kota Andi Harun beserta jajarannya kembali bertemu dengan Jilal di Jakarta untuk mempresentasikan ulang konsep yang telah dirancang tersebut. Desain akhirnya direvisi namun tetap mempertahankan prinsip utama yang sama, yakni bentuk teras.

    Kini, Teras Samarinda benar-benar terwujud. Ia pun mengaku cukup terpukau dengan terealisasinya ruang publik yang sudah direncanakan belasan tahun silam. 
    Ia menyebut nantinya akan ada panggung utama yang terletak di dekat Jembatan Mahakam IV, yang juga menjadi Taman Bebaya. 

    "Memang kekurangan masih ada, tapi saya yakin itu akan disempurnakan di waktu kemudian, karena masih ada tahap pembangunan selanjutnya," pungkasnya. 

    (Sf/Rs)