Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Rumah warga dan jalan di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan Kukar, yang hancur akibat pergerakan tanah. (Foto: M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Longsor di RT 25 Dusun Tani Jaya Desa Batuah semakin parah, rumah yang tadinya dianggap aman oleh warga sekarang berubah menjadi ancaman keselamatan.
Pergerakan tanah mulai terdeteksi pada (24/5/2025) lalu saat 11 rumah dilaporkan mengalami kerusakan parah, bahkan nyaris ambruk.
Salah satu warga, Ipul mengatakan pihaknya menduga kejadian ini diakibatkan aktivitas tambang dan pengeboran sumur air yang ada di sekitar wilayah tersebut. "Getaran mesin dari aktivitas tambang itu dampaknya sangat memengaruhi kestabilan tanah," kata Ipul, Jumat (23/5/2025).
Sementara Kepala Desa (Kades) Batuah, Abdul Rasyid mengungkapkan Pemerintah Desa (Pemdes) telah berkoordinasi dengan akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) untuk melakukan kajian terhadap tanah di wilayah tersebut.
"Kemarin sudah ada tim dari Laboratorium Geofisika Unmul, mereka melakukan survei geolistrik untuk memetakan struktur tanah bawah permukaan. Hasil awalnya cukup mengkhawatirkan," ungkapnya.
Ia menjelaskan tim dari Unmul menemukan zona tanah jenuh air dengan resistivitas sangat rendah, kurang dari 50 ohm-meter, ada tepat di bawah rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan. Zona ini terdiri dari lempung plastis atau sedimen aluvial yang belum padat, sehingga sangat mudah bergerak saat terisi air hujan ditambah getaran mobil berukuran besar yang sering melintas.
Berdasarkan hasil survei tersebut, tim Unmul menyarankan pemdes untuk mengambil langkah penanganan darurat dan kajian teknis lanjutan. Sebagai langkah penanganan darurat, tim Unmul menyarankan pemasangan drainase untuk mengurangi tekanan air masuk ke tanah, penutupan rekahan tanah yang berfungsi menahan agar air hujan tidak menyusup lebih dalam.
Kemudian untuk langkah jangka panjang dibutuhkan pengeboran investigatif dan uji laboratorium untuk memahami daya tahan tanah, serta merancang konstruksi yang lebih tepat dan aman. "Evakuasi warga sudah kita lakukan ke lokasi pengungsian sementara," sebutnya.
Survei ini merupakan langkah awal untuk memahami pergerakan tanah di Dusun Tani Jaya. Pembangunan ulang dengan standar yang lebih ketat harus segera dirancang.
"Saya harap masyarakat dapat mengikuti arahan dari kami, jangan ada lagi yang nekat tidur di halaman rumah, karena sangat membahayakan," pungkasnya.
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Rumah warga dan jalan di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan Kukar, yang hancur akibat pergerakan tanah. (Foto: M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Longsor di RT 25 Dusun Tani Jaya Desa Batuah semakin parah, rumah yang tadinya dianggap aman oleh warga sekarang berubah menjadi ancaman keselamatan.
Pergerakan tanah mulai terdeteksi pada (24/5/2025) lalu saat 11 rumah dilaporkan mengalami kerusakan parah, bahkan nyaris ambruk.
Salah satu warga, Ipul mengatakan pihaknya menduga kejadian ini diakibatkan aktivitas tambang dan pengeboran sumur air yang ada di sekitar wilayah tersebut. "Getaran mesin dari aktivitas tambang itu dampaknya sangat memengaruhi kestabilan tanah," kata Ipul, Jumat (23/5/2025).
Sementara Kepala Desa (Kades) Batuah, Abdul Rasyid mengungkapkan Pemerintah Desa (Pemdes) telah berkoordinasi dengan akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) untuk melakukan kajian terhadap tanah di wilayah tersebut.
"Kemarin sudah ada tim dari Laboratorium Geofisika Unmul, mereka melakukan survei geolistrik untuk memetakan struktur tanah bawah permukaan. Hasil awalnya cukup mengkhawatirkan," ungkapnya.
Ia menjelaskan tim dari Unmul menemukan zona tanah jenuh air dengan resistivitas sangat rendah, kurang dari 50 ohm-meter, ada tepat di bawah rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan. Zona ini terdiri dari lempung plastis atau sedimen aluvial yang belum padat, sehingga sangat mudah bergerak saat terisi air hujan ditambah getaran mobil berukuran besar yang sering melintas.
Berdasarkan hasil survei tersebut, tim Unmul menyarankan pemdes untuk mengambil langkah penanganan darurat dan kajian teknis lanjutan. Sebagai langkah penanganan darurat, tim Unmul menyarankan pemasangan drainase untuk mengurangi tekanan air masuk ke tanah, penutupan rekahan tanah yang berfungsi menahan agar air hujan tidak menyusup lebih dalam.
Kemudian untuk langkah jangka panjang dibutuhkan pengeboran investigatif dan uji laboratorium untuk memahami daya tahan tanah, serta merancang konstruksi yang lebih tepat dan aman. "Evakuasi warga sudah kita lakukan ke lokasi pengungsian sementara," sebutnya.
Survei ini merupakan langkah awal untuk memahami pergerakan tanah di Dusun Tani Jaya. Pembangunan ulang dengan standar yang lebih ketat harus segera dirancang.
"Saya harap masyarakat dapat mengikuti arahan dari kami, jangan ada lagi yang nekat tidur di halaman rumah, karena sangat membahayakan," pungkasnya.
(Sf/Lo)