Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Wakil Wali (Wawali) Kota Balikpapan, Bagus Susetyo siap membangun pola distribusi yang terintegrasi. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan – Bukan sekadar tumpukan gudang. Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menyadari bahwa masa depan kota ini akan sangat bergantung pada seberapa siap sistem logistiknya, menghadapi gelombang besar distribusi barang yang datang seiring dengan tumbuhnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
Wakil Wali (Wawali) Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, mengingatkan bahwa Balikpapan bukan hanya kota transit, tapi juga pusat distribusi yang akan menopang pergerakan ekonomi nasional.
Jika tidak diantisipasi, lonjakan logistik berpotensi menciptakan kemacetan, tumpang tindih distribusi, hingga mengganggu aktivitas warga.
“Yang kami perlukan bukan hanya gudang, tapi sistem. Dan sistem ini harus kami siapkan mulai sekarang,” ucap Bagus kepada media, Senin (9/6/2025).
Menurutnya, penataan kawasan pergudangan hanyalah satu bagian dari solusi. Yang lebih penting adalah membangun pola distribusi yang terintegrasi, mulai dari pengaturan jalur logistik, pemilahan zona industri, hingga penyediaan area distribusi di lokasi yang tepat.
Selama ini, gudang-gudang berdiri tanpa perencanaan zona yang jelas. Akibatnya, aktivitas logistik kerap tumpang tindih dengan jalur umum, menambah beban lalu lintas di pusat kota.
“Kami ingin pergudangan berada di luar pusat kota, dekat pelabuhan atau akses keluar masuk logistik, agar distribusi lebih efisien dan tidak mengganggu warga,” tambahnya.
Selain untuk barang konsumsi, ke depan Balikpapan juga diprediksi membutuhkan ruang logistik untuk produk teknologi, material konstruksi, hingga alat industri mengikuti perkembangan pembangunan IKN dan pertumbuhan kawasan ekonomi baru.
Ia juga menyoroti bahwa distribusi modern membutuhkan dukungan kebijakan yang adaptif.
“Saat ini belum ada Peraturan Daerah (Perda) yang secara spesifik mengatur sistem dan zonasi gudang, dan hal itu sedang dalam pembahasan,” paparnya.
Lebih jauh, ia menyebut pembangunan sistem logistik ini berpotensi membuka lapangan kerja, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan menciptakan rantai pasok yang tangguh.
“Distribusi yang rapi bukan hanya membuat barang sampai tepat waktu. Ia menciptakan stabilitas ekonomi, kenyamanan masyarakat, dan efisiensi anggaran,” tegasnya.
Pemkot berkomitmen untuk menggandeng pelaku usaha dan stakeholder dalam menyusun strategi ini agar kebijakan yang diterapkan benar-benar relevan dengan kondisi lapangan.
“Kami tidak mau sistem yang dibangun hanya baik di atas kertas. Kami ingin ekosistem logistik yang betul-betul bekerja, aman, tertata, dan mendukung pertumbuhan kota,” tutupnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Wakil Wali (Wawali) Kota Balikpapan, Bagus Susetyo siap membangun pola distribusi yang terintegrasi. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)
Balikpapan – Bukan sekadar tumpukan gudang. Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menyadari bahwa masa depan kota ini akan sangat bergantung pada seberapa siap sistem logistiknya, menghadapi gelombang besar distribusi barang yang datang seiring dengan tumbuhnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
Wakil Wali (Wawali) Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, mengingatkan bahwa Balikpapan bukan hanya kota transit, tapi juga pusat distribusi yang akan menopang pergerakan ekonomi nasional.
Jika tidak diantisipasi, lonjakan logistik berpotensi menciptakan kemacetan, tumpang tindih distribusi, hingga mengganggu aktivitas warga.
“Yang kami perlukan bukan hanya gudang, tapi sistem. Dan sistem ini harus kami siapkan mulai sekarang,” ucap Bagus kepada media, Senin (9/6/2025).
Menurutnya, penataan kawasan pergudangan hanyalah satu bagian dari solusi. Yang lebih penting adalah membangun pola distribusi yang terintegrasi, mulai dari pengaturan jalur logistik, pemilahan zona industri, hingga penyediaan area distribusi di lokasi yang tepat.
Selama ini, gudang-gudang berdiri tanpa perencanaan zona yang jelas. Akibatnya, aktivitas logistik kerap tumpang tindih dengan jalur umum, menambah beban lalu lintas di pusat kota.
“Kami ingin pergudangan berada di luar pusat kota, dekat pelabuhan atau akses keluar masuk logistik, agar distribusi lebih efisien dan tidak mengganggu warga,” tambahnya.
Selain untuk barang konsumsi, ke depan Balikpapan juga diprediksi membutuhkan ruang logistik untuk produk teknologi, material konstruksi, hingga alat industri mengikuti perkembangan pembangunan IKN dan pertumbuhan kawasan ekonomi baru.
Ia juga menyoroti bahwa distribusi modern membutuhkan dukungan kebijakan yang adaptif.
“Saat ini belum ada Peraturan Daerah (Perda) yang secara spesifik mengatur sistem dan zonasi gudang, dan hal itu sedang dalam pembahasan,” paparnya.
Lebih jauh, ia menyebut pembangunan sistem logistik ini berpotensi membuka lapangan kerja, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan menciptakan rantai pasok yang tangguh.
“Distribusi yang rapi bukan hanya membuat barang sampai tepat waktu. Ia menciptakan stabilitas ekonomi, kenyamanan masyarakat, dan efisiensi anggaran,” tegasnya.
Pemkot berkomitmen untuk menggandeng pelaku usaha dan stakeholder dalam menyusun strategi ini agar kebijakan yang diterapkan benar-benar relevan dengan kondisi lapangan.
“Kami tidak mau sistem yang dibangun hanya baik di atas kertas. Kami ingin ekosistem logistik yang betul-betul bekerja, aman, tertata, dan mendukung pertumbuhan kota,” tutupnya.
(Sf/Rs)