Cari disini...
Seputarfakta.com -
Nasional
Tampak atas, lubang menganga di jalanan kota Bangkok, Thailand yang disebut sinkhole. (Istimewa/Tangkapan Layar)
Samarinda - Sebuah lubang raksasa yang menganga di Jalan Phetkasem, Bangkok, Thailand pada Rabu (24/9/25), sebagaimana dilaporkan oleh berbagai media, telah memicu kekhawatiran luas. Hingga Kamis (25/9/25), para ahli masih bekerja di lokasi untuk mengungkap misteri di bawah aspal. Fenomena yang dikenal sebagai sinkhole atau lubang ambles ini bukan sekadar insiden biasa, melainkan sebuah peristiwa yang menuntut penjelasan ilmiah yang mendalam.
Di tengah spekulasi yang beredar, para ilmuwan dan insinyur mulai mengerucutkan analisis mereka pada beberapa kemungkinan penyebab utama. Berikut adalah lima fakta yang menguraikan penjelasan ilmiah di balik amblesnya jalan di ibu kota Thailand tersebut.
Mitos Sinkhole Kapur dan Realitas Tanah Liat Bangkok
Banyak orang membayangkan sinkhole terbentuk akibat runtuhnya gua kapur bawah tanah. Namun, para ahli geologi menegaskan kasus di Bangkok sangat berbeda. Kota ini, menurut data dari Departemen Sumber Daya Mineral Thailand dan berbagai studi geologi, dibangun di atas lapisan tebal tanah liat lunak yang dikenal sebagai "Bangkok Clay". Formasi geologis ini tidak memiliki rongga batuan kapur. Oleh karena itu, penyebab amblesnya jalan di Bangkok hampir pasti dipicu oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan aktivitas perkotaan.
Kebocoran Pipa Bawah Tanah Jadi Tersangka Utama
Penyebab paling umum dari sinkhole perkotaan adalah kebocoran pada jaringan infrastruktur bawah tanah. Para ahli menduga kuat adanya pipa yang bocor. Kebocoran ini secara perlahan akan mengikis tanah di sekitarnya. Proses yang disebut erosi internal ini, sebuah mekanisme yang dijelaskan oleh berbagai badan geologi dunia seperti U.S. Geological Survey, menciptakan rongga kosong di bawah permukaan aspal yang akhirnya runtuh akibat tidak lagi memiliki penyangga.
Riwayat Amblesan Tanah Memperburuk Kondisi
Bangkok memiliki sejarah panjang terkait amblesan tanah, sebuah isu yang telah didokumentasikan secara ekstensif dalam penelitian puluhan tahun oleh lembaga seperti Asian Institute of Technology (AIT) dan Universitas Chulalongkorn. Ekstraksi air tanah secara masif di masa lalu menyebabkan penurunan permukaan tanah yang signifikan. Meskipun praktik ini telah diatur, dampaknya masih terasa, membuat lapisan tanah dasar menjadi lebih rapuh dan rentan terhadap gangguan.
Proyek Konstruksi Sebagai Pemicu Potensial
Faktor lain yang sedang diselidiki adalah keberadaan proyek konstruksi di sekitar lokasi. Pembangunan infrastruktur besar dapat menimbulkan getaran konstan yang, menurut para ahli rekayasa geoteknik, berpotensi mengganggu kestabilan tanah liat yang lunak. Selain itu, aktivitas konstruksi juga dapat mengubah pola aliran air bawah tanah, yang secara tidak sengaja dapat mempercepat proses erosi di bawah jalan.
Investigasi Geofisika untuk Jawaban Pasti
Untuk memastikan penyebabnya, pemerintah kota Bangkok mengerahkan tim ahli untuk melakukan survei menggunakan Ground-Penetrating Radar (GPR), sebuah praktik standar dalam investigasi geofisika. Dalam penanganan insiden serupa di masa lalu, Wakil Gubernur Bangkok Wisanu Subsompon selalu menegaskan prioritas utama dalam penyelidikan.
"Kami harus memeriksa kondisi saluran dan kabel utilitas di bawah jalan terlebih dahulu," ujar Wisanu Subsompon, sebagaimana diberitakan Bangkok Post.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com -
Nasional
Tampak atas, lubang menganga di jalanan kota Bangkok, Thailand yang disebut sinkhole. (Istimewa/Tangkapan Layar)
Samarinda - Sebuah lubang raksasa yang menganga di Jalan Phetkasem, Bangkok, Thailand pada Rabu (24/9/25), sebagaimana dilaporkan oleh berbagai media, telah memicu kekhawatiran luas. Hingga Kamis (25/9/25), para ahli masih bekerja di lokasi untuk mengungkap misteri di bawah aspal. Fenomena yang dikenal sebagai sinkhole atau lubang ambles ini bukan sekadar insiden biasa, melainkan sebuah peristiwa yang menuntut penjelasan ilmiah yang mendalam.
Di tengah spekulasi yang beredar, para ilmuwan dan insinyur mulai mengerucutkan analisis mereka pada beberapa kemungkinan penyebab utama. Berikut adalah lima fakta yang menguraikan penjelasan ilmiah di balik amblesnya jalan di ibu kota Thailand tersebut.
Mitos Sinkhole Kapur dan Realitas Tanah Liat Bangkok
Banyak orang membayangkan sinkhole terbentuk akibat runtuhnya gua kapur bawah tanah. Namun, para ahli geologi menegaskan kasus di Bangkok sangat berbeda. Kota ini, menurut data dari Departemen Sumber Daya Mineral Thailand dan berbagai studi geologi, dibangun di atas lapisan tebal tanah liat lunak yang dikenal sebagai "Bangkok Clay". Formasi geologis ini tidak memiliki rongga batuan kapur. Oleh karena itu, penyebab amblesnya jalan di Bangkok hampir pasti dipicu oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan aktivitas perkotaan.
Kebocoran Pipa Bawah Tanah Jadi Tersangka Utama
Penyebab paling umum dari sinkhole perkotaan adalah kebocoran pada jaringan infrastruktur bawah tanah. Para ahli menduga kuat adanya pipa yang bocor. Kebocoran ini secara perlahan akan mengikis tanah di sekitarnya. Proses yang disebut erosi internal ini, sebuah mekanisme yang dijelaskan oleh berbagai badan geologi dunia seperti U.S. Geological Survey, menciptakan rongga kosong di bawah permukaan aspal yang akhirnya runtuh akibat tidak lagi memiliki penyangga.
Riwayat Amblesan Tanah Memperburuk Kondisi
Bangkok memiliki sejarah panjang terkait amblesan tanah, sebuah isu yang telah didokumentasikan secara ekstensif dalam penelitian puluhan tahun oleh lembaga seperti Asian Institute of Technology (AIT) dan Universitas Chulalongkorn. Ekstraksi air tanah secara masif di masa lalu menyebabkan penurunan permukaan tanah yang signifikan. Meskipun praktik ini telah diatur, dampaknya masih terasa, membuat lapisan tanah dasar menjadi lebih rapuh dan rentan terhadap gangguan.
Proyek Konstruksi Sebagai Pemicu Potensial
Faktor lain yang sedang diselidiki adalah keberadaan proyek konstruksi di sekitar lokasi. Pembangunan infrastruktur besar dapat menimbulkan getaran konstan yang, menurut para ahli rekayasa geoteknik, berpotensi mengganggu kestabilan tanah liat yang lunak. Selain itu, aktivitas konstruksi juga dapat mengubah pola aliran air bawah tanah, yang secara tidak sengaja dapat mempercepat proses erosi di bawah jalan.
Investigasi Geofisika untuk Jawaban Pasti
Untuk memastikan penyebabnya, pemerintah kota Bangkok mengerahkan tim ahli untuk melakukan survei menggunakan Ground-Penetrating Radar (GPR), sebuah praktik standar dalam investigasi geofisika. Dalam penanganan insiden serupa di masa lalu, Wakil Gubernur Bangkok Wisanu Subsompon selalu menegaskan prioritas utama dalam penyelidikan.
"Kami harus memeriksa kondisi saluran dan kabel utilitas di bawah jalan terlebih dahulu," ujar Wisanu Subsompon, sebagaimana diberitakan Bangkok Post.
(Sf/Rs)