Lai-Durian Khas Kaltim Temuan Unmul, Punya Daging Tebal dan Wangi Soft, Siap Jadi Ikon Baru

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    31 Oktober 2025 12:40 WIB

    Ilustrasi buah lai-durian yang dikembangkan Unmul untuk menjadi ikon baru di Benua Etam. (Foto: HO-Dokumentasi Pribadi/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Kabar gembira bagi pecinta buah di Kalimantan Timur (Kaltim). Universitas Mulawarman (Unmul) kini tengah memperdalam riset buah lokal unggulan yang disebut Lai-Durian.

    Buah ini digadang-gadang bakal menjadi ikon baru Kaltim dan berpotensi mendongkrak ekonomi masyarakat.

    Pasalnya, Lai-Durian ini disebut memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki durian biasa (Durio zibethinus).

    Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unmul, Prof. Widi Sunaryo, menjelaskan bahwa riset ini adalah kelanjutan dari program Riset Unggulan Terpadu sejak 2014.

    "Pengembangan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali varietas lokal Kalimantan Timur yang memiliki keunggulan," kata Prof. Widi pada Jum'at (31/10/2025).

    Keunggulan yang dimaksud bukan main-main.

    "Seperti manis, daging buah besar, warna cerah, masa simpan panjang, dan aroma yang tidak terlalu menyengat," jelasnya.

    Aroma yang tidak terlalu kuat ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang menyukai rasa durian namun terganggu dengan baunya yang tajam.

    Prof. Widi membeberkan asal-usul temuan Lai-Durian ini. Unmul mulai tertarik melakukan riset mendalam ketika sering muncul pemenang kontes durian di Kaltara (dulu bagian Kaltim) dengan nama Lai Kayan dan Lai Mandong.

    "Setelah kami pelajari, ternyata buah-buah tersebut bukan Lai murni, melainkan hasil persilangan alami antara Lai dan Durian. Dari situlah muncul istilah Lai-Durian," ucapnya.

    Jika Lai murni (Durio kutejensis) yang banyak ditemukan di Kutai berwarna oranye, Lai-Durian ini punya ciri khas berbeda.

    "Ciri khasnya, jika Lai berwarna oranye, maka Lai-Durian berwarna kuning cerah," tambahnya.

    Meski saat ini jumlahnya masih terbatas, Unmul punya rencana besar agar Kaltim bisa menjadi sentra durian nasional.

    Harapan ini juga didukung oleh Wakil Menteri Diktisaintek, Prof. Stella Christy, saat berkunjung ke Unmul.

    Strategi yang diusulkan Unmul pun berbeda dari biasanya. Pengembangan tidak hanya berbasis kelompok tani, tapi langsung menyasar ke rumah-rumah warga.

    "Perlu dibuat model pengembangan berbasis masyarakat," papar Widi.

    "Misalnya, di daerah-daerah yang merupakan habitat alami Lai Durian. Masyarakat diberikan bibit satu hingga tiga pohon per rumah disertai pendampingan mulai dari budidaya hingga panen," tuturnya.

    Dengan model community-based development ini, Widi menilai masyarakat akan merasa memiliki dan termotivasi merawat pohon tersebut.

    "Harapannya, Lai Durian dapat menjadi ikon durian khas Kalimantan Timur sekaligus meningkatkan ekonomi lokal masyarakat sekitar," tutupnya.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Lai-Durian Khas Kaltim Temuan Unmul, Punya Daging Tebal dan Wangi Soft, Siap Jadi Ikon Baru

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    31 Oktober 2025 12:40 WIB

    Ilustrasi buah lai-durian yang dikembangkan Unmul untuk menjadi ikon baru di Benua Etam. (Foto: HO-Dokumentasi Pribadi/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Kabar gembira bagi pecinta buah di Kalimantan Timur (Kaltim). Universitas Mulawarman (Unmul) kini tengah memperdalam riset buah lokal unggulan yang disebut Lai-Durian.

    Buah ini digadang-gadang bakal menjadi ikon baru Kaltim dan berpotensi mendongkrak ekonomi masyarakat.

    Pasalnya, Lai-Durian ini disebut memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki durian biasa (Durio zibethinus).

    Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unmul, Prof. Widi Sunaryo, menjelaskan bahwa riset ini adalah kelanjutan dari program Riset Unggulan Terpadu sejak 2014.

    "Pengembangan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali varietas lokal Kalimantan Timur yang memiliki keunggulan," kata Prof. Widi pada Jum'at (31/10/2025).

    Keunggulan yang dimaksud bukan main-main.

    "Seperti manis, daging buah besar, warna cerah, masa simpan panjang, dan aroma yang tidak terlalu menyengat," jelasnya.

    Aroma yang tidak terlalu kuat ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang menyukai rasa durian namun terganggu dengan baunya yang tajam.

    Prof. Widi membeberkan asal-usul temuan Lai-Durian ini. Unmul mulai tertarik melakukan riset mendalam ketika sering muncul pemenang kontes durian di Kaltara (dulu bagian Kaltim) dengan nama Lai Kayan dan Lai Mandong.

    "Setelah kami pelajari, ternyata buah-buah tersebut bukan Lai murni, melainkan hasil persilangan alami antara Lai dan Durian. Dari situlah muncul istilah Lai-Durian," ucapnya.

    Jika Lai murni (Durio kutejensis) yang banyak ditemukan di Kutai berwarna oranye, Lai-Durian ini punya ciri khas berbeda.

    "Ciri khasnya, jika Lai berwarna oranye, maka Lai-Durian berwarna kuning cerah," tambahnya.

    Meski saat ini jumlahnya masih terbatas, Unmul punya rencana besar agar Kaltim bisa menjadi sentra durian nasional.

    Harapan ini juga didukung oleh Wakil Menteri Diktisaintek, Prof. Stella Christy, saat berkunjung ke Unmul.

    Strategi yang diusulkan Unmul pun berbeda dari biasanya. Pengembangan tidak hanya berbasis kelompok tani, tapi langsung menyasar ke rumah-rumah warga.

    "Perlu dibuat model pengembangan berbasis masyarakat," papar Widi.

    "Misalnya, di daerah-daerah yang merupakan habitat alami Lai Durian. Masyarakat diberikan bibit satu hingga tiga pohon per rumah disertai pendampingan mulai dari budidaya hingga panen," tuturnya.

    Dengan model community-based development ini, Widi menilai masyarakat akan merasa memiliki dan termotivasi merawat pohon tersebut.

    "Harapannya, Lai Durian dapat menjadi ikon durian khas Kalimantan Timur sekaligus meningkatkan ekonomi lokal masyarakat sekitar," tutupnya.

    (Sf/Rs)