Lahan Sawit Jadi Ancaman Bagi Perajin Rotan di Kukar

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Seputar Kaltim

    27 Juli 2025 06:58 WIB

    Proses pembuatan produk dari bahan rotan. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)

    Tenggarong - Perajin Rotan di Kecamatan Tenggarong mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku rotan, karena lahan sawit semakin melebar di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

    Perajin Rotan, Ety mengatakan bahwa kelangkaan ini telah dirasakan sejak beberapa tahun lalu. Untuk mendapatkan bahan rotan, dirinya harus menyusuri hutan dengan berjalan kaki. 

    "Ini termasuk kendala yang saya hadapi, bisa jadi lima sampai 10 tahun mendatang saya sangat kesulitan menemukan pohon rotan akibat dampak lahan sawit yang semakin banyak di Kukar. Sementara, rotan ini sekarang saya datangkan dari Kubar," kata Ety, Minggu (27/7/2025).

    Dirinya mengungkapkan, di Kukar sendiri, tidak ada masyarakat yang membudidayakan tumbuhan rotan. 

    Sementara, penjualan produk dari rotan ini juga telah tersebar di tiga negara seperti Prancis, Jepang dan Malaysia. Dari bahan rotan ini Ety dapat membuat puluhan topi, tikar, anjat gendong, tas mandau, anjat kecil selempang dan dijual dengan harga Rp200 ribu hingga Rp4 juta. Harga ini ditentukan dari tingkat kerumitan dalam memproduksi kerajinan rotan. 

    Dalam memproduksi kerajinan rotan ini memerlukan waktu cukup lama, paling cepat sekitar satu pekan dan paling lama sekitar tiga hingga empat bulan kedepan. 

    "Dalam satu bulan, produk kerajinan rotan laku sampai 10 produk. Dengan omset yang cukup besar yakni Rp3-4 jutaan," jelasnya.

    Ia menilai, kerajinan rotan merupakan budaya daerah yang harus dilestarikan. Dirinya berpesan kepada Pemerintah Daerah untuk dapat membantu pelestarian budaya ini dengan cara mempertahankan lahan yang berpotensi menghasilkan tumbuhan rotan. 

    "Saya ingin peran pemerintah juga terlihat, budaya kita ini banyak, produk berbahan rotan termasuk budaya kita di Kalimantan Timur (Kaltim), ini yang coba kita pertahankan, jangan sampai tergerus," ujarnya. 

    Dirinya juga menegaskan kepada para pemuda di Kukar agar dapat belajar untuk mempertahankan serta melestarikan budaya ini. "Kerajinan rotan bagaian dari budaya kita, ini identitas daerah," tegasnya. 

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Lahan Sawit Jadi Ancaman Bagi Perajin Rotan di Kukar

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Seputar Kaltim

    27 Juli 2025 06:58 WIB

    Proses pembuatan produk dari bahan rotan. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)

    Tenggarong - Perajin Rotan di Kecamatan Tenggarong mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku rotan, karena lahan sawit semakin melebar di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

    Perajin Rotan, Ety mengatakan bahwa kelangkaan ini telah dirasakan sejak beberapa tahun lalu. Untuk mendapatkan bahan rotan, dirinya harus menyusuri hutan dengan berjalan kaki. 

    "Ini termasuk kendala yang saya hadapi, bisa jadi lima sampai 10 tahun mendatang saya sangat kesulitan menemukan pohon rotan akibat dampak lahan sawit yang semakin banyak di Kukar. Sementara, rotan ini sekarang saya datangkan dari Kubar," kata Ety, Minggu (27/7/2025).

    Dirinya mengungkapkan, di Kukar sendiri, tidak ada masyarakat yang membudidayakan tumbuhan rotan. 

    Sementara, penjualan produk dari rotan ini juga telah tersebar di tiga negara seperti Prancis, Jepang dan Malaysia. Dari bahan rotan ini Ety dapat membuat puluhan topi, tikar, anjat gendong, tas mandau, anjat kecil selempang dan dijual dengan harga Rp200 ribu hingga Rp4 juta. Harga ini ditentukan dari tingkat kerumitan dalam memproduksi kerajinan rotan. 

    Dalam memproduksi kerajinan rotan ini memerlukan waktu cukup lama, paling cepat sekitar satu pekan dan paling lama sekitar tiga hingga empat bulan kedepan. 

    "Dalam satu bulan, produk kerajinan rotan laku sampai 10 produk. Dengan omset yang cukup besar yakni Rp3-4 jutaan," jelasnya.

    Ia menilai, kerajinan rotan merupakan budaya daerah yang harus dilestarikan. Dirinya berpesan kepada Pemerintah Daerah untuk dapat membantu pelestarian budaya ini dengan cara mempertahankan lahan yang berpotensi menghasilkan tumbuhan rotan. 

    "Saya ingin peran pemerintah juga terlihat, budaya kita ini banyak, produk berbahan rotan termasuk budaya kita di Kalimantan Timur (Kaltim), ini yang coba kita pertahankan, jangan sampai tergerus," ujarnya. 

    Dirinya juga menegaskan kepada para pemuda di Kukar agar dapat belajar untuk mempertahankan serta melestarikan budaya ini. "Kerajinan rotan bagaian dari budaya kita, ini identitas daerah," tegasnya. 

    (Sf/Rs)