Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Salah satu sudut Klenteng Thien Le Khong. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Klenteng Thien Ie Kong sebagai klenteng tertua di kota Samarinda, yang telah berdiri sejak tahun 1903 dan mulai berfungsi pada tahun 1905. Klenteng ini menjadi tempat bersejarah dan berdoa bagi warga Tionghoa Samarinda, khususnya generasi tua yang masih setia mengunjunginya.
Klenteng ini memiliki tuan rumah Dewi Tian Shang Sheng Mu, yang juga dikenal dengan nama Ma Zu atau Mak Co. Beliau adalah Dewi Laut, yang membantu dan melindungi para pelaut, serta keturunan Tionghoa di wilayah Selatan dan imigran di Asia Tenggara.
Salah satu pengunjung klenteng yang sudah berusia lanjut adalah Sui Ye Cin, yang berusia 82 tahun. Ia mengatakan bahwa ia sudah mengenal klenteng ini sejak kecil, dan selalu merayakan peristiwa-peristiwa penting di sana.
"Saya lahir dan besar di Samarinda, dan klenteng ini adalah tempat yang paling indah bagi saya. Saya melihat banyak perubahan di sini, dari rumah panggung menjadi bangunan permanen, tapi klenteng ini tetap ada," ujarnya.
Sui Ye Cin mengaku bahwa ia sering berdoa di klenteng ini, dengan harapan mendapatkan kesehatan dan kesuksesan. Ia juga menjelaskan cara berdoa yang ia lakukan, yaitu dengan mengucapkan dalam hati, dan membakar kertas yang bertuliskan doa.
"Kami percaya bahwa tuhan yang kami sembah akan membantu kami, jika kami berdoa dengan tulus. Kertas yang kami bakar adalah simbol dari doa kami, yang akan sampai ke langit," tuturnya.
Klenteng Thien Ie Kong menjadi salah satu warisan budaya dan keagamaan yang patut dilestarikan di Samarinda. Klenteng ini juga menjadi saksi bisu dari perkembangan kota Samarinda, yang semakin maju dan modern.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Salah satu sudut Klenteng Thien Le Khong. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Klenteng Thien Ie Kong sebagai klenteng tertua di kota Samarinda, yang telah berdiri sejak tahun 1903 dan mulai berfungsi pada tahun 1905. Klenteng ini menjadi tempat bersejarah dan berdoa bagi warga Tionghoa Samarinda, khususnya generasi tua yang masih setia mengunjunginya.
Klenteng ini memiliki tuan rumah Dewi Tian Shang Sheng Mu, yang juga dikenal dengan nama Ma Zu atau Mak Co. Beliau adalah Dewi Laut, yang membantu dan melindungi para pelaut, serta keturunan Tionghoa di wilayah Selatan dan imigran di Asia Tenggara.
Salah satu pengunjung klenteng yang sudah berusia lanjut adalah Sui Ye Cin, yang berusia 82 tahun. Ia mengatakan bahwa ia sudah mengenal klenteng ini sejak kecil, dan selalu merayakan peristiwa-peristiwa penting di sana.
"Saya lahir dan besar di Samarinda, dan klenteng ini adalah tempat yang paling indah bagi saya. Saya melihat banyak perubahan di sini, dari rumah panggung menjadi bangunan permanen, tapi klenteng ini tetap ada," ujarnya.
Sui Ye Cin mengaku bahwa ia sering berdoa di klenteng ini, dengan harapan mendapatkan kesehatan dan kesuksesan. Ia juga menjelaskan cara berdoa yang ia lakukan, yaitu dengan mengucapkan dalam hati, dan membakar kertas yang bertuliskan doa.
"Kami percaya bahwa tuhan yang kami sembah akan membantu kami, jika kami berdoa dengan tulus. Kertas yang kami bakar adalah simbol dari doa kami, yang akan sampai ke langit," tuturnya.
Klenteng Thien Ie Kong menjadi salah satu warisan budaya dan keagamaan yang patut dilestarikan di Samarinda. Klenteng ini juga menjadi saksi bisu dari perkembangan kota Samarinda, yang semakin maju dan modern.
(Sf/Rs)