Kisah Sukses Mikajo Bakery: Roti Labu Kuning Premium dari Sangatta

    Seputarfakta.com-Lisda -

    Seputar Kaltim

    05 Oktober 2025 11:34 WIB

    Owner Mikajo Bakeri, Grace Yuanita. (Foto: Lisda/Seputarfakta.com)

    Sangatta - Berawal dari keinginan membuat camilan sehat untuk anaknya, Grace Yuanita tak menyangka eksperimen sederhana di dapur rumahnya berubah menjadi bisnis roti yang kini dikenal banyak orang.

    Mikajo Bakery, usaha roti milik Grace Yuanita, kini sukses menjual roti berbahan dasar labu kuning lokal dengan harga premium dan pasar yang terus berkembang.

    Grace, perempuan berusia 38 tahun yang lahir di Surabaya dan kini tinggal di Sangatta, Kutai Timur (Kutim), pertama kali mencoba membuat roti dari labu kuning pada 2018. Saat itu, anaknya sangat menyukai labu, tapi bosan jika hanya diolah menjadi kolak.

    “Anak-anak itu dulu suka labu kuning. Terus saya lihat ternyata bisa dibikin olahan selain kolak. Dari situ saya coba campur ke roti, akhirnya ya trial-error sampai bisa dijual,” ujar Grace saat ditemui di tokonya, Sabtu (5/10/2025).

    Tidak seperti roti pada umumnya, Produk buatan Mikajo Bakery memiliki varian yang bebas telur dan susu (vegan) serta cocok untuk konsumen yang memiliki alergi. Selain itu, roti ini juga bebas gluten dan kaya akan serat serta beta-karoten (yang memberi warna oranye) dari labu kuning.

    Harga roti Mikajo bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp35.000 per potong. Meski tidak murah, banyak konsumen tetap membeli karena kualitas dan manfaat kesehatannya.

    Kesuksesan Mikajo Bakery tidak datang dengan mudah. Grace mengaku banyak belajar dari program pembinaan yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dan LPB PAMA Banua Etam sejak 2018. Lewat program itu, ia mempelajari manajemen usaha, menjaga kebersihan produksi, hingga strategi pemasaran yang efektif.

    “Pendampingan itu sangat membantu. Saya jadi tahu bagaimana mengelola usaha dengan lebih baik, mengemas produk agar terlihat menarik, dan membuat roti yang benar-benar sehat,” katanya.

    Salah satu perubahan penting yang dilakukan Grace adalah menerapkan standar 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di dapurnya serta prinsip ramah lingkungan seperti zero waste (Bebas Sampah) dan pengurangan sampah produksi.

    Tidak hanya sukses secara bisnis, Mikajo Bakery juga berdampak positif bagi petani lokal. Grace menjalin kerja sama dengan petani labu di sekitar Sangatta untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. 

    “Bisnis ini bukan hanya soal jualan roti. Saya ingin juga membantu orang lain tumbuh bersama," ungkap Grace.

    Bagi Grace, kunci menjalankan usaha adalah konsistensi dan inovasi. Meski pernah mengalami masa sulit, ia tak pernah menyerah. Ia terus mencoba resep baru, memperbaiki kemasan, dan aktif memasarkan produk melalui media sosial.

    Saat ini, Mikajo Bakery dikenal sebagai pelopor roti sehat berbasis labu kuning di Sangatta. Kisah Grace Yuanita menjadi inspirasi bagi banyak pelaku UMKM lain, bahwa dengan tekad, fokus, dan kemauan belajar, produk lokal pun bisa naik kelas dan bersaing di pasar premium.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Kisah Sukses Mikajo Bakery: Roti Labu Kuning Premium dari Sangatta

    Seputarfakta.com-Lisda -

    Seputar Kaltim

    05 Oktober 2025 11:34 WIB

    Owner Mikajo Bakeri, Grace Yuanita. (Foto: Lisda/Seputarfakta.com)

    Sangatta - Berawal dari keinginan membuat camilan sehat untuk anaknya, Grace Yuanita tak menyangka eksperimen sederhana di dapur rumahnya berubah menjadi bisnis roti yang kini dikenal banyak orang.

    Mikajo Bakery, usaha roti milik Grace Yuanita, kini sukses menjual roti berbahan dasar labu kuning lokal dengan harga premium dan pasar yang terus berkembang.

    Grace, perempuan berusia 38 tahun yang lahir di Surabaya dan kini tinggal di Sangatta, Kutai Timur (Kutim), pertama kali mencoba membuat roti dari labu kuning pada 2018. Saat itu, anaknya sangat menyukai labu, tapi bosan jika hanya diolah menjadi kolak.

    “Anak-anak itu dulu suka labu kuning. Terus saya lihat ternyata bisa dibikin olahan selain kolak. Dari situ saya coba campur ke roti, akhirnya ya trial-error sampai bisa dijual,” ujar Grace saat ditemui di tokonya, Sabtu (5/10/2025).

    Tidak seperti roti pada umumnya, Produk buatan Mikajo Bakery memiliki varian yang bebas telur dan susu (vegan) serta cocok untuk konsumen yang memiliki alergi. Selain itu, roti ini juga bebas gluten dan kaya akan serat serta beta-karoten (yang memberi warna oranye) dari labu kuning.

    Harga roti Mikajo bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp35.000 per potong. Meski tidak murah, banyak konsumen tetap membeli karena kualitas dan manfaat kesehatannya.

    Kesuksesan Mikajo Bakery tidak datang dengan mudah. Grace mengaku banyak belajar dari program pembinaan yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dan LPB PAMA Banua Etam sejak 2018. Lewat program itu, ia mempelajari manajemen usaha, menjaga kebersihan produksi, hingga strategi pemasaran yang efektif.

    “Pendampingan itu sangat membantu. Saya jadi tahu bagaimana mengelola usaha dengan lebih baik, mengemas produk agar terlihat menarik, dan membuat roti yang benar-benar sehat,” katanya.

    Salah satu perubahan penting yang dilakukan Grace adalah menerapkan standar 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di dapurnya serta prinsip ramah lingkungan seperti zero waste (Bebas Sampah) dan pengurangan sampah produksi.

    Tidak hanya sukses secara bisnis, Mikajo Bakery juga berdampak positif bagi petani lokal. Grace menjalin kerja sama dengan petani labu di sekitar Sangatta untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. 

    “Bisnis ini bukan hanya soal jualan roti. Saya ingin juga membantu orang lain tumbuh bersama," ungkap Grace.

    Bagi Grace, kunci menjalankan usaha adalah konsistensi dan inovasi. Meski pernah mengalami masa sulit, ia tak pernah menyerah. Ia terus mencoba resep baru, memperbaiki kemasan, dan aktif memasarkan produk melalui media sosial.

    Saat ini, Mikajo Bakery dikenal sebagai pelopor roti sehat berbasis labu kuning di Sangatta. Kisah Grace Yuanita menjadi inspirasi bagi banyak pelaku UMKM lain, bahwa dengan tekad, fokus, dan kemauan belajar, produk lokal pun bisa naik kelas dan bersaing di pasar premium.

    (Sf/Rs)