Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Tenggarong - Ketimpangan distribusi tenaga kesehatan (nakes) masih terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Contohnya di Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu. Puskesmas Pembantu (Pusban) yang berada di wilayah ini kosong tanpa nakes.
Kepala Desa Margahayu, Rusdi mengatakan pihak desa telah memberikan insentif kepada dua bidan dan satu perawat melalui alokasi dana desa. Tapi kendala baru muncul, yakni adanya bidan atau perawat yang sudah digaji oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) tetapi tidak ditempatkan di desa.
Ia menyebut pusban di Margahayu masih dalam kondisi kosong tanpa perawat dan bidan. Padahal bangunan itu adalah bagian dari program pelayanan kesehatan dasar yang seharusnya difungsikan dengan optimal.
“Ini pusban, bukan polindes. Berarti dari dinas menugaskannya di situ. Tapi sejak bidannya pindah tugas, sudah satu tahun ini perawatnya juga tidak aktif,” kata Rusdi, Jumat (25/7/2025).
Pelayanan kesehatan kini hanya mengandalkan bidan dari desa yang diangkat berdasarkan Surat Keterangan (SK) dari kades. Rusdi menilai keberadaan nakes sangatlah krusial, melihat jumlah penduduk yang cukup besar di Margahayu.
Dirinya juga menyinggung program Satu Desa, Satu Dokter yang dinilai penting untuk menunjang kebutuhan masyarakat. Kalau program itu berjalan baik, maka sangat membantu masyarakat desa.
"Bagi kami pelayanan dasar kesehatan sangat penting dan dibutuhkan sekali di desa ini,” ujarnya.
Kemudian dia menjelaskan terkait fasilitas kesehatan yang sebagian besar alatnya telah dipenuhi melalui dana desa. Tetapi pihaknya masih mendapat bantuan dari program Prisma Sehat unuk pengadaan obat-obatan.
“Alhamdulillah untuk alat-alat kesehatan sudah ada anggarannya melalui program desa. Tapi kalau obat-obatan, kami masih dibantu oleh Prisma Sehat,” pungkasnya.
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Tenggarong - Ketimpangan distribusi tenaga kesehatan (nakes) masih terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Contohnya di Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu. Puskesmas Pembantu (Pusban) yang berada di wilayah ini kosong tanpa nakes.
Kepala Desa Margahayu, Rusdi mengatakan pihak desa telah memberikan insentif kepada dua bidan dan satu perawat melalui alokasi dana desa. Tapi kendala baru muncul, yakni adanya bidan atau perawat yang sudah digaji oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) tetapi tidak ditempatkan di desa.
Ia menyebut pusban di Margahayu masih dalam kondisi kosong tanpa perawat dan bidan. Padahal bangunan itu adalah bagian dari program pelayanan kesehatan dasar yang seharusnya difungsikan dengan optimal.
“Ini pusban, bukan polindes. Berarti dari dinas menugaskannya di situ. Tapi sejak bidannya pindah tugas, sudah satu tahun ini perawatnya juga tidak aktif,” kata Rusdi, Jumat (25/7/2025).
Pelayanan kesehatan kini hanya mengandalkan bidan dari desa yang diangkat berdasarkan Surat Keterangan (SK) dari kades. Rusdi menilai keberadaan nakes sangatlah krusial, melihat jumlah penduduk yang cukup besar di Margahayu.
Dirinya juga menyinggung program Satu Desa, Satu Dokter yang dinilai penting untuk menunjang kebutuhan masyarakat. Kalau program itu berjalan baik, maka sangat membantu masyarakat desa.
"Bagi kami pelayanan dasar kesehatan sangat penting dan dibutuhkan sekali di desa ini,” ujarnya.
Kemudian dia menjelaskan terkait fasilitas kesehatan yang sebagian besar alatnya telah dipenuhi melalui dana desa. Tetapi pihaknya masih mendapat bantuan dari program Prisma Sehat unuk pengadaan obat-obatan.
“Alhamdulillah untuk alat-alat kesehatan sudah ada anggarannya melalui program desa. Tapi kalau obat-obatan, kami masih dibantu oleh Prisma Sehat,” pungkasnya.
(Sf/Lo)