Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Penyusunan Dokumen Pra Study kelayakan jaringan jalur rel kereta api dalam kota Samarinda. (Foto: HO/Diskominfo Samarinda)
Samarinda - Pemerintah Kota Samarinda terus memacu pembangunan sistem transportasi massal modern dan ramah lingkungan, yakni kereta api (KA) Bandara APT Pranoto, yang merupakan salah satu program unggulan daerah ini. Target operasional KA Bandara APT Pranoto sudah dirancang dalam pra studi kelayakan atau pra Feasibility Study (FS) yang diperkirakan selesai pada tahun 2031.
"Kami masih harus menyelesaikan beberapa tahapan dalam pembangunan KA Bandara APT Pranoto ini. Tahapan kedua adalah menyelesaikan FS pada tahun 2024 dengan anggaran Rp1,5 miliar yang sudah disiapkan," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu, di Hotel Fugo, Samarinda, Senin (18/12/2023).
Menurut Manalu, setelah FS selesai, tahap ketiga Pemkot Samarinda bersama konsultan PT Andalan Mitra Nusantara akan menyiapkan dokumen survei, investigasi dan rancangan dasar pada tahun 2025. Kemudian tahap keempat, pada tahun 2026, akan dilakukan penyusunan dokumen lingkungan dan analisis dampak lalu lintas (Andalalin).
Tahap kelima adalah penyusunan dokumen Detail Engineering Design (DED), yang dijadwalkan selesai pada tahun 2027. Tahap keenam adalah pengadaan lahan dan pelaksanaan kerja, yang dimulai pada tahun 2028 dan berakhir pada tahun 2030. Tahap ketujuh adalah uji coba dan operasional, yang ditargetkan pada tahun 2031.
Pembangunan KA Bandara APT Pranoto sejalan dengan dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) dan Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL), yang mencakup rencana pengembangan jalur kereta api trans Kalimantan yang melintasi Kota Samarinda. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Samarinda untuk mengembangkan transportasi publik yang efisien dan berkelanjutan.
Manalu menyebut pembangunan KA Bandara APT Pranoto sangat dibutuhkan mengingat pertumbuhan lalu lintas di Kota Samarinda mencapai 4,57 persen per tahun. "Dengan adanya KA Bandara APT Pranoto, diharapkan volume lalu lintas di beberapa ruas jalan menuju bandara bisa berkurang," kata Manalu.
Ia membeberkan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan sebesar Rp2,3 triliun dalam menempuh jalur kereta kurang lebih 29,16 kilometer dengan jenis konstruksi berupa rel kereta elevated dan at grade.
Jalur itu disebut dengan alternatif 5 merupakan alternatif yang terbaik berdasarkan penelitian multi kriteria dengan mengacu pada pasal 11 peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No 11 Tahun 2012 Tentang Tata Cara penetapan Trase Jalur Kereta Api.
Jadi, rute jalur alternatif 5 adalah Loa Buah (Sekitar Jl KH Hasim Ashari), Jalan Mas Mansur, Terminal Sei Kunjang, Jalan Slamet Riyadi, Islamic center, Jalan Gajah Mada, Jalan KH Abdul Hasan, Agus Salim, Bandara Temindung, Terminal Lempake hingga Bandara APT Pranoto.
Dalam kajian ini, perlu adanya pengembangan dari hasil kelayakan finansial lagi dari pihak konsultan, karena seluruh perhitungannya masih tidak layak. "Kita sudah melihat dari konsultan secara finansial tidak layak, tetapi secara ekonomi layak, jika hasil studi kelayakan nantinya masih tidak menunjukkan kelayakan finansial, kami akan mencari solusi," tuturnya.
Hal itu dinilai dari biaya operasi kereta per lintas sebesar biaya operasional Kereta Bandara APT Pranoto sebesar Rp3,6 juta atau dalam sehari dibutuhkan biaya Rp86 juta. Sehingga daripada itu, terdapat rekomendasi lainnya agar terciptanya ruang finansial dan ekonomi.
"Dari hasil rekomendasi yang dipaparkan, kami akan memulai koordinasi dengan pihak maskapai untuk menambah penerbangan. Selain itu, kami akan membuat daya tarik perjalanan dengan meningkatkan obyek wisata disekitar yang menarik, dan masih banyak lagi," pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Penyusunan Dokumen Pra Study kelayakan jaringan jalur rel kereta api dalam kota Samarinda. (Foto: HO/Diskominfo Samarinda)
Samarinda - Pemerintah Kota Samarinda terus memacu pembangunan sistem transportasi massal modern dan ramah lingkungan, yakni kereta api (KA) Bandara APT Pranoto, yang merupakan salah satu program unggulan daerah ini. Target operasional KA Bandara APT Pranoto sudah dirancang dalam pra studi kelayakan atau pra Feasibility Study (FS) yang diperkirakan selesai pada tahun 2031.
"Kami masih harus menyelesaikan beberapa tahapan dalam pembangunan KA Bandara APT Pranoto ini. Tahapan kedua adalah menyelesaikan FS pada tahun 2024 dengan anggaran Rp1,5 miliar yang sudah disiapkan," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu, di Hotel Fugo, Samarinda, Senin (18/12/2023).
Menurut Manalu, setelah FS selesai, tahap ketiga Pemkot Samarinda bersama konsultan PT Andalan Mitra Nusantara akan menyiapkan dokumen survei, investigasi dan rancangan dasar pada tahun 2025. Kemudian tahap keempat, pada tahun 2026, akan dilakukan penyusunan dokumen lingkungan dan analisis dampak lalu lintas (Andalalin).
Tahap kelima adalah penyusunan dokumen Detail Engineering Design (DED), yang dijadwalkan selesai pada tahun 2027. Tahap keenam adalah pengadaan lahan dan pelaksanaan kerja, yang dimulai pada tahun 2028 dan berakhir pada tahun 2030. Tahap ketujuh adalah uji coba dan operasional, yang ditargetkan pada tahun 2031.
Pembangunan KA Bandara APT Pranoto sejalan dengan dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) dan Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL), yang mencakup rencana pengembangan jalur kereta api trans Kalimantan yang melintasi Kota Samarinda. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Samarinda untuk mengembangkan transportasi publik yang efisien dan berkelanjutan.
Manalu menyebut pembangunan KA Bandara APT Pranoto sangat dibutuhkan mengingat pertumbuhan lalu lintas di Kota Samarinda mencapai 4,57 persen per tahun. "Dengan adanya KA Bandara APT Pranoto, diharapkan volume lalu lintas di beberapa ruas jalan menuju bandara bisa berkurang," kata Manalu.
Ia membeberkan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan sebesar Rp2,3 triliun dalam menempuh jalur kereta kurang lebih 29,16 kilometer dengan jenis konstruksi berupa rel kereta elevated dan at grade.
Jalur itu disebut dengan alternatif 5 merupakan alternatif yang terbaik berdasarkan penelitian multi kriteria dengan mengacu pada pasal 11 peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No 11 Tahun 2012 Tentang Tata Cara penetapan Trase Jalur Kereta Api.
Jadi, rute jalur alternatif 5 adalah Loa Buah (Sekitar Jl KH Hasim Ashari), Jalan Mas Mansur, Terminal Sei Kunjang, Jalan Slamet Riyadi, Islamic center, Jalan Gajah Mada, Jalan KH Abdul Hasan, Agus Salim, Bandara Temindung, Terminal Lempake hingga Bandara APT Pranoto.
Dalam kajian ini, perlu adanya pengembangan dari hasil kelayakan finansial lagi dari pihak konsultan, karena seluruh perhitungannya masih tidak layak. "Kita sudah melihat dari konsultan secara finansial tidak layak, tetapi secara ekonomi layak, jika hasil studi kelayakan nantinya masih tidak menunjukkan kelayakan finansial, kami akan mencari solusi," tuturnya.
Hal itu dinilai dari biaya operasi kereta per lintas sebesar biaya operasional Kereta Bandara APT Pranoto sebesar Rp3,6 juta atau dalam sehari dibutuhkan biaya Rp86 juta. Sehingga daripada itu, terdapat rekomendasi lainnya agar terciptanya ruang finansial dan ekonomi.
"Dari hasil rekomendasi yang dipaparkan, kami akan memulai koordinasi dengan pihak maskapai untuk menambah penerbangan. Selain itu, kami akan membuat daya tarik perjalanan dengan meningkatkan obyek wisata disekitar yang menarik, dan masih banyak lagi," pungkasnya.
(Sf/Rs)