Kerajinan Serat Kayu Talun Khas Dayak Terancam Punah, Bahan Baku Makin Langka

    Seputarfakta.com-Lisda -

    Seputar Kaltim

    02 Juli 2025 12:37 WIB

    Salah satu pengrajin Kerajinan tradisional dari serat kayu talun, Ibu Tuen. (Foto: Lisda/Seputarfakta.com)

    Sangatta - Kerajinan tradisional dari serat kayu talun, yang merupakan warisan budaya masyarakat Dayak di Kutai Timur, kini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Kayu talun sebagai bahan baku utama semakin sulit ditemukan akibat alih fungsi hutan dan lambatnya pertumbuhan kembali pohon.

    Salah satu pengrajin, Ibu Tuen menyampaikan proses pembuatan kerajinan dari kayu talun membutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak singkat. Kulit kayu diambil secara manual dari pohon talun, lalu dipukul perlahan hingga seratnya terlepas, dikeringkan, dan diolah menjadi bahan dasar tas, topi, atau rompi.

    “Setiap potong serat saya buat dengan cara tradisional. Serat terbaik cuma bisa didapat kalau panennya pas di bulan tua,” jelas Tuen saat ditemui di Expo Dinas Koperasi dan UMKM Kutim,  Rabu, (2/7/2025)

    Ia menambahkan kayu talun kini semakin langka dan hanya bisa didapat dari hutan-hutan di pedalaman. Selain sulit dicari, ada aturan adat yang harus dipatuhi terkait waktu pengambilan kayu.

    “Kalau salah ambil waktu, seratnya susah keluar. Itu sudah jadi ilmu dari nenek moyang kami,” tambahnya.

    Meski prosesnya panjang, Ibu Tuen tetap melanjutkan tradisi ini karena baginya kerajinan ini bukan sekadar produk jualan, tetapi bagian dari identitas budaya yang harus dijaga.

    "Ini bukan hanya kerajinan, tapi simbol budaya kami. Kalau kayu talun hilang, warisan kami juga akan hilang,” pungkasnya.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Kerajinan Serat Kayu Talun Khas Dayak Terancam Punah, Bahan Baku Makin Langka

    Seputarfakta.com-Lisda -

    Seputar Kaltim

    02 Juli 2025 12:37 WIB

    Salah satu pengrajin Kerajinan tradisional dari serat kayu talun, Ibu Tuen. (Foto: Lisda/Seputarfakta.com)

    Sangatta - Kerajinan tradisional dari serat kayu talun, yang merupakan warisan budaya masyarakat Dayak di Kutai Timur, kini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Kayu talun sebagai bahan baku utama semakin sulit ditemukan akibat alih fungsi hutan dan lambatnya pertumbuhan kembali pohon.

    Salah satu pengrajin, Ibu Tuen menyampaikan proses pembuatan kerajinan dari kayu talun membutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak singkat. Kulit kayu diambil secara manual dari pohon talun, lalu dipukul perlahan hingga seratnya terlepas, dikeringkan, dan diolah menjadi bahan dasar tas, topi, atau rompi.

    “Setiap potong serat saya buat dengan cara tradisional. Serat terbaik cuma bisa didapat kalau panennya pas di bulan tua,” jelas Tuen saat ditemui di Expo Dinas Koperasi dan UMKM Kutim,  Rabu, (2/7/2025)

    Ia menambahkan kayu talun kini semakin langka dan hanya bisa didapat dari hutan-hutan di pedalaman. Selain sulit dicari, ada aturan adat yang harus dipatuhi terkait waktu pengambilan kayu.

    “Kalau salah ambil waktu, seratnya susah keluar. Itu sudah jadi ilmu dari nenek moyang kami,” tambahnya.

    Meski prosesnya panjang, Ibu Tuen tetap melanjutkan tradisi ini karena baginya kerajinan ini bukan sekadar produk jualan, tetapi bagian dari identitas budaya yang harus dijaga.

    "Ini bukan hanya kerajinan, tapi simbol budaya kami. Kalau kayu talun hilang, warisan kami juga akan hilang,” pungkasnya.

    (Sf/Rs)