Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Alwiati. (Foto: Dok/Seputarfakta.com)
Balikpapan – Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi warga Balikpapan. Dalam empat bulan terakhir, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan telah memeriksa lebih dari 6.000 warga yang dicurigai mengidap TBC. Hasilnya, 833 orang dinyatakan positif, dan 21 di antaranya meninggal dunia.
Kepala DKK Balikpapan, Alwiati, mengingatkan bahwa TBC bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala mencurigakan, seperti batuk berkepanjangan, demam, dan sesak napas.
“Kalau batuk tidak sembuh-sembuh, sebaiknya langsung ke Puskesmas. Pemeriksaannya gratis, sudah difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).
Data dari DKK menunjukkan bahwa jumlah kasus TBC di Balikpapan mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Di tahun 2023 terdapat 17.213 warga diskrining, 3.120 positif, 70 meninggal. Lalu di tahun 2024 terdapat 17.261 diskrining, 2.783 positif dan 80 meninggal.
“Sementara mulai Januari–April 2025 terdapat 6.212 diskrining, 833 positif dan 21 meninggal,” terang Alwiati.
Dikatakan, bahwa TBC menular lewat udara, terutama dari percikan ludah saat pasien batuk. Bahkan, anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pasien sangat berisiko tertular jika tidak segera ditangani.
Meski menular, TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan rutin. Karena itu, Dinas Kesehatan terus aktif memantau dan memeriksa orang-orang yang kontak erat dengan pasien.
“Pengobatannya bisa 6 bulan atau lebih, tergantung kondisi. Tapi yang penting, harus rutin dan tidak boleh putus minum obat,” tegasnya.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat diminta untuk menjalani pola hidup sehat, menjaga kebersihan rumah, serta mengonsumsi makanan bergizi.
“Jangan merokok, dan makan yang bergizi. Itu sudah sangat membantu mencegah penularan,” paparnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maya Sari -
Seputar Kaltim
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Alwiati. (Foto: Dok/Seputarfakta.com)
Balikpapan – Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi warga Balikpapan. Dalam empat bulan terakhir, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan telah memeriksa lebih dari 6.000 warga yang dicurigai mengidap TBC. Hasilnya, 833 orang dinyatakan positif, dan 21 di antaranya meninggal dunia.
Kepala DKK Balikpapan, Alwiati, mengingatkan bahwa TBC bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala mencurigakan, seperti batuk berkepanjangan, demam, dan sesak napas.
“Kalau batuk tidak sembuh-sembuh, sebaiknya langsung ke Puskesmas. Pemeriksaannya gratis, sudah difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).
Data dari DKK menunjukkan bahwa jumlah kasus TBC di Balikpapan mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Di tahun 2023 terdapat 17.213 warga diskrining, 3.120 positif, 70 meninggal. Lalu di tahun 2024 terdapat 17.261 diskrining, 2.783 positif dan 80 meninggal.
“Sementara mulai Januari–April 2025 terdapat 6.212 diskrining, 833 positif dan 21 meninggal,” terang Alwiati.
Dikatakan, bahwa TBC menular lewat udara, terutama dari percikan ludah saat pasien batuk. Bahkan, anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pasien sangat berisiko tertular jika tidak segera ditangani.
Meski menular, TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan rutin. Karena itu, Dinas Kesehatan terus aktif memantau dan memeriksa orang-orang yang kontak erat dengan pasien.
“Pengobatannya bisa 6 bulan atau lebih, tergantung kondisi. Tapi yang penting, harus rutin dan tidak boleh putus minum obat,” tegasnya.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat diminta untuk menjalani pola hidup sehat, menjaga kebersihan rumah, serta mengonsumsi makanan bergizi.
“Jangan merokok, dan makan yang bergizi. Itu sudah sangat membantu mencegah penularan,” paparnya.
(Sf/Rs)